Berita

tank leopard/ist

TANK BEKAS BELANDA

Kemenhan Tidak Transparan, Komisi I Belum Putuskan Apapun

Sempat Diajak ke Belanda
KAMIS, 12 JANUARI 2012 | 17:38 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Sampai hari ini pihak Kementerian Pertahanan belum resmi memaparkan rencana pembelian 100 tank Leopard bekas angkatan bersenjata Belanda.

"Kami baru mendapat informasi tentang rencana itu dari media massa," kata Wakil Ketua Komisi I DPR, Mayjen (Purn) Tubagus Hasanuddin, kepada Rakyat Merdeka Online, Kamis petang (12/1).

Sehingga, Komisi I sepakat belum memberikan keputusan apapun tentang rencana membeli tank buatan Jerman tersebut. Memang diakuinya sepekan yang lalu Kemenhan telah mengundang Komisi I bergabung meninjau ke Belanda.


"Tapi kami sepakat tidak ikut bergabung dengan rombongan Kemenhan," ujar mantan Sekretaris Militer Presiden ini.

Andaikan harus meninjau, Komisi I sepakat akan meninjau dengan biaya sendiri dan titik beratnya adalah mempelajari aspek-aspek politis, bukan aspek teknis.

"Aspek teknis bukan ranah kami," tandasnya.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S Pane, mengatakan, ada empat alasan mengapa DPR harus menolak pembelian tank Leopard untuk TNI. Pertama, tank tersebut terlalu berat, sekitar 62 ton. Kedua, teknologi jenis tank sudah ketinggalan, karena tank bekas ini buatan tahun 1980. Alasan ketiga, biaya perawatan tank bekas terlalu mahal. Dan terakhir, tank jenis Leopard tidak cocok dengan alam Indonesia yang terdiri dari hutan, rawa-rawa dan kepulauan.

"Leopard hanya cocok untuk medan Eropa dan Afrika Utara," tegas Neta.

Neta juga menyatakan kekhawatiran bila jadi dibeli, maka tank-tank itu akan ditempatkan di kota-kota besar, seperti di Jakarta, Bandung, Surabaya, Makasar dan Medan. Sehingga dikhawatirkan tank ini akan digunakan untuk menghadapi aksi demo mahasiswa dan rakyat.

"Padahal yang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah tank-tank taktis dan kecil untuk menjaga kawasan perbatasan," demikian Neta.[ald]

Populer

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bahlil: Jangan Uji NYali, Kita Nothing To Lose

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:44

Bukan AI Tapi Non-Human

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:43

Usai Dicopot Ketua Golkar Sumut, Ijeck Belum Komunikasi dengan Doli

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:12

Exynos 2600 Dirilis, Chip Smartphone 2nm Pertama di Dunia

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:52

Akui Kecewa Dicopot dari Ketua DPD Golkar Sumut, Ijeck: Mau Apalagi? Kita Terima

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:42

Bahlil Sentil Senior Golkar: Jangan Terlalu Lama Merasa Jadi Ketua Umum

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:22

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Sekretaris Golkar Sumut Mundur, Ijeck Apresiasi Kesetiaan Kader

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:06

Dana Asing Banjiri RI Rp240 Miliar Selama Sepekan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:01

Garda Satu dan Pemkab Tangerang Luncurkan SPPG Tipar Raya Jambe

Sabtu, 20 Desember 2025 | 13:38

Selengkapnya