Berita

ilustrasi

HARGA BBM NAIK

Pemerintah Tidak Cerdas, Kasihan Rakyat Dihajar Dua Kali

RABU, 07 MARET 2012 | 09:45 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Strategi komunikasi pemerintah yang tidak tepat dalam perencanaan kenaikan harga BBM telah mengundang spekulasi para produsen untuk saling balap menaikkan harga barang produksinya.

"Manajemen komunikasi dan strategi pemerintah sangat buruk. Rencana kenaikan BBM yang jauh-jauh hari sudah diwacanakan menyebabkan insider information sekaligus mengundang spekulasi para produsen untuk terlebih dahulu menaikan harga barangnya," kata Koordinator Komunitas Ayo Selamatkan Indonesia (KASI), kata Budi Purnomo Karjodihardjo, dalam pernyataan pers yang diterima redaksi beberapa saat lalu (Rabu, 7/3).

Seharusnya pemerintah lebih cerdas dalam menginformasikan kenaikan harga BBM ini. Tapi pemerintah malah terkesan mewacanakan soal tarik ulur kenakan harga BBM kepada publik.


"Bahkan, sebagian politikus memanfaatkan persoalan yang melibatkan hajat hidup orang banyak ini untuk pencitraan," sesal Budi.

Budi Purnomo juga mendesak pemerintah untuk tidak memberikan kesempatan kepada asosiasi untuk melakukan kartel, menaikkan harga hanya untuk kepentingan dan keuntungan industrinya. Pihaknya juga mengimbau rakyat tidak membeli produk yang kenaikan harganya tidak wajar. Diprediksinya, rakyat akan dihajar lagi dengan kenaikan harga barang-barang pada saat pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM.

"Nanti setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM, barang-barang akan naik lagi. Jadi rakyat dihajar dua kali kenaikan harga," tambahnya.

Kenaikan harga BBM bersubsidi kemungkinan besar dilakukan serempak pada 1 April mendatang. Harga bahan bakar Premium dan Solar akan menjadi Rp 6.000 dan Rp 4.500. Akibat situasi perekonomian global, pemerintah pun mengubah sejumlah asumsi makro dalam Undang-undang APBN 2012, melalui APBN Perubahan (APBN-P). Perubahan aumsi makro itu di antaranya menyangkut pertumbuhan ekonomi Indonesia dari sebelumnya 6,7 persen (APBN 2012) menjadi 6,5 persen.[ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya