Berita

rmol

Rizal Ramli: Hentikan Politik Dua Muka terhadap Papua!

SELASA, 06 DESEMBER 2011 | 20:29 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

RMOL. Koalisi Perubahan untuk Papua menyayangkan teror dan intimidasi serta penggunaan kekerasan oleh aparat keamanan terhadap warga Papua masih saja terjadi. Beberapa hari lalu, teror dan intimidasi tersebut antara lain dialami para mahasiswa asal Papua di Jakarta, terutama yang tinggal di asrama-asrama. Mereka didatangi orang-orang tertentu dan ditanya tentang banyak hal yang menimbulkan suasana ketakutan.

Ketua Umum Koalisi Perubahan untuk Papua, Rizal Ramli, mengingatkan, Papua merupakan bagian dari Republik Indonesia. Bahkan, sejarah Indonesia antara lain juga dimulai dari Papua. Sejumlah tokoh kemerdekaan pernah dibuang Belanda ke Boven Digoel, Papua. Soekarno sendiri menghormati jasa putra Papua, antara lain Johanes Abraham, dalam bentuk patung “Bebaskan Irian Barat” di kawasan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.

"Pemerintah sepertinya tidak pernah mau belajar dari pengalaman sejarah. Pemerintah lebih banyak menggunakan pendekatan keamanan dan kekerasan yang sering tidak manusiawi," kata Rizal.


Ia menambahkan, pemerintah harus menghilangkan ketakutan berlebihan terhadap gerakan yang dituding sebagai sparatis, yang akan melepaskan diri dari Indonesia. Sikap paranoid seperti itu menjadi penyebab utama tindakan represif aparat, dan penggunaan kekerasaan yang bertentangan dengan hak azasi di Papua.

Pendekatan keamanan dan kekerasan, sambung bekas Menteri Koordinator Bidang Ekonomi itu, untuk menyelesaikan daerah-daerah konflik terbukti tidak pernah menyelesaikan masalah. Sebalinya, justru semakin menimbulkan kebencian penduduk setempat, meningkatkan eskalasi konflik, dan semakin besarnya tuntutan untuk melepaskan diri dari NKRI.

Di satu sisi, kata dia, pemerintah harus mewaspadai kelompok-kelompok di dalam negeri yang terus berusaha memelihara terjadinya konflik di Papua untuk kepentingan individu dan kelompok mereka. Tapi di sisi lain, pemerintah juga harus menyadari adanya pihak-pihak luar yang mendorong kemerdekaan Papua. Sekalipun mereka mendukung Papua tetap berada dalam bingkai NKRI. Motif utama adalah penguasaan sumber daya alam (SDA) yang sangat berlimpah, serta menancapkan hegemoni mereka di Papua.

Pemerintah, seru Rizal, jangan di satu sisi dalam berbagai pernyataan resmi menyatakan akan menggunakan pendekatan tanpa kekerasan dan damai terhadap Papua. Tetapi di sisi lain, dalam prakteknya justru melakukan tindakan kekerasan dan teror yang menimbulkan suasana ketakutan di Papua. Politik dua muka sangat berbahaya dan justru menimbulkan kebencian dan memperbesar tuntutan melepaskan diri serta mempercepat disintegrasi Indonesia.

"Pemerintah harus segera menghentikan politik dua muka terhadap Papua," tegasnya.

Terakhir, katanya, pemerintah harus membeberkan secara transparan tindakan kekerasan yang terjadi, dan segera mengadili mereka yang melakukan tindakan kekerasan dan pelanggaran hak azasi, baik di Papua maupun mereka yang memberi perintah tersebut dari Jakarta. [dem]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya