Berita

tb hasanuddin/ist

Video Komnas HAM Kuliti Kebohongan Polri

RABU, 04 JANUARI 2012 | 10:15 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia merilis video terbaru yang berisi tindakan represif polisi saat membubarkan demonstran di Pelabuhan Sape, Bima, Nusa Tenggara Barat, Sabtu 24 Desember 2011. Aksi penembakan mengarah langsung ke arah massa dan tembakan horizontal dari jarak jauh terekam jelas dalam video.

"Video Komnas HAM menunjukkan bahwa pernyataan para pejabat Polri selama ini patut dipertanyakan, bahkan dapat diartikan telah melakukan kebohongan publik seperti prosedur tetap, jumlah korban, kasus penganiayaan yang terjadi, situasi di lapangan," kata Wakil Ketua Komisi I DPR Mayjen (Purn) TB Hasanuddin kepada Rakyat Merdeka Online, Rabu (4/1).

Mantan Sekretaris Militer Presiden ini meminta kebobrokan di Kepolisian harus segera diakhiri. Perlu keseriusan mereformasi Kepolisian karena Indonesia membutuhkan polisi yang profesional sebagai pengayom masyarakat yang dicintai rakyatnya. Dia yakin, reformasi Polri bisa dilakukan karena sesungguhnya masih banyak anggota polisi yang baik dan memiliki dedikasi tinggi untuk mengabdi kepada bangsa dan negara.


"Konkritnya reformasi Polri antara lain, ganti Kapolri, benahi sistim perekrutan, merevisi juklak-juklak dan protap yang tak sesuai dengan tuntutan reformasi dan demokrasi, dan tidak sesuai dengan kaidah-kaidah polisi sipil," sebutnya.

Komnas HAM dan Polri berbeda data korban tewas dalam kasus kekerasan terhadap pengunjukrasa di Pelabuhan Sape, Bima, NTB. Kalau Komnas HAM menyatakan hingga saat ini terhitung tiga orang tewas, Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution menegaskan bahwa korban tewas dalam peristiwa itu hanya dua orang, yakni Arif Rahman (18) dan Syaiful alis Fu (17).

Komnas merilis, ketiga korban tersebut yakni Arif Rahman (18), Syaiful alis Fu (17), dan Syarifuddin (46). Sedangkan jumlah korban luka tembak yang berhasil dihimpun oleh Komnas dalam kasus tersebut berjumlah 30 orang.[ald]

Populer

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Polres Tangsel Diduga Gelapkan Barbuk Sabu 20 Kg

Minggu, 21 Desember 2025 | 02:07

Pemberhentian Ijeck Demi Amankan Bobby Nasution

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:42

Indonesia, Negeri Dalam Nalar Korupsi

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:05

GAMKI Dukung Toba Pulp Lestari Ditutup

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:00

Bergelantungan Demi Listrik Nyala

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:45

Komisi Percepatan Reformasi Polri Usul Polwan Dikasih Jabatan Strategis

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:19

Putin Tak Serang Negara Lain Asal Rusia Dihormati

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:05

Ditemani Kepala BIN, Presiden Prabowo Pastikan Percepatan Pemulihan Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:38

Pemecatan Ijeck Pesanan Jokowi

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:21

Kartel, Babat Saja

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya