Berita

ilustrasi

HARGA BBM NAIK

PKS: Masak Kami Tak Boleh Gunakan Hak Konstitusi

SENIN, 26 MARET 2012 | 12:22 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Partai Keadilan Sejahtera memberikan alternatif terkait rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) tidak ada hubungannya dengan partai koalisi. Apalagi, koalisi juga tidak mensyaratkan harus menerima semua usul pemerintah.

"Yang namanya berkoalisi, menurut pemahaman kami, tidak serta merta menerima satu pilihan," ujar Sekretaris Fraksi PKS Abdul Hakim kepada Rakyat Merdeka Online tadi pagi.

PKS memberikan masukan dan opsi alternatif, selain menaikkan harga BBM, semata-mata menjalankan hak konstitusi sebagai tugas DPR.

"Sekarang proses pembahasan sedang dilakukan. Kami ingin menggunakan hak konstitusi. Kami melakukan pembahasan. Masak nggak boleh dibahas, nggak boleh diberikan alternatif," ungkapnya.

Abdul Hakim menegaskan, selama masih terbuka untuk memberikan masukan, PKS akan menggunakan hak konstitusi tersebut. Yaitu menawarkan analisa, alternatif, dan terlibat dalam pembahasan tersebut.

"Namanya hak konsititusi harus digunakan. Sekarang ruangnya pembahasan. Kita bahas bersama mana alternatif yang terbaik untuk rakyat, bangsa dan negara," ungkapnya.

Tentu, tambahnya, PKS akan memutuskan opsi mana yang akan diambil pada akhirnya. PKS akan mempertimbangkan mana yang terbaik untuk rakyat, bangsa, dan negara.

Kemarin, rapat pemerintah bersama Badan Anggaran melahirkan dua opsi. Pertama, subsidi energi dianggarkan sebesar Rp 225 triliun dengan catatan pasal 7 ayat 6 UU APBN 2012 dicabut. Artinya pemerintah bisa menyesuaikan harga BBM dengan harga minyak dunia.

Opsi kedua ditawarkan dengan lebih rinci. Total subsidi Rp 266 triliun, dengan detil subsidi BBM Rp 176 triliun, subsidi listrik 65 triliun, dan cadangan risiko fiskal Rp 23 triliun. Namun, pada opsi yang diusung tiga partai (PDI-P, Gerindra, dan Hanura) ini, pasal 7 ayat 6 UU APBN tidak dicabut. Sehingga pemerintah tak bisa menaikkan harga BBM. [zul]


Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya