Marzuki Alie
Marzuki Alie
RMOL. Ketua DPR Marzuki Alie berharap KPK segera menyelidiki apakah ada pelanggaran pidana dalam proyek ruangan Badan Anggaran (Banggar) DPR.
“Kan sudah diserahkan ke KPK. Kita tunggu saja hasilnya. Kalau saya banyak bicara, bisa tambah ruwet. Tunggu saja KPK beÂkerja,†katanya kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
Sebelumnya Marzuki melaÂporÂkan ke KPK bahwa Badan KeÂhormatan DPR sudah memeriksa tiga pihak terkait dengan renovasi ruang Banggar yang menelan biaya hingga Rp 20,3 miliar.
“Tetapi hingga kini saya belum dapat laporannya,†ujarnya.
Dengan diserahkannya kasus ini ke KPK, Marzuki tidak akan menuduh seseorang terkait proÂyek tersebut.
“Ya saya laporkan apa adanya. Saya tidak mau menuduh seseoÂrang karena saya tidak mau meÂnyebutkan nama. Biar KPK seÂcara transparan menyebutkan hasilnya nanti,†paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Kenapa Anda bersama SekÂjen DPR ke KPK?
Saya marah itu wajar. Karena memang saya tidak dilapori. Padahal sudah saya ingatkan agar dilaporkan ke saya. Kalau ada yang penting harus dilaporkan.
Sebab, saya sering banyak raÂpat seperti tamu asing, undangan, atau surat menyurat yang mengÂhabiskan waktu hingga dua jam, sehingga saya sering tidak ikut rapat BURT.
Masa sih Anda tidak tahu haÂsil rapat BURT mengenai proÂyek ruang Banggar itu?
Kerja Ketua DPR itu ribet dan banyak. Makanya saya minta agar dilaporkan. Karena itu tidak dilakukan, ya saya kasih peringaÂtan langsung keras. Setelah diberi peringatan, Ibu Sekjen DPR Nining Indra Saleh ke rumah saya untuk meminta maaf.
Apa yang dibicarakan saat Sekjen DPR ke rumah Anda?
Dia meminta maaf karena keÂlupaan untuk melaporkan secara lengkap mengenai renovasi ruang Banggar itu. Karena sudah minta maaf, masa saya marah terus. Akhirnya saya ajak dia (Nining Indra Saleh) ke KPK. Saya laÂporkan saja bersama-sama ke KPK.
Apa maksudnya?
Saya nggak ada dendam. KeÂwajiban saya memberi peringaÂtan, ya saya beri peringatan. TeÂtapi karena sekarang kasusnya sudah diserahkan ke KPK, ya sudah biarkan KPK saja bekerja menyelidiki kasus ini.
Apakah surat peringatan terÂhadap Nining juga dilayangkan ke Setkab?
Belum sampai ke sana, kecuali kalau positif untuk mengganti. Karena ini masih dalam proses KPK, biarkan KPK saja yang meÂnyelesaikannya.
Apa Anda setuju jika BURT dibubarkan?
Saya setuju. Memang lembaga yang satu ini membahas renovasi toilet, parkir dan lainnya. Kan nggak lucu. Lembaga itu bukan ngurusi hal seperti itu. DPR tuÂgasnya mengurusi rakyat, legisÂlasi, budget dan pengawasan. Yang mengurusi tetek bengek itu nggak usah orang politik.
Tugas itu ditangani siapa?
Ya, Sekjen. Sebab, itu kan tuÂgasÂnya. Kami nggak perlu tahu.
Kenapa jabatan Ketua DPR dirangkap Ketua BURT?
Itu sesuai perintah Undang-Undang. Makanya saya bagi-bagi tugas saja ke wakil-wakil. Wakil BURT ini ada bidang anggaran, kebijakan dan pegawasan.
Wakil-wakil itu yang memimÂpin rapat. Saya hadir kalau diÂanggap ada penting. Tetapi hal yang penting ini tidak dilaporkan Sekjen ke saya. Makanya saya beri peringatan.
Bukankah ada wakil BURT yang hadir. Dalam rapat itu??
Saya tidak tahu karena tidak dilaporkan. Sering kali rapat di BURT itu bentrok waktunya. MakaÂnya rapat BURT soal interÂnal saya serahkan ke wakil. Suara saya bukan suara otoritas tapi suara anggota juga. Beda dengan voting yang satu suara. Ketua BURT tidak power full.
Saya juga nggak mau menyaÂlahkan Pius Lustrilanang. Meski dia yang memimpin rapat. KeÂputusan itu kan keputusan rapat, bukan keputusan Pius.
Selama ini BURT nggak paÂham mengenai teknis hitung-hitungan.
Itu sesuai perintah Undang-Undang. Makanya saya bagi-bagi tugas saja ke wakil-wakil. Wakil BURT ini ada bidang anggaran, kebijakan dan pegawasan.
Wakil-wakil itu yang memimÂpin rapat. Saya hadir kalau diÂanggap ada penting. Tetapi hal yang penting ini tidak dilaporkan Sekjen ke saya. Makanya saya beri peringatan.
Bukankah ada wakil BURT yang hadir. Dalam rapat itu??
Saya tidak tahu karena tidak dilaporkan. Sering kali rapat di BURT itu bentrok waktunya. MakaÂnya rapat BURT soal interÂnal saya serahkan ke wakil. Suara saya bukan suara otoritas tapi suara anggota juga. Beda dengan voting yang satu suara. Ketua BURT tidak power full.
Saya juga nggak mau menyaÂlahkan Pius Lustrilanang. Meski dia yang memimpin rapat. KeÂputusan itu kan keputusan rapat, bukan keputusan Pius.
Selama ini BURT nggak paÂham mengenai teknis hitung-hitungan.
Pembangunan gedung baru DPR tidak jadi, makanya baÂnyak proyek renovasi, apa beÂnar begitu?
Saya nggak mau ambil pusing karena itu urusan Sekjen. PengaÂdaannya 100 persen dilakukan Sekjen sebagai kuasa pengguna anggaran. Tidak ada hubuÂnganÂnya dengan DPR waktu pengaÂdaan.
Banyak yang sering keliru mengartikan BURT. Anggota BURT itu hanya perencanaan tok, titik. Itu pun tidak paham betul. Sedangkan eksekusinya tetap pada kesekjenan. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46
Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17
Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13
Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45
Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27
Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02
Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45
Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39
Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33
Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05