Berita

ilustrasi tni

Rezim Pengkhianat Konstitusi, Musuh Sejati TNI

SENIN, 26 MARET 2012 | 10:27 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Pemerintah tidak menganggap penting protes DPR dan publik luas atas pengerahan satuan TNI untuk berhadapan dengan demonstran anti kenaikan harga BBM di DKI Jakarta dan kota besar lain.

Tadi malam, dari pantauan warga yang diwawancara Rakyat Merdeka Online, kendaraan militer milik Kodam III Siliwangi juga mulai memasuki Jakarta.

Jauh hari sebelumnya, Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin mengingatkan dalam pasal 7 ayat ( 2 ) UU TNI disebutkan bahwa ada 14  macam tugas TNI yang termasuk dalam OMSP (operasi militer selain perang), salah satunya adalah membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia. Tapi dalam ayat ( 3 )  tertera jelas bahwa ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara yang sampai sekarang belum dilakukan Presiden dan DPR.


Tokoh aktivis reformasi 98, Ahmad Kasino, mengecam kencenderungan represifitas negara menghadapi gerakan masyarakat yang memperjuangkan nasib mereka.

"TNI digunakan ketika ada ancaman dari luar negeri seperti serangan negara luar ke Indonesia. Sedangkan di dalam negeri TNI digunakan ketika ada ancaman ideologi bangsa maupun eksistensi negara," ucap Kasino beberapa waktu lalu.

Sedangkan menaikkan harga BBM adalah kebijakan rezim yang mengakomodir kepentingan mafia migas dan kepentingan asing, jadi tidak ada hubungannya dengan penyelamatan anggaran.

Dia memperhatikan analisa mendalam dari beberapa ekonom independen dan nasionalis soal harga BBM yang mestinya tidak perlu dinaikkan karena harga minyak dunia cenderung turun dan kalau dihitung cost production-nya maka angka Rp 4500 masih menguntungkan.

"Jadi kebijakan rezim SBY yang neo-liberal yang melanggar konstitusi, sehingga TNI harusnya menghadapi rezim SBY-Boediono yang sudah mengkhianati konstitusi bukan menghadapi mahasiswa, buruh dan rakyat yang menolak kenaikan harga BBM," sesalnya.[ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya