RMOL. Tempat-tempat rekreasi di Jakarta selalu dipadati pengunjung saat liburan. Pada musim libur Natal dan Tahun Baru, pengunjung Ancol diperkirakan hampir 1 juta orang.
Thomas, 35 tahun, memantau kedua anaknya yang sedang berÂmain pasir di Pantai Carnaval, AnÂcol. Ia peringatkan anak-anakÂnya agar tidak berdiri terlalu dekat air.
Setelah itu, Thomas kembali duÂduk bersama istrinya di selemÂbar tikar sewaan. Namun panÂdaÂngannya terus tertuju kepada keÂdua anaknya. Sesekali dia meÂngambil gambar anak-anaknya yang sedang bermain.
Kondisi cuaca yang sedikit menÂdung pada Senin lalu (26/12) membuat pengunjung yang meÂngisi libur Natal betah berlama-lama di sini. Thomas yang datang dari Depok mengaku sudah berada di pantai ini sejak pukul 10 pagi.
Selain keluarga Thomas, masih ada ribuan pengunjung lain yang memadati Pantai Carnaval. HamÂpir semuanya datang memÂbawa keluarga, baik dalam rombongan kecil maupun besar. Ada juga romÂbongan warga maupun sekolah.
“Saya ke sini bersama keluarga yang jumlahnya 20 orang. Hanya kami berangkat dari rumah sendiri dan janjian bertemu di sini setelah kami rayakan Natal berÂsama,†tutur Thomas.
Kenapa memilih berlibur di pantai? “Sebenarnya kami sering ke Ancol. Dunia Fantasi, GeÂlanggang Samudra dan Atlantis sudah pernah kami coba. Tapi anak-anak paling senang bermain di pantai ini,†jelas Thomas. Di sini, anak-anaknya bisa bermain pasir sambil mengasah kreatifitas membuat rumah dari pasir.
Thomas pun tak perlu merogoh kocek dalam-dalam. Ia hanya meÂngeluarkan uang Rp 150 ribu unÂtuk tiket masuk dan parkir mobil.
“Di sini, kita juga tak perlu keÂluar baÂnyak untuk makan. KaÂrena bawa dari rumah itu lebih meÂnarik sambil gelar tikar dan maÂkan bersama keluarga,†jelas pria berkulit gelap ini.
Para pedagang dan jasa peÂnyeÂwaan menangguk untung dari raÂmainya pengunjung. “AlhamÂduÂlilÂlah, sampai siang saya sudah bisa mengumpulkan uang sebesar Rp 500 ribu. Dan kalau tidak huÂjan, Insya Allah terus bertambah hingga libur tahun baru nanti,†kata Aceng, penyedia penyewaan tikar di Pantai Carnaval.
Di luar musim liburan, pria yang tinggal di Sunter ini hanya meÂraih pendapatan Rp 100 ribu. Itu baru pendapatan kotor. Sebab dia harus menyetor sebagian penÂdapatan kepada pemilik tiker.
“Tikar-tikar ini bukan milik saya. Ini sistemnya setoran ke bos. Saya hanya mendapatkan Rp 4 ribu dari satu tiker yang disewa dengan harga Rp 15 ribu,†jelas Aceng sambil membenahi beberapa tiker yang baru diambil dari penyewa yang sudah pulang.
Untung besar juga diraih Dian, 42 tahun. Setiap Sabtu-Minggu dan hari libur warga Pademangan Jakarta Utara ini bersama suaÂminÂya menyewakan ban berbagai ukuran untuk berenang di pantai.
Ban ukuran besar yang bisa diÂgunakan orang dewasa diÂseÂwaÂkan Rp 15 ribu. Sedangkan ban berukuran kecil atau untuk anak-anak Rp 10 ribu. Penyewaan ini tak ada batas waktunya.
“Kalau cuacanya seperti ini, hujan tidak tapi panas juga tidak, baÂnyak pengunjung yang meÂmilih berenang atau bermain air. BiasaÂnya, ban-ban milik saya ini akan diÂserbu oleh pengunjung,†ujar Dian.
Wanita berbadan gemuk ini meÂngatakan bila ramai ia bisa meÂraih Rp 700 ribu sehari. BahÂkan pada Minggu kemarin, Dian mengantongi Rp 1 juta.
“Lumayan. Untuk usaha seÂperÂti ini hanya modal di awalnya saja, yakni untuk beli ban dan mesin kompresor untuk meÂmomÂpa. Kalau sekarang hanya bayar keamanan dan pajak ke pihak Ancol saja,†jelasnya.
Tak semua bisa menangguk untung dari keramaian pengunÂjung. Turyadi, pedagang miÂnuÂman yang sehari-hari mangkal di Pantai Carnaval menyebutkan, daÂgangannya tak terlalu laku
“Kalau dibilang ramai, tentu hari ini sangat ramai dibanÂdingÂkan hari-hari biasa. Tapi ini hanya ramai orangnya, bukan pembeliÂnya,†jelas dia.
Pria 45 tahun ini mengatakan konÂdisi cuaca yang tidak begitu panas membuat pengunjung beÂtah bermain air hingga sore hari. Kalau sudah begitu, akan sedikit sekali pengunjung yang mampir untuk membeli minum.
“Hari ramai gini, saya baru laku tidak lebih dari Rp 150 ribu. Padahal kalau ini musim panas, saya bisa mendapatkan dua hingÂga tiga kali lipat dari pendapatan sekarang,†tegasnya.
Sejumlah pedagang terlihat lebih banyak saat musim liburan ini. Menurut Turyadi, semua orang yang berdagangan di sini legal. Setiap pedagang yang ingin mangkal dan berjualan, harus daftar dulu ke koperasi untuk mendapatkan kartu resmi.
Bahkan, setiap orang yang suÂdah mendapatkan kartu pun, kata dia, tidak bisa seenaknya berganti jenis dagangan yang dijual. Kalau dari awal sudah jualan minuman, dia harus tetap jualan minuman. Kalau mau ganti, lapor lagi ke koperasi.
“Jadi, semua pedagang yang ada disini itu memang sehari-hari sudah ada. Sehingga tidak mungÂkin mentang-mentang liburan, lalu banyak pedagang luar yang masuk dan berdagang di sini,†katanya.
Parkir Di Jalan Protokol, Diderek
Malam Tahun Baru
Polda Metro Jaya akan meÂngeÂrahkan 4.000 personel untuk meÂngamankan perayaan malam taÂhun baru. Pengamanan difÂoÂkusÂkan pada tempat-tempat yang akan ramai dikunjung warga.
Menurut Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Dwi Sigit Nurmantyas, pada malam pergantian tahun pengamanan difokuskan di kawasan Monas, Ancol, Bundaran Hotel Indonesia (HI), dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Sedangkan esok harinya difokuskan di sejumlah tempat hiburan di Jakarta. Antara lain TMII, Ancol, dan Ragunan.
Polisi akan menindak peÂngenÂdara yang melanggar. Misalnya, pengemudi akan dimintai tangÂgung jawab langsung jika terjadi kecelakaan. Mobil yang meÂngangÂkut penumpang di atap akan ditilang. Begitu pula motor dengan knalpot berisik.
“Kami akan mengeluarkan imbauan kepada para pengguna jalan untuk untuk tertib berlalu lintas. Ini demi kelancaran berÂsama,†ujarnya di Polda Metro Jaya, kemarin.
Pengemudi yang kedapatan meÂmarkir mobilnya di beberapa titik Jakarta pada malam tahun baru harus siap-siap di derek peÂtugas. Tempat yang dilarang parkir yakni di kawasan Monas dan jalan protokol Sudirman-Thamrin.
“Kami sudah siapkan tiga mobil derek. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kemacetan lalulintas pada malam pergantian tahun itu. Kami sudah berÂkoorÂdinasi dengan Dinas PerÂhuÂbuÂngan DKI,†jelas Kepala Subdit PeneÂgakan Hukum Ditlantas PolÂda Metro Jaya, AKBP Sudarmanto.
Polisi juga akan menindak moÂbil yang berhenti di jalan tol. Pada perayaan pergantian tahun baru dari tahun 2010 ke 2011 lalu, tol Sedyatmoko yang mengarah ke Tanjung Priok dipadati kendaraan yang parkir. Pengemudi mengÂhentikan kendaraannya untuk menyaksikan pesta kembang api di Ancol. Hal ini lantas meÂngakiÂbatÂkan kemacetan di ruas tol tersebut.
Sudarmanto mengimbau pengÂguÂna kendaraan di ruas tol agar tidak menghentikan kendaÂraannya saat malam tahun baru. “Berjalan saja seperti biasanya,†kata Sudarmanto.
Guna mengantisipasi adanya penumpukan kendaraan di ruas tol saat malam tahun baru, Polda Metro Jaya menyiagakan PetuÂgas Patroli Jalan Raya (PJR) di ruas tol dalam kota. “Nanti kita halau kendaraan yang parkir di tol itu,†ujarnya.
Begitu juga halnya kendaraan yang parkir di pinggir jalan sÂeÂperÂti Jalan Jenderal Sudirman, kawasan Monas, Bundaran HoÂtel Indonesia (HI) dan Senayan, akan diderek.
“Jadi nanti saat malam tahun baru, masyarakat yang ingin merayakan malam tahun baru itu tidak diperbolehkan parkir kenÂdaraan di pinggir jalan yang mengakibatkan kesumbatan lalu lintas,†katanya.
“Gubernur kan mau peluncuÂran kembang api, setelah selesai masyarakat diimbau untuk kemÂbali pulang ke rumahnya. Ini kita sosialisasikan ke media dan spanÂduk agar masyarakat tidak jadi korban kecelakaan lalu lintas,†tambahnya.
Malam Tahun Baru, 60 Ribu Kendaraan Tumplek Di Ancol
Pihak pengelola memÂperÂkiÂraÂkan pada liburan tahun baru Ancol akan didatangi hampir setengah juta orang. Sebagian datang untuk merayakan malam pergantian tahun di sini. LainÂnya untuk mengisi hari libur ke esok harinya.
“Kami sudah menyiapkan berÂbÂagai acara yang menarik demi menarik pengunjung unÂtuk hadir dan memeriahkan taÂhun baru di Ancol. Seperti atÂraksi Musikal Laskar pelangi Highlights, Dufan Defender, Russian Underwater Show, MaÂnusia Beton Ala Limbad, dan lainnya,†kata Budi Karya SuÂmaÂdi, Direktur Utama PT PemÂbangunan Jaya Ancol. PT PemÂbangunan Jaya Ancol adalah pengelola taman rekreasi ini.
Pada puncak perayaan maÂlam tahun baru, kata Budi, piÂhaknya juga menyiapkan pesta kembang api di empat titik di dalam kawasan Ancol. Tak heÂran untuk beberapa titik saja, seperti Pantai Carnaval, dia memprediksi sekitar 250 ribu peÂngunjung akan hadir.
“Pada malam pergantian tahun di 2011 lalu, kawasan AnÂcol Taman Impian dipadati seÂkitar 280 ribu pengunjung dan sekitar 180 ribu orang pada 1 Januari 2012. Dan untuk tahun ini, kami yakin akan bertambah dengan berbagai acara yang kami gelar,†tegasnya.
Lantas bagaimana dengan keÂamanan? Kata Budi, pihakÂnya bekerjasama dengan berÂbagai pihak untuk mengÂhaÂdirÂkan 2.500 personel yang terdiri dari TNI, Polri, Satpol PP, dan lainnya.
Sejumlah sarana dan praÂsaÂrana diperlukan untuk opeÂraÂsioÂnal pengamanan. Yakni empat posko polisi di empat lokasi (Pembibitan, Backstage, CarÂnaÂval dan Pantai Indah), empat anjing pengusir massa (K-9), dua unit ambulance tambahan berikut tenaga medis, empat unit perahu karet dan dua boat rescue yang disiagakan di derÂmaga Marina, Pantai Indah, PutÂri Duyung, Beach Pool , DerÂmaÂga One, dan Jimbaran ResÂto, peÂrangkat CCTV, dan tenaga proÂvoost di tiap pintu-pintu masuk dan keluar Ancol akan disiapkan.
Pihak pengelola mempredÂikÂsi pada malam tahun baru seÂbaÂnyak 45 ribu mobil dan 14 ribu motor yang masuk. KareÂnaÂnya, pengamanan lalu lintas perlu dilakukan demi mencegah kemacetan panjang . Tak hanya itu, di dalam areal, jalur protoÂkol akses masuk, seluruh pintu masuk, dan areal parkir Ancol, pengamanan dan pengaturan lalu lintas juga akan dilakukan pada ring luar.
“Upaya pengamanan dan peÂngaturan lalu lintas itu juga akan didukung oleh sarana dan praÂsarana seperti, 3 unit mobil deÂrek yang disiagakan di Pasar SeÂni, Pantai Carnaval dan PanÂtai Festival, penambahan signage dan rambu lalulintas,†kata Budi.
Sasaran dari penerapan straÂtegi pengamanan dan pengaÂtuÂran laulintas ini, menurut Budi agar tidak terjadi keruwetan laluÂlintas. Tidak terkecuali jika terjadi lonjakan pengunjung yang dalam hitungan jam meningkat drastis.
“Kami akan meminta Jasa MarÂga membuka semua pintu maÂsuk tol, baik di pintu KeÂmaÂÂyoÂÂran, Ancol Timur mauÂpun AnÂcol Barat sepanjang malam hingÂga pagi hari,†kata Budi Karya.
Berdasarkan pengalaman taÂhun sebelumnya, Ancol Taman Impian memperkirakan arus laluÂlintas yang masuk pada 31 DeÂsember 2011 akan meÂngaÂlami penumpukan di Pintu Gerbang Utama (PGU).
Diperkirakan pengunjung yang datang mencapai rata-rata 35.000 orang per jam. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03
Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21
Senin, 30 September 2024 | 05:26
Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53
Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45
Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46
Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35
UPDATE
Jumat, 11 Oktober 2024 | 03:39
Jumat, 11 Oktober 2024 | 03:13
Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:49
Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:21
Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:00
Jumat, 11 Oktober 2024 | 01:47
Jumat, 11 Oktober 2024 | 01:30
Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:59
Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:38
Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:17