Berita

Prof. Subur Budhisantoso

Wawancara

WAWANCARA

Prof. Subur Budhisantoso: Pak SBY Ingin Anak Buahnya Tak Cuma Pandai Berkoar-koar

KAMIS, 22 MARET 2012 | 08:53 WIB

RMOL. Bekas Ketua Umum Partai Demokrat Subur Budhisantoso mengimbau Presiden SBY tidak perlu khawatir akan adanya ancaman yang ingin melakukan penggulingan terhadap dirinya. Soalnya sampai saat ini, masih banyak pihak yang menginginkan Presiden SBY tetap memimpin sampai 2014.

Siapa dia? “Itu para elit politik yang sampai saat ini merasa nya­man dengan gaya pemerintahan yang dilakukan SBY. Mereka bu­kan hanya yang ada di pe­me­rintahan, melainkan juga yang be­r­ada di luar pemerintahan,” ujar­nya kepada Rakyat Merdeka, ke­marin. Berikut ku­tip­an wawan­ca­ranya?


Kenapa Presiden seringkali mengungkap adanya ancaman ke­pada dirinya, termasuk yang terbaru di Cikeas Minggu (18/3)?

Namanya Presiden itu berhak mengatakan apa saja kepada rak­yatnya terhadap apa yang dila­kukan. Sebab itu bagian dari ko­mu­nikasi massa dan gaya ke­pe­mim­pinan. Hanya sekarang ba­gai­mana kita menanggapi per­nyataan Pak SBY itu secara bijak dan cer­das, bukan lantas menghujatnya.

Dan saya yakin Pak SBY sudah paham banyak resiko untuk menjadi presiden. Ibarat pohon, pre­siden ini berada di bagian pa­ling atas dari pohon itu. Se­makin tinggi dia berada, maka akan se­makin kencang goyangan yang da­tang terhadapnya.

Menjadi pre­siden, tentunya ada yang suka dan ada yang tidak suka. Terkait an­caman, se­be­nar­nya tidak usah dibicarakan pun, gerakan yang tidak suka terhadap presidennya pasti ada. Dan ini tugas intelijen me­nye­le­saikannya.


Memang Apa yang Anda tang­kap dari pernyataan Pre­siden tersebut?

Apa yang disampaikan Pak SBY sebenarnya adalah sindiran keras kepada semua pihak yang selama ini berada di lingkaran ke­kuasaan. Apakah mereka yang ber­asal dari internal Partai De­mokrat atau dari partai lain yang saat ini tergabung dalam koalisi. Pe­san itu adalah kecemasan pre­siden atas kinerja anak buahnya yang kurang memuaskan dan perlu ditingkatkan kembali. Pak SBY mencoba menggambarkan, kalau para anak buahnya tidak be­­kerja dengan keras, maka diri­nya yang akan berbahaya di mata masyarakat.

Dengan membahas masalah ancaman yang datang, tentunya Pak SBY menginginkan adanya pengawalan yang ketat terhadap pemerintahannya. Tapi bukan pe­ngawalan secara fisik, karena itu tugas paspampres dan juga pihak TNI/Polri. Sebab, tugas anak buahnya di pemerintahan dan partai bukanlah hal pe­nga­walan fisik tersebut


Maksudnya?

Yang diinginkan Pak SBY dila­kukan oleh anak buahnya adalah pe­ngawalan dalam bentuk pro­gram yang konkret, bukan cuma koar-koar di media tanpa tin­dak­an. Apa yang disampaikan oleh presiden kemarin, itu merupakan tam­­paran keras bagi kader De­mo­krat dan seluruh pejabat pe­me­rintahan untuk bekerja dengan sungguh-sungguh. Karena kalau me­reka tidak bekerja, maka Pre­siden dalam kondisi berbahaya di mata rakyat. Presiden itu ingin me­nyampaikan pesan kalau kalian tidak kerja dengan keras, maka aku yang akan menjadi korban.


Kenyataannya, pernyataan Pak SBY ini kemudian me­nim­bul­kan reaksi yang keras dari banyak pihak. Apa tanggapan Anda?

Dalam menjalankan pemerin­tah­an, jangan heran kalau ada yang suka dan ada yang tidak su­ka dengan Pak SBY. Sekarang pihak-pihak yang tidak suka ini, tentunya akan terus bereaksi ne­gatif. Pak SBY me­nyampaikan ke­ber­ha­sil­an pun masih saja ditanggapi negatif.


Rencana kenaikan harga BBM ini dianggap sebagai momentum yang tepat untuk menjatuhkan presiden...

Untuk melakukan kudeta, sebenarnya momentum itu akan selalu ada tidak hanya soal harga BBM. Misalnya masalah defisit beras, mungkin bisa dijadikan mo­mentum juga untuk mela­ku­kan penggulingan. Dan soal kenaikan BBM, ini bukanlah kali pertama terjadi di era pemerintah SBY. Tapi nyatanya, hingga saat ini tidak ada upaya yang berhasil untuk menjatuhkan kekuasaan pre­siden itu.  [Harian Rakyat Merdeka]


Rencana kenaikan harga BBM ini dianggap sebagai momentum yang tepat untuk menjatuhkan presiden...

Untuk melakukan kudeta, sebenarnya momentum itu akan selalu ada tidak hanya soal harga BBM. Misalnya masalah defisit beras, mungkin bisa dijadikan mo­mentum juga untuk mela­ku­kan penggulingan. Dan soal kenaikan BBM, ini bukanlah kali pertama terjadi di era pemerintah SBY. Tapi nyatanya, hingga saat ini tidak ada upaya yang berhasil untuk menjatuhkan kekuasaan pre­siden itu.  [Harian Rakyat Merdeka]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya