Berita

Sekali Lagi, Mengapa Tank Bekas Belanda Ditolak?

SENIN, 16 JANUARI 2012 | 22:33 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Beberapa anggota DPR dengan tegas menolak rencana pembelian 100 tank jenis Leopard (50 tipe 2A4 dan 50 tipe 2A6) bekas Belanda. Namun penolakan resmi DPR belum disampaikan karena Kementerian Pertahanan pun belum pernah mengutarakan niat itu ke Komisi I DPR.

"Sampai hari ini sejujurnya Kementerian Pertahanan belum secara resmi memberikan penjelasan kepada Komisi I," ujar Wakil Ketua Komisi I DPR, Mayjen (Purn) TB Hasanuddin, kepada Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Senin, 16/1).

Sekali lagi dengan lebih mendetail, mantan Sekretaris Militer Presiden ini menyebutkan landasan penolakan dirinya atas rencana belanja tank yang kecanggihannya diakui dunia itu.


"Memang canggih, tapi cukup mahal untuk tipe 2A4 seharga 700.000 euro dan tipe 2A6 seharga 2,5 juta euro, ditambah biaya overhaull 800.000 euro per buah," terangnya.

Bukan itu saja. Berat Leopard yang mencapai 63 ton sangat tidak cocok untuk manuver di wilayah geografis Indonesia yang gembur, terpotong-potong bahkan berawa. Tank jenis tersebut juga kurang taktis untuk sistem pertahanan kepulauan seperti di Indonesia.

Politisi PDI Perjuangan ini mengingatkan kembali perintah Presiden di tahun 2010 bahwa pengembangan alat utama sistem persenjataan menggunakan produk PT Pindad yang notabene telah mengembangkan Medium Tank (23 ton) dan sudah menjadi prototipe.

"Buatan Pindad lebih ringan, lincah dan murah karena diproduksi anak bangsa. Kita setuju TNI dilengkapi Alutsista yang canggih, tapi harus cocok dengan doktrin pertahanan dan karakter geografis atau medan di Indonesia," pungkasnya.

Sebelumnya Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menegaskan rencana pembelian tank buatan Jerman itu bukan tiba-tiba datang, melainkan sudah melalui penelitian dan pengkajian teknis serta taktis yang matang. Dan dia tegaskan bahwa penolakan dari beberapa anggota Dewan bukanlah sikap resmi DPR.[ald]

Populer

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bahlil: Jangan Uji NYali, Kita Nothing To Lose

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:44

Bukan AI Tapi Non-Human

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:43

Usai Dicopot Ketua Golkar Sumut, Ijeck Belum Komunikasi dengan Doli

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:12

Exynos 2600 Dirilis, Chip Smartphone 2nm Pertama di Dunia

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:52

Akui Kecewa Dicopot dari Ketua DPD Golkar Sumut, Ijeck: Mau Apalagi? Kita Terima

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:42

Bahlil Sentil Senior Golkar: Jangan Terlalu Lama Merasa Jadi Ketua Umum

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:22

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Sekretaris Golkar Sumut Mundur, Ijeck Apresiasi Kesetiaan Kader

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:06

Dana Asing Banjiri RI Rp240 Miliar Selama Sepekan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:01

Garda Satu dan Pemkab Tangerang Luncurkan SPPG Tipar Raya Jambe

Sabtu, 20 Desember 2025 | 13:38

Selengkapnya