RMOL. “Hati-hati Jalan Licin dan Berlubang.†Peringatan itu ditulis di papan yang diletakkan di bahu kiri jalan TB Simatupang persis depan Cilandak Town Square (Citos), Jakarta Selatan.
Papan peringatan itu dipasang setelah banyak kecelakaan akibat jalan yang berlubang. Semua kecelakaan menimpa pengendara roda dua. Jalan selebar lima meter ini memang terdapat sejumlah luÂbang. Kebanyakan berada di sisi kanan jalan. Kedalamannya berÂvariasi 10 sampai 20 centimeter.
Pada musim hujan seperti sekaÂrang, pengendara yang kurang waspada bisa terjungkal. Sebab luÂbang-lubang itu tak kelihatan kaÂrena tertutup air. Tampak seperÂti genang air biasa setelah hujan.
“Hampir tiap malam ada yang jatuh akibat jalan berlubang. KeÂbanyakan motor. Biasanya, keÂjaÂdianÂnya di atas jam sembilan maÂlam. Soalnya penerangan tidak terÂlalu terang, sehingga nggak keÂlihaÂtan kalau ada lubang,†kata ArÂpan, sekuriti Cilandak Town Square.
Selain berlubang, jalan ini juga berÂgelombang di sana-sini. SeÂhingga pengemudi roda empat haÂrus memperlambat lajunya moÂbil saat melintas.
Akibatnya terjadi penumpukan kendaraan. Kemacetan pun tak terhindari. Hampir sepanjang hari terjadi kemacetan di sini. MeÂnuÂrut Arpan, sudah hampir sebulan jalan ini berlubang. Namun beÂlum ada tanda bakal diperbaiki.
Arpan menuturkan, dua bulan lalu jalan di sini ditambah aspalÂnya. Namun dia melihat mesin yang digunakan untuk pengÂaspaÂlan (storm) berukuran kecil. “Coba kalau menggunakan storm berukuran besar, mungkin aspal jalan lebih awet lagi,†katanya.
Lantaran dilakukan pada muÂsim hujan, aspal baru itu tak berÂumur panjang. Aspal yang belum kering dan mengeras tergerus air hujan maupun air buangan dari jalan tol lingkar luar Jakarta.
Air yang mengenang itu meÂnyiÂsakan jalan yang bergeÂlomÂbang dan berlubang di sana-sini. “Mudah-mudahan Dinas PU bisa secepatnya memperbaiki jalan ini sehingga tidak ada kecelakaan lagi dan kemacetan bisa terurai kembali,†harap Arpan.
Traffic Management Centre (TMC) Polda Metro Jaya kerap menginformasikan kecelakaan yang terjadi di jalan ini lewat TwitÂter. Misalnya pada Minggu maÂlam (22/1) pukul 23.31 TMC mengÂinÂformasikan kecelakaan dua peÂngeÂmudi sepeda motor YaÂmaha Vega B 6249 SFT dan Mio B 6450 SV.
Tak sampai setengah jam, TMC menginformasi kecelakaan seÂrupa. Kali ini korbannya pengeÂmudi motor Honda Revo B 6696 PB. Untuk itu, TMC Polda Metro Jaya mengimbau pengendara unÂtuk berhati-hati ketika melewati jaÂlan di depan Citos.
Jalan TB Simatupang adalah jalan utama yang mengÂhuÂbungÂkan wilayah luar Jakarta dari tiÂmur hingga selatan. Sehari-hari, jaÂlan ini selalu ramai dilalui peÂngeÂndara roda dua maupun empat.
Penelusuran Rakyat Merdeka, lubang-lubang terlihat sejak peÂrempatan fly over Fatmawati. KeÂdalamannya bervariasi. Mulai dari dua sampai 10 centimeter.
Rabu siang, kawasan Jakarta tak diguyur hujan. Sehingga luÂbang ini bisa terlihat jelas. KenÂdati begitu, pengendara sepeda motor tetap harus memperÂlambat agar tak tergelincir ketika meÂlintas. Begitu juga pengeÂmudi moÂbil agar tak terguncang-guncang.
Sekitar 200 meter dari tempat ini kondisi jalan lebih parah lagi. Lubang-lubangnya lebih dalam. Sehingga kecepatan kendaraan yang melintas hanya 5-10 kiloÂmeter per jam.
Akibatnya, kendaraan yang antre melewati jalan ini mengular sepanjang 300 meter hingga lampu lalu lintas di depan Rumah Sakit Fatmawati. Setelah ini, peÂngendara bisa memacu kencang laju kendaraannya.
Jalan TB Simatupang hanya satu dari sekian banyak jalan-jaÂlan di ibu kota yang berlubang dan rusak. Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta menÂcatat jalan yang rusak mencapai 397.000 meter persegi. Perbaikan baru menyentuh 15.880 meter persegi. Hanya seÂkitar empat persen dari total jalan rusak.
Kepala Dinas PU Ery BasÂworo mengatakan, perbaikan jalan secara permanen sulit dilakukan pada musim hujan.
“Kami menunggu musim huÂjan lewat, baru dilakukan perÂbaiÂkan permanen. Saat ini, dilakukan penambalan jalan atau patching dan perbaikan sementara untuk jalan yang rusak,†katanya.
Penambalan ini dilakukan untuk menghindari jatuhnya korÂban lebih banyak akibat jalan berÂlubang. Walaupun hanya ditamÂbal sementara, dana yang dibuÂtuÂhkan tak sedikit. Angkanya mendekati Rp 98 miliar.
Rinciannya Jakarta Pusat Rp 23,16 miliar, Jakarta Utara Rp 14 miÂliar, Jakarta Barat Rp 23,6 miliar, Jakarta Selatan Rp 14,5 miliar dan Jakarta Timur Rp 22,5 miliar.
“Ditambal dulu dengan metode hotmix. Kalau dibongkar kemuÂdian dibeton atau pengaspalan, itu butuh waktu lama. Nanti tidak terkejar. Apalagi masih musim hujan dan lubangnya banyak,†kata Ery. Ia menargetkan seluruh jalan rusak sudah ditambal pada Juni mendatang.
Untuk perbaikan jalan di JaÂkarta Pusat ditunjuk kontraktor PT Subur Brother. Jalan yang suÂdah diperbaiki yakni Jalan MI RidÂwan Rais depan Stasiun GamÂbir, Jalan Sudirman sisi barat seÂpanjang 81,20 meter persegi, JaÂlan Satrio dan Jalan Juanda dan SuÂdirman, Jalan Thamrin arah JaÂlan Merdeka Barat dan jalur lamÂbat Jalan Sudirman arah Blok M.
Perbaikan jalan di Jakarta UtaÂra ditangani kontraktor PT Tunas Sentosa. Jalan yang sudah diperÂbaiki di Jalan Plumpang Semper, Jalan Tipar Cakung, Jalan Danau Sunter Utara, Jalan Gunung SaÂhaÂri dan Jalan Perintis KeÂmerdekaan.
Untuk Jakarta Barat yakni JaÂlan TB Angke, Jalan Daan MoÂgot, Jalan Tomang arah Harmoni, Jalan S Parman arah Grogol, JaÂlan Kyai Tapa dan Jalan Panjang arah Pondok Indah.
Jalan di Jakarta Selatan yang suÂdah diperbaiki adalah Jalan Harsono RM arah Ragunan, Jalan Halte Busway Ragunan, Jalan Sisingamangaraja arah Sudirman, Jalan Raya Lenteng Agung, Jalan Raya Pasar Minggu, Jalan HR RaÂsuna Said, Jalan Mampang PraÂpatan dan Jalan Buncit Raya.
Sementara di Jakarta Timur JaÂlan I Gusti Ngurah Rai lanjutan, JaÂÂlan Basuki Rahmat, Jalan PeÂmuÂda, Jalan Pondok Gede Raya dan TMII, Jalan Pulogebang, JaÂlan Ahmad Yani, Jalan Otto IsÂkandÂar Dinata (Otista) dan Jalan BeÂkasi TiÂmur. Perbaikan Jalan I Gusti Ngurah Rai dan Jalan BeÂkasi TiÂmur berbarengan dengan pemÂbaÂngunan busway koridor XI. PerÂbaiÂkan selesai Desember lalu.
Kecelakaan Terbanyak Di Wilayah Jakarta Barat
Kepolisian Daerah Metro Jaya tak tinggal diam melihat banyaknya jalan rusak di Jakarta. Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) telah melayangkan surat ke Dinas Pekerjaan Umum (PU) meminta segera dilakukan perbaikan.
Kepala Penegakan Hukum Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Sudarmanto mengatakan, setiap menjelang akhir tahun baÂnyak jalan di Jakarta yang rusak. Aspal yang melapisi jalan itu terÂkikis dan mengelupas.
Menurut dia, banyak faktor yang menyebabkan aspal ini meÂngelupas. “Bisa karena musim huÂjan, kendaraan berat, dan mungÂkin juga karena aspal yang kurang bagus,†kata Sudarmanto.
Meski banyak jalanan yang rusak, prosentase kecelakaan lalu lintas akibat jalan yang berlubang tak terlalu signifikan. Menurut Sudarmanto, sejauh ini belum ada korban jiwa akibat jalan rusak.
Berdasarkan catatan kepoÂlisian, peristiwa terakhir yang ÂmeÂnelan korban jiwa terjadi di JaÂlan Jenderal Sudirman saat teÂngah berlangsung proyek rehaÂbilitasi gorong-gorong.
“Kami selalu memberi imÂbauÂan kepada seluruh pengguna jalan agar berhati-hati. Kita bukan hanya imbau tapi juga memasang traffic cone di tempat-tempat yang dianggap rawan,†kata SuÂdarmanto.
Pada tahun 2010, kecelakaan karena faktor jalan bergelombang sebanyak 50 kali. Tahun 2011 seÂbanyak 49 kali. Hampir semuaÂnya terjadi di Jakarta Barat. Satu kejadian di Kota Bekasi.
Kecelakaan yang akibat tikuÂngan tajam pada 2010 terjadi dua kali. Tahun berikutnya meningkat jadi empat kali. Semuanya terjadi di wilayah Jakarta Barat. Pada 2010, jalan rusak menyebabkan 16 kecelakaan. Sedangkan tahun 2011 hanya satu kejadian.
Sementara jalan berlubang menyebabkan 53 kecelakaan pada 2010. Tahun 2011 menurun hanya 35 kejadian. Kecelakaan terjadi di Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Timur, Kabupaten TangeÂrang, dan Kabupaten BeÂkasi.
Kalau Lihat Jalan ÂBerlubang, Lapor Ke Dinas PU DKI
Dua pria berpakaian krem duÂduk di dalam ruangan kecil di saÂyÂap kanan halaman parkir Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta di Jalan Taman Jati Baru Nomor 1, Tanah Abang, JaÂkarta Pusat, Rabu siang (25/1).
Tak banyak aktivitas yang dilakukan. Keduanya terlihat mengisi waktu dengan menonÂton siaran televisi.
Kedua pegawai Pemda DKI Jakarta ini adalah operator PosÂko Pengaduan Jalan Rusak. PosÂko ini adalah dibentuk Dinas PU sejak Desember lalu.
Awalnya, posko ini untuk peÂmantauan banjir. Namun seiring banyaknya keluhan masyarakat atas jalan rusak dan berlubang di ibu kota, dibukalah posko pengaduan tersendiri.
Masyarakat dipersilakan datang untuk melaporkan jalan di lingkungannya yang rusak. Pengaduan juga bisa disamÂpaikan lewat telepon ke nomor 021-3844444.
Hingga kini sudah 67 laporan jalan rusak yang diterima Posko ini. “Bulan Desember lalu (2011) ada 9. Sedangkan bulan JaÂnuari ada 58 pengaduan,†kata seorang operator Posko.
Menurut dia, laporan yang maÂÂsuk bukan jalan-jalan lingÂkuÂngan pemukiman yang rusak. Namun juga jalan-jalan protoÂkol yang rusak yang membÂaÂhaÂyakan pengendara.
“Rata-rata laporan yang maÂsuk menyebutkan jalan berluÂbang dan bergelombang. Tapi tiÂdak disebutkan kerusakannya seperti apa,†kata dia.
Walaupun laporan dari warga itu tak cukup detail, operator tetap mencatatnya. Catatan meÂngenai pengaduan ini lalu diÂteÂruskan ke bagian perbaikan jaÂlan. “Jadi kami tidak tahu beraÂpa jalan yang sudah diperbaiki. Yang lebih tahu bagian jalan,†katanya.
Posko Pengaduan Jalan RuÂsak menyatu Posko Pengaduan Banjir. Di bagian depan ruaÂnganÂnya di pasang papan putih bertuliskan “Posko Bidang Ke-PU-an. Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakartaâ€.
Ruangan Posko berukuran 2x5 meter. Bagian depan posko dipasang teralis besi warna abu-abu. Pintu masuk terletak di sebelah kiri. Pintu ini terbuka.
Melongok ke dalam posko terlihat sebuah meja kerja deÂngan tiga kursi. Satu kursi unÂtuk operator yang menjaga meja. Dua lainnya untuk warga yang datang untuk mengadu.
Di atas meja tersedia buku unÂtuk mencatat pengaduan yang masuk. Sebuah white board dipasang di dinding di belakang meja. Furnitur lainÂnya adalah lemari kecil yang ditemÂpatkan menempel ke dinding. Di atasnya diletakkan radio pangÂgil dan telepon.
Untuk sarana hiburan mauÂpun memantau informasi diÂseÂdiakan sebuah televisi 21 inchi. Saat Rakyat Merdeka datang, haÂnya dua pegawai operator yang berada di dalam posko. Tak ada warga yang datang unÂtuk mengadu baik masalah banÂjir maupun banjir. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03
Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21
Senin, 30 September 2024 | 05:26
Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45
Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53
Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46
Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35
UPDATE
Jumat, 11 Oktober 2024 | 03:39
Jumat, 11 Oktober 2024 | 03:13
Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:49
Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:21
Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:00
Jumat, 11 Oktober 2024 | 01:47
Jumat, 11 Oktober 2024 | 01:30
Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:59
Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:38
Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:17