Berita

ilustrasi/ist

On The Spot

Pedagang Bensin Eceran Beli Dari Sopir Angkot

Jelang Kenaikan Harga BBM, Dilarang Beli Pakai Jerigen
MINGGU, 25 MARET 2012 | 09:09 WIB

RMOL.Simang menuangkan bensin ke tangki sepeda motor yang mendatangi kiosnya di Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan. Usai mengisikan BBM, pedagang bensin eceran ini menerima beberapa lembar uang pecahan ribuan.

“Motor itu kehabisan bensin,” kata pria berpeci yang sudah ber­usia 60 tahun itu. Satu liter bensin dalam botol kaca ia jual Rp 6.000. Lebih tinggi harga bensin di SPBU yang hanya Rp 4.500 per liter.

Walaupun bensin yang dijual­nya lebih mahal dari SPBU tapi banyak pemotor yang datang ke kiosnya untuk mengisi BBM. Se­tiap hari dia mampu menjual 25 liter bensin. Sebagian besar pem­belinya penduduk Pondok Cabe. “Mereka biasanya malas ke SPBU karena jauh dan memilih membeli di sini,” kata dia.

Dari mana Simang mem­per­oleh bensin untuk dijual eceran? Ter­nyata dia juga mem­per­oleh­nya dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di kawasan Ci­rendeu, Ciputat. “Seminggu dua kali saya beli bensin,” katanya.

Ia membeli bensin di SPBU menggunakan jerigen besar yang mampu menampung 60 liter. Ia membelinya tengah malam. “Saya nggak enak sama orang bila mem­beli di siang hari, takut disalah­artikan macam-macam,” katanya.

Namun dua minggu terakhir, dia mengaku kesulitan bila ingin membeli bensin di SPBU. Sebab, petugas SPBU tak lagi melayani pembelian dengan jerigen.  “Saya jadi bingung, padahal saya hanya ingin mengecer bensin dan bukan untuk menimbun,” katanya.

Tak habis pikir, dia lalu bekerja sama dengan sopir angkot agar bisa memperoleh bensin. “Saya minta sopir angkot mengisi tang­ki mobil sepenuh mungkin. Sete­lah itu, saya mengambil 25 liter dengan menggunakan selang dan dimasukkan ke dalam botol untuk dijual lagi,” jelasnya.

Simang membeli setiap liter ben­sin dari sopir angkot Rp 5 ribu. Ia menjual kembali seharga Rp 6 ribu liter.

Lantaran hanya bisa mem­per­oleh 25 liter sehari, keun­tu­ngan­nya pun menurun. Setiap hari dia hanya memperoleh Rp 25 ribu. “Uangnya untuk beli makan dan minum,” kata ayah empat anak ini.

Menjelang kenaikan harga BBM, Pertamina melarang SPBU melayani pembelian dengan jerigen. Selain itu, aparat ke­ama­nan ditempatkan di SPBU untuk menghindari penimbunan.

Simang yakin situasi ini tak berlangsung lama. “Kalau harga BBM sudah naik saya akan laku­kan pakai jerigen lagi,” katanya.

Bila nanti harga bensin dinaik­kan menjadi Rp 6 ribu per liter, Si­mang berencana menjual ece­ran dengan harga Rp 7 ribu per liter.

SPBU tempat Simang membeli bensin dengan jerigen terletak di Jalan Cirendeu, Ciputat. SPBU ini tergolong besar dengan de­lapan dispenser.

Stasiun yang buka 24 jam ini menjual beraneka ragam bahan bakar minyak (BBM) mulai dari Premium, Pertamax, Pertamax plus dan Bio Solar.

Lokasinya berada di pinggir ja­lan besar sehingga mudah di­jang­kau kendaraan bermotor. Masuk ke dalam terhampar area pengi­sian yang begitu lapang.

Di sisi kanan disediakan empat dispenser untuk kendaraan roda empat. Masing-masing dispenser berisi tiga selang di bagian depan dan tiga selang di belakang. Di sini untuk mengisi Pertamax plus, Pertamax, Premium dan Bio solar.

Di bagian tengah disediakan dua dispenser yang masing-ma­singnya berisi dua selang di ba­gi­an depan dan dua selang di ba­gi­an belakang. Di sini untuk pengisian Premium dan Bio solar khusus kendaraan roda empat atau lebih.

Di bagian paling kiri tersedia dua dispenser yang mengalirkan Pertamax dan Premium. Setiap dispensernya memiliki empat se­lang di depan dan belakang. Tem­pat ini diperuntukkan untuk ken­daraan roda dua.

Terlihat tujuh penjaga SPBU mengisi bensin dengan mengena­kan pakaian serba merah yang  di­lengkapi dengan topi. Selain tempat pengisian BBM, SPBU ini menyediakan fasilitas mushola, minimarket dan mesin pengisi angin.

Aziz, Manager Operasional SPBU ini mengatakan sudah me­nerima surat edaran dari Per­ta­mi­na agar tak melayani pembelian bensin dengan menggunakan jerigen.

Dengan adanya surat edaran ter­sebut, pihaknya langsung mem­­buat aturan dengan mem­batasi pembelian bensin yang mem­bawa jerigen. “Mereka ha­nya dapat membeli sebesar Rp 10 ribu tidak boleh lebih dari itu,” katanya.

Sedangkan untuk angkot, me­nurut pria berjenggot ini, pihak­nya tidak memberikan batasan pembelian. Sebab selama ini ti­dak ada kecurigaan untuk me­nim­bun BBM. “Kami kenal se­mua angkot disini, tidak ada gela­gat yang aneh dari mereka,” katanya.

Azis menjelaskan, setiap hari stasiun ini menghabiskan 18 ribu liter Premium dan 10 ribu liter Per­tamax. “Jumlah tersebut nor­mal, tidak ada lonjakan terhadap pembelian bensin,” katanya.

Malahan, kata dia, permintaan terhadap Pertamax sedikit naik menjadi 5 ribu liter per hari. “Mungkin pemilik kendaraan bermotor sudah mulai mencoba menggunakan Pertamax,” katanya.

Azis mengatakan menjelang kenaikan harga BBM ini prosedur prosedur pengiriman BBM ke SPBU ini diubah. Truk pe­ngang­kut BBM datang untuk mengisi pada malam hari. “Kalau siang hari takut ada pen­demo yang me­nyandera tang­ki dan dikha­wa­tirkan bisa mengganggu distri­busi BBM,” katanya.

Selama ini, kata Azis, pihaknya selalu berkoordinasi dengan Bin­tara Pembina Desa (Babinsa) dan Polsek Ciputat bila yang men­curigakan. “Alhamdulillah sam­pai saat ini tidak ada kejadian yang mengkhawatirkan,” katanya.

14 Ribu Polisi Jaga SPBU Dan Demo BBM

Polda Metro Jaya menge­rahkan 14 ribu personilnya un­tuk mengamankan jalannya aksi penolakan bahan bakar mi­nyak (BBM). Selain dem­ons­tran, personil juga diterjunkan untuk mengamankan SPBU-SPBU yang ada di Jabodetabek.

“Tiap SPBU dijaga anggota, kemudian kita menjaga ke­lan­caran distribusi BBM dari Per­tamina. Jangan sampai ter­ham­bat sehingga ada kelangkaan,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto.

Rikwanto mengatakan, da­lam mengamankan SPBU ini pihaknya bekerjasama dengan Pertamina. Bentuk kerja sama itu adalah dengan menekankan agar SPBU tidak melanggar hukum dengan melakukan pe­nim­bunan.

Seperti mengatakan stoknya su­dah habis, meskipun masih ada atau banyak. Terkait hal ini pula Pol­da meminta Pertamina untuk lebih sigap dalam menangani kehabisan stok di masing-masing SPBU.

“Kita juga menginfromasikan kepada Pertamina apabila salah satu SPBU sudah kehabisan BBM dan antrean masih panjang, kita bisa call ke Pertamina untuk ke­mungkinan ditambah kuota, su­paya kelangakaan teratasi,” je­lasnya.

Pelakunya Sopir Sampai Oknum Polisi

Penimbunan BBM Bersubsidi

Sejumlah pihak mencoba mencari keuntungan menjelang kenaikan harga BBM. Mereka mengumpulkan BBM lalu me­nimbunnya. BBM akan dijual ketika harganya sudah naik.

Aparat kepolisian mengun­g­kap sejumlah kasus penim­bu­nan BBM. Di Lampung, 1.000 liter BBM jenis premium di­timbun dan disimpan dalam 20 jeriken masing-masing 30 liter dan dua drum besar masing-ma­sing berisi 200 liter.

Berbekal surat dari pihak kecamatan dan Pertamina yang di­salahgunakan, pelaku ber­nama Zainuddin bisa membeli BBM jenis premium sebanyak 100 liter per hari. Ulah licik pelaku akhir­nya terbongkar setelah ada warga yang melapor ke polisi.

Aksi penimbunan juga terjadi di Kupang, Nusa Tenggara Ti­mur. Polisi menemukan 9.000 liter BBM jenis solar di sebuah pabrik pengolahan aspal di Desa Baumata.

Pelaku sengaja memodifikasi tangki truknya. Jika kondisi normal, tangki truk hanya me­nampung 60 liter, setelah di­mo­difikasi mampu menampung sebanyak 150 liter solar. Dalam sehari satu truk membeli solar se­banyak tiga kali.

Tak cuma truk, warga juga nekat memodifikasi sepeda motor. Tangki tambahan yang me­nyerupai kaleng diletakkan tepat di belakang pengemudi motor. Jika tangki motor biasa hanya menampung maksimal tiga liter, dengan dimodifikasi tangki mampu menampung 30 hingga 100 liter.

Polres Jember menetapkan empat awak bus pengiriman paket sebagai tersangka penim­b­unan BBM. Mereka terbukti menampung solar sebanyak 20.000 liter dalam bis yang yang didesain khusus. Aksi para awak bis dike­ta­hui setelah petugas SPBU curiga pada so­pir bus yang terus me­ne­rus me­ngisi BBM melebihi kapasitas.

Biasanya, tangki BBM bus ha­nya mampu menampung 600 liter solar. Namun bagian dalam bus sudah didesain khusus de­ngan memasang 12 tangki besar sehingga bisa menam­pung 20 ribu liter. Bus milik PO Akas Pro­bolinggo membeli BBM di se­jumlah SPBU di sejumlah kota.

Para pelaku mengaku sudah dua kali membeli BBM dengan im­balan 200 ribu rupiah dari pe­milik bis. Polisi tengah me­ngejar pemilik bis berinisial RO yang dituding menjadi pelaku utama penimbunan BBM.

Sementara itu, Polda Sumut menangkap 22 orang diduga penimbun premium, solar dan minyak tanah yang merupakan BBM bersubsidi. Mereka di­tangkap dari sejumlah lokasi ber­beda di Sumatera Utara.

“Mereka ditangkap atas du­gaan melakukan penimbunan dan pengoplosan. Dari 22 ter­sangka, empat di antaranya ok­num TNI dan oknum polisi,” kata Kabid Humas Poldasu Kom­bes Heru Prakoso.

Polisi menangkap MFS de­ngan barang bukti 5 drum (1.000) BBM solar bersubsidi dan mobil pickup BB 8319 NC pengangkut solar. BBM itu di­peroleh dari tiga SPBU, ke­mu­dian dijual ke kapal penumpang Sumber Karya Rejeki.

Praka S ditangkap di Gudang PT Timur Jaya (bekas gudang arang) di Sungai Beting, Kuala Kapias,Teluknibung, Tan­jungbalai dengan barang bukti 15 drum berisi 3.000 liter solar bersubsidi.

Di gudang milik Ak, polisi me­nemukan pickupL-300 BK 8695 CC yang telah dimo­di­fi­ka­si mampu memuat solar 2.000 liter disimpan dalam tangki duduk menggunakan me­sin pompa. Saat itu Ak dan seorang oknum TNI berinisial H turut diamankan.

Polisi juga menangkap S dan MD (sopir) karena mengangkut minyak tanah menggunakan truk fuso tangki dari Bukittinggi tu­juan Belawan tanpa dileng­ka­pi dokumen. Turut diamankan truk fuso BH 8655 AJ berisi 30 ton minyak tanah,serta selem­bar surat pengantar.

Polres Simalungun menang­kap M (Yon Chung) dari SPBU Serbelawan Jl. Merdeka 07 dan menyita 10 drum berisi 2.000 liter solar yang akan dikirim ke satu perusahaan dan  dua truk Colt Diesel.

Polres Samosir menangkap 6 tersangka penimbun BBM dari ka­wasan Pardomuan I, Kec. Pa­ngururan. Mereka yakni EPS, dengan barang bukti dua drum solar berisi 400 liter. Dari MMB disita dua drum bensin 380 liter, empat jeriken bensin 33 liter. Dari RL tiga drum bensin 594 liter, lima jeriken solar 165 liter.

Dari SMS disita empat drum ben­sin 670 liter. Dari RS 400 liter solar, 10 jeriken berisi 330 liter, enam jeriken bensin 198 liter, dua drum solar 240 liter, tiga jeriken solar 97 liter.

Oknum polisi Brigadir WS dan Briptu RAG ditangkap apa­rat Polres Padang Sidempuan di SPBU Jalan Serma Lian, Pa­dang­sidempuan. [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

UPDATE

10 Tahun Rezim Jokowi Dapat 3 Rapor Biru, 1 Rapor Merah

Kamis, 10 Oktober 2024 | 18:05

Konflik Geopolitik Global Berpotensi Picu Kerugian Ekonomi Dunia hingga Rp227 Ribu Triliun

Kamis, 10 Oktober 2024 | 18:04

Arzeti Minta Korban Pencabulan di Panti Asuhan Darussalam Annur Dapat Pendampingan Psikologis

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:58

KPK Sita Agunan dan Sertifikat dalam Kasus Korupsi BPR Bank Jepara Artha

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:42

Gerindra Bakal Bangun Oposisi untuk Kontrol Parpol Koalisi?

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:28

Imigrasi Tangkap Buronan Interpol Asal China di Bali

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:28

Hari Ini, Andi Arief Terbang ke India untuk Transplantasi Hati

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:23

Prabowo Hadiri Forum Sinergitas Legislator PKB, Diteriaki "Presiden Kita Berkah"

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:11

Akomodir Menteri Jokowi, Prabowo Ingin Transisi Tanpa Gejolak

Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:59

Prabowo Tak Akan Frontal Geser Jokowi

Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:44

Selengkapnya