Humphrey Djemat
Humphrey Djemat
RMOL. Satuan Tugas Tenaga Kerja Indonesia (Satgas TKI) punya tugas berat. Sebab, TKI terancam hukuman mati di Arab Saudi dan Malaysia sebanyak 191 orang.
“TKI yang terancam hukuman mati di Malaysia sebanyak 148 orang dan di Arab Saudi 43 orang. Kemudian ditambah dari negara lain. Totalnya lebih 200 TKI,’’ kata Juru Bicara Satgas TKI, Humphrey Djemat, kepada RakÂyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
Menurut Ketua Umum Ketua AsoÂsiasi Advokat Indonesia (AAI) itu, berdasarkan data TKI/WNI yang mati di Arab Saudi selama 1 tahun sekitar 600 orang. Penyebabnya sakit, kecelakaan, bunuh diri, dianiaya, dan pemÂbunuhan.
“Makanya Presiden SBY perlu memberikan petunjuk yang jelas dan tegas kepada menteri terkait agar memperhatikan kondisi terÂsebut. Sebab, ini menyangkut harkat dan martabat bangsa,’’ paparnya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Petunjuk apa yang perlu teÂgas itu?
Misalnya soal monotorium dengan pihak Arab Saudi, AAI menyatakan keberatan dicabut atau dihilangkan. Sebab, perlinÂdungan hukum terhadap TKI kita belum berjalan seÂperti diharapÂkan. Masih diÂperÂlukan MOU yang tegas dan jelas anÂtara PeÂmeÂrintah InÂdonesia dan Arab Saudi mengeÂnai perÂlindungan TKI.
Masa tugas Satgas TKI terÂbaÂtas, bagaiÂmana kalau nanti sudah berÂakhir?
Memang masa tuÂgas Satgas tingÂgal bebeÂrapa buÂlan lagi.
Makanya diÂharapkan peraÂnan advokat. BenÂtuk peÂrananÂnya ini akan kita seÂrahkan ke pemeÂrinÂtah. Tapi yang jelas secara konkrit AAI sudah bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi dan Badan Nasional Penempatan dan PerlinÂdungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI). Misalnya, kasus Sumiyati dan Kikim diserahkan BNP2TKI ke AAI.
Apakah semua TKI yang terÂanÂcam hukuman mati ditaÂngaÂni AAI?
Secara otomatis semuanya akan ditangani AAI. Anggota kami sangat banyak.
Apa yang sudah dilakukan buat TKI?
AAI dengan semboyan MemÂbangun Advokat Pejuang telah membuktikan kinerjanya. MisalÂnya menangani kasus penyiksaan Sumiyati dan pemulangan jenaÂzah Kikim serta proses hukum terhadap pembunuhnya agar diÂhukum mati (Qishas).
Selain itu AAI juga memÂperÂjuangkan masalah TKI secara struktural, baik di dalam tahap pra-penempatan, penempatan dan paska-penempatan. Untuk menÂcapai tujuan tersebut, diperÂlukan penguatan dan penjabaran lebih konkrit dalam kerja sama AAI dengan BNP2TKI, dan kerja sama AAI dengan PemeÂrintah Daerah, khusus Pemprov Jawa Timur yang merupakan kantong TKI.
Apa kesulitan menangani kaÂsus TKI?
Biasanya kurang cepat ditaÂngani. Kalau mau jujur, seharusÂnya begitu ada kasusnya, langÂsung didampingi pengacara, baik pengacara di luar negeri, dan di dalam negeri.
Biasanya kurang cepat ditaÂngani. Kalau mau jujur, seharusÂnya begitu ada kasusnya, langÂsung didampingi pengacara, baik pengacara di luar negeri, dan di dalam negeri.
Selama ini Satgas dan AAI teÂrima kasus TKI dalam konÂdisi parah?
Ya. Kita terima kasus tersebut dengan sangat kepepet. Tahu-tahu sudah divonis hukuman mati atau tiba-tiba akan dipancung.
Apa pengacara luar negeri itu sudah handal menganani kaÂsus TKI?
AAI sudah memilih lawyer-lawyer terbaik di Malaysia dan Arab Saudi. Mereka sudah kita fit and proper test. Mereka sudah berkomitmen untuk menangani TKI. Mereka mempunyai keÂmamÂpuan pidana kriminal dan memiliki jaringan.
Bagaimana dengan pengaÂcara dari AAI, apa dibicarakan saat Rakernas lalu?
Rakernas AAI ke XV, 25 samÂpai 27 Nopember 2011 di SuraÂbaya, dengan tema “Penguatan AAI untuk Kehormatan Profesi, Masyarakat, Bangsa dan NeÂgaraâ€, telah berjalan dengan lanÂcar dan sukses. Dihadiri 500 anggota AAI seluruh Indonesia.
AAI mengadakan Panel DisÂkusi dengan tema ‘Peranan AdÂvokat dalam Perlindungan TeÂnaga Kerja Indonesia’ dihadiri Wakil Gubernur Jawa Timur SyaiÂfullah Yusuf, Kepala BNP2TKI Jumhur Hidayat, dan Ketua Satgas Penanganan Kasus TKI Maftuh Basyuni.
Apa point penting dari hasil Rakernas?
Dalam Rakernas tersebut AAI telah mencanangkan dirinya seÂbagai Organisasi Advokat yang modern. Memperkuat SDM para advokatnya. Memperhatikan keÂpentingan masyarakat pencari keadilan, khususnya TKI. MemÂberikan penguatan untuk kehorÂmaÂtan bangsa dan negara dengan tekad AAI untuk memberantas mafia hukum di Indonesia.
Apa komentar Ketua Satgas TKI?
Beliau menyatakan salut dan kekagumannya atas komitmen seÂluruh Anggota AAI. Bukan hanya Ketua Umumnya saja beÂkerja sama dan bermitra dengan pemerintah pusat dan daerah untuk melakukan perlindungan terhadap TKI.
Atas komitmen AAI tersebut, Maftuh Basyuni sebagai Ketua Satgas telah menyampaikan surat kepada Presiden SBY. Intinya agar AAI dilibatkan sebagai mitra pemerintah dalam perlinÂdungan TKI.
Hal ini juga disampaikan Pak Maftuh Basyuni saat Rapat Satgas TKI, Kamis (1/12) lalu di kantor Menko Polhukam yang dihadiri Wakil Satgas TKI Alwi Shihab, Hendarman SuÂpanÂdji, dan Bambang Hendarso Danuri. [Harian Rakyat Merdeka]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Senin, 29 Desember 2025 | 00:13
Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40
Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23
Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05
Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00
Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44
Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15
Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40
Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45
Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28