Berita

ilustrasi

Kampanye 10 Juta Dukungan Tolak Jembatan Selat Sunda Bergulir

SELASA, 10 JANUARI 2012 | 16:32 WIB | LAPORAN:

RMOL. Rencana pemerintah membangun Jembatan Selat Sunda (JSS) yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera kurang efektif dan akan lebih banyak "mudharatnya" dibanding manfaatnya. Rencana itu juga menunjukkan bahwa orientasi pemerintah memang lebih ke darat. Padahal, luas laut dan potensinya sangat besar.

"Pembangunan jembatan Selat Sunda sangat rentan dan bisa jadi penghamburan anggaran walaupun itu dana investor, apalagi kalau sifatnya pinjaman atau loan (utang), dan tidak menghormati Indonesia sebagai negara bahari dengan jumlah pulau sangat banyak," kata Direktur Eksekutif Indonesia Maritime Institute (IMI) Y Paonganan, kepada Rakyat Merdeka Online, Selasa (10/1).

Selain itu, Doktor bidang Kelautan lulusan IPB itu menilai JSS rawan runtuh karena kehadiran anak Gunung Krakatau yang sewaktu-waktu bisa meletus, yang tentunya akan menimbulkan gempa dan gelombang tsunami. Selain itu, jalur gempa di selatan Pulau Jawa dan sepanjang pesisir barat Sumatera. Oleh karena itu, tegas dia, IMI menolak pembangunan jembatan Selat Sunda yang berjarak sekitar 31 km dengan biaya tinggi, karena riskan baik dari sisi kerentanan terhadap gempa maupun dari sisi ekologis perairan Laut Jawa.

"Kami IMI menolak keras JSS, dan kami siap menggalang dukungan 10 juta melalui Facebook dan Twitter untuk menolak pembangunan JSS," katanya.

Pemerintah mengaku sudah mematangkan rencana pembangunan terpanjang di Indonesia tersebut. Rencananya, pemerintah segera membentuk badan pelaksana yang harus segera terbentuk dalam setahun ke depan.

"Badannya akan kami selesaikan secepat mungkin, karena waktunya dibatasi setahun," kata Menteri Pekerjaan Umum, Joko Krimanto, di Istana Negara.

Menurut Joko, mengacu pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda, badan pelaksana tersebut harus sudah terbentuk dalam waktu setahun usai Perpres itu terbit. Sebagai informasi, Perpres 86/2011 terbit pada 2 Desember 2011.

Jembatan Selat Sunda direncanakan mulai dibangun pada 2014 dan memakan waktu sekitar 10 tahun untuk pengerjaannya. Nilai proyek juga berubah-ubah, dari awalnya diperkirakan Rp 100 triliun, kini meningkat menjadi Rp 215,37 triliun. Namun, biaya itu masih bersifat estimasi awal berdasar kuantitas atau volume pekerjaan dan harga satuan pekerjaan.

Jembatan dengan total panjang sekitar 29 kilometer itu dibangun menggunakan dua buah jembatan suspensi sebagai jembatan utama dengan panjang bentang mencapai 2.500 meter. Jembatan ini akan dilengkapi infrastruktur seperti transmisi gas, rel kereta api, transmisi listrik, dan air minum. Sementara itu, untuk pengembangan kawasan, akan disusun berbagai macam zona seperti zona industri, pariwisata, energi, logistik, pengembangan teknologi, dan pengolahan ekspor.[ald]

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

SPS Aceh Dinobatkan sebagai SPS Provinsi Terbaik 2024

Rabu, 01 Mei 2024 | 05:53

Hari Ini Nasdem Muara Enim Buka Penjaringan Balon Bupati dan Wabup

Rabu, 01 Mei 2024 | 05:36

Prof Sugianto Janjikan Netralitas ASN pada Pilkada 2024 kalau Ditunjuk jadi Pj Bupati

Rabu, 01 Mei 2024 | 05:14

Teriakan "Ijeck Gubernur" Menggema di Syukuran Kosgoro 1957 Sumut

Rabu, 01 Mei 2024 | 04:58

Dihiasi 2 Penalti, Bayern Vs Madrid Berakhir 2-2

Rabu, 01 Mei 2024 | 04:46

Dai Kondang Ustaz Das'ad Latif Masuk Daftar Kandidat Nasdem untuk Pilwalkot Makassar

Rabu, 01 Mei 2024 | 04:22

Jelang Pilkada, Pj Gubernur Jabar Minta Seluruh ASN Jaga Netralitas

Rabu, 01 Mei 2024 | 03:58

Ekonomi Pakistan Semakin Buruk

Rabu, 01 Mei 2024 | 03:37

Kader PKB Daftar sebagai Bacabup Aceh Besar lewat Demokrat

Rabu, 01 Mei 2024 | 03:29

Ngaku Punya Program Palembang Bebas Banjir, Firmansyah Hadi Daftar di PDIP

Rabu, 01 Mei 2024 | 02:31

Selengkapnya