RMOL. Rasa gerah akibat udara panas di Stasiun Juanda, Jakarta Pusat langsung sirna begitu memasuki kantor PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ).
Kantor anak perusahaan PT KeÂreta Api Indonesia yang meÂnguÂrusi pelayanan angkutan keÂreta di Jakarta dan sekitarnya ini berada di lantai dua stasiun.
Begitu membuka pintu masuk kantor yang terbuat dari kaca, udaÂra sejuk langsung menerpa kulit. Udara itu berembus dari ceÂlah-celah di langit-langit yang diÂtutupi gipsum putih bersih.
Sebelum masuk ke kantor PT KCJ terlebih dulu menaiki sejumÂlah anak tangga. Keramik berÂwarna biru melapisi anak tangga. Begitu juga dinding di pinggir tangÂga. Pipa dari stainless steel diÂpasang di dinding tangga sebaÂgai tempat berpegang.
Tangga itu berujung di pintu maÂsuk kantor PT KCJ. Tak semÂbarang orang bila masuk ke daÂlam. Hanya mereka yang meÂmiliki kode akses saja yang bisa membuka pintu.
Untuk membukanya, seseÂorang harus memasukkan kode akses yang alat pemindai yang ada di sisi kanan pintu. Rakyat Merdeka mengetuk pintu ini. SeÂorang petugas keamanan memÂbukakan pintu dari dalam dengan memencet tombol.
Di belakang pintu terdapat lobby yang cukup lapang. LanÂtaiÂnya dilapisi granit warna krem. Lantai itu tampak mengkilat terkena cahaya matahari siang yang menembus dari jenderal di kiri lobby.
Selain mengkilat, lantai itu juga dijaga kebersihannya. DinÂding lobby dicat senada dengan warÂna lantai. Begitu juga kursi-kursi yang ada di ruangan ini.
Kursi-kursi yang disediakan bagi tamu direksi maupun pejaÂbat PT KCJ ini ditempatkan di beÂbeÂraÂpa sudut. Yakni meÂnemÂpel di dinÂding di sisi kanan pintu maÂsuk. Di sebelah kursi tamu ini terÂdaÂpat rak kayu yang diisi sejumÂlah surat kabar, tabloid dan majalah.
Sambil menunggu ditemui peÂjaÂbat terkait, tamu bisa meÂngisi wakÂtu dengan membaca berita. Bisa juga mengisi waktu dengan meÂnonton siaran televisi 21 inci yang diletakkan di atas buffet kecil.
Kursi dengan warna kain krem muda juga diletakkan menempel di dinding di sisi kiri pintu masuk. Kursi-kursi ini bermodel sofa.
Persis di depan deretan sofa ini terdapat kursi tamu lainnya. Tapi bermodel klasik. Kaki, peÂnyangÂga tangan dan sandaran pungÂgung terbuat dari kayu yang dicat warna jati cerah.
Menempel dengan jendela kaca di sisi kiri lobby terdapat ruaÂngan berbentuk setengah lingÂkaran. Dindingnya terbuat dari kaca. Beberapa kursi besi ditemÂpatkan di dalamnya.
Ruangan ini untuk menggelar pertemuan dengan tamu. Untuk menÂjaga privasi, dinding kacanya sengaja diburamkan di bagian teÂngah. Sehingga dari luar tak terÂlihat jelas apa yang dilakukan orang di dalam.
Di ruang lobby kantor PT KCJ ini juga dilengkapi meja reÂsepÂsioÂnis. Warna lantai dibuat berbeda deÂngan lantai lobby. Lantai dituÂtupi granit warna gelap dengan bentuk setengah lingkaran.
Langit-langit di atas resepÂsioÂnis dibuat bertingkat. Bentuknya juga setengah lingkaran. Dinding resepsionis pun dibuat berbeda deÂngan dinding lobby. DinÂdingÂnya dilapisi granit warna gelap.
Meja resepsionis terbuat dari kayu warna jati. Bagian atasnya dihiasi granit warna hitam. Di atas granit dipasang kaca. Dua peÂtugas keamanan berpakaian hitam menunggui meja ini.
Penerangan ruangan ini berasal dari lampu downlight. Puluhan lampu menyala walaupun siang hari. Beberapa foto kereta rel listrik menjadi penghias dinding lobby ini.
Di samping kanan meja terdÂaÂpat pintu kaca yang juga dilengÂkapi kode akses. Pintu ini meruÂpakan akses masuk ruang kerja karyawan.
Mengintip dari luar, kondisi sepi. Tak terlihat pegawai yang hiÂÂlir mudik. Padahal, Rakyat MerÂdeka datang saat jam kerja. KaryaÂwan di kantor ini mencapai 200 orang.
Di dekat jendela terdapat seÂbuah pintu dari kaca yang juga dilengkapi kode akses. Rakyat Merdeka tak diperÂkeÂnan bertemu dengan direksi PT KCJ maupun mengintip bagaiÂmana ruangnya.
Banyak perusahaan negara di bidang pelayanan publik yang membangun kantor direksinya maupun ruang tunggu tamu deÂngan sangat mewah. Ini diÂpersoalkan Menteri BUMN Dahlan Iskan.
Menurut Menteri, jika ruang tunggu tamu direksi bagus, maka ruang tunggu bagi masyarakat pengguna layanan idealnya juga harus dibuat bagus.
Tapi yang terjadi tak demikian. Lihat saja ke Stasiun Palmerah, Jakarta Barat. Stasiun yang tak terlalu besar ini dipadati ratusan penumpang yang menanti keÂdatangan kereta.
Lantaran minimnya kursi, peÂnumpang menunggu kereta samÂbil berdiri. Memang ada beberapa tempat duduk. Tapi jumlahnya bisa dihitung dengan jari.
Tempat duduk dibuat dari besi bekas rel. Tak ada satupun kipas maupun mesin penyejuk udara yang bisa mengusir udara panas.
Jangan berharap bakal melihat lantai yang mengkilat di sini. SeÂbagian lantai stasiun masih dari semen. Plastik pembungkus perÂmen berserakan di lantai.
Peron Disterilkan, Penumpang Tidak Bertiket Dirazia
Menteri BUMN Dahlan IsÂkan melihat dengan mata senÂdiri konÂdisi kantor PT Kereta Api InÂdoÂnesia (KAI) yang saÂngat bagus. Kondisi ini bertolak belakang dengan stasiun kereta.
Ia pun meminta kondisi ini dibalik. “Stasiunnya harus lebih bagus daripada kantornya,†pinÂta Dahlan. Dia berjanji akan meÂnuÂrunÂkan kemewahan di jajaran pimÂpinan BUMN dalam waktu tiga buÂlan jika kinerjanya negatif.
“Yang penting saya mau konÂtrol dulu yang presiden bilang bahwa bagaimana mengurangi keÂmewahan di BUMN. Insya Allah targetnya dalam tiga buÂlan,†katanya.
“Kalau direksinya tidak mamÂÂpu membuat fasilitas pubÂlik lebih baik dari ruang diÂreksi ya ruang direksinya yang harus diturunkan kemeÂwaÂhannya,†katanya.
Dahlan menambahkan, penuÂruÂnan kemewahan bagi direksi bukan berarti ruang kerja dibiÂkin lebih jelek. Tetapi fasilitas unÂtuk publik harus lebih baik dari ruang direksinya.
Sekretaris Perusahaan PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ), Makmur Syaheran meÂngatakan ruang kerja direksi maupun ruang tamunya biasa saja. “Di ruangan diÂreksi tidak ada fasilitas meÂwah,†katanya.
Makmur menyambut positif kritik dari Menteri BUMN DahÂlan Iskan yang menilai ruang kerÂja direksi lebih mewah dari faÂsilitas publik.
“Kami menerjemahkan maÂsuÂÂkannya tersebut bukan daÂlam arti fisik saja yaitu membangun fasiÂliÂtas stasiun akan tetapi leÂbih keÂpaÂda perbaikan pelÂaÂyaÂnan terhaÂdap penumpang,†katanya.
Makmur menuturkan, salah satu bentuk layanan yang seÂdang dikembangkan yakni meÂnyamÂpaiÂkan pengumuman melalui peÂngeras suara di setiap stasiun.
Pengumuman ini akan memÂbeÂriÂtahukan posisi kereta yang henÂÂdak dinaiki penumpang. SeÂlain itu, tambah Makmur, piÂhakÂnya juga akan memÂberÂsihÂkan peron di stasiun dari pedaÂgang liar dan penumpang yang tidak bertiket. Langkah itu diÂlaÂkukan agar maÂsyarakat pengÂguÂna keÂreta merasa nyaman.
Restu Menteri Turun, Pisah Dari Saudara Tua
PT KAI Commuter JaboÂdeÂtaÂbek adalah salah satu anak peÂruÂsahaan PT Kereta Api IndoÂneÂsia (KAI). Perusahaan ini diÂbentuk berdasarkan Inpres NoÂmor 5 Tahun 2008 dan Surat KeÂputusan Menteri Negara BUMN Nomor S-653/MBU/2008 tertanggal 12 Agustus 2008.
Pembentukan anak perusaÂhaÂan ini berawal dari keinginan PT KAI untuk lebih fokus daÂlam memberikan pelayanan yang berkualitas. Juga menjadi bagian dari solusi permasalahan transportasi perkotaan yang semakin kompleks.
Sebulan setelah keluar surat keputusan Menteri BUMN, PT KAI Commuter Jabodetabek resmi terbentuk lewat akte penÂdirian Nomor 415 Notaris Tn. Ilmiawan Dekrit SH.
Kehadiran PT KAI ComÂmuÂter Jabodetabek dalam industri jasa angkutan KA Commuter bukanlah tiba-tiba. Tapi melalui proses dan persiapan yang cuÂkup panjang.
Di mulai dengan pembÂenÂtuÂkan Divisi Angkutan Perkotaan Jabotabek dengan memisahkan diri dari “saudara tuanya†PT KeÂreta Api Daop 1 Jakarta.
Setelah pemisahan ini, pelaÂyanan KRL di wilayah JaÂboÂtaÂbek berada di bawah PT Kereta Api (Persero) Divisi Angkutan PerÂkotaan Jabotabek. SemenÂtara pelayanan KA jarak jauh yang beroperasi di wilayah JaÂboÂdetabek berada di bawah PT Kereta Api Daop 1 Jakarta.
PT Kereta Api (Persero) DiÂvisi Angkutan Perkotaan JaboÂtabek kemudian berubah menÂjadi sebuah perseroan terÂbatas, PT KAI Commuter JaÂboÂdeÂtabek.
Setelah menjadi perÂseÂroan terbatas perusahaan ini menÂdapatkan izin usaha Nomor KP 51 Tahun 2009 dan izin opeÂrasi penyelenggara sarana perÂkeretaapian Nomor KP 53 TaÂhun 2009. Semua izin itu diÂkeÂluarkan Menteri Perhubungan.
Sesuai namanya, tugas pokok perusahaan ini memberikan pelayanan jasa angkutan kereta api komuter (untuk selanjutnya disebut “Commuter†saja).
Pelayanan itu diberikan deÂngan menggunakan sarana KeÂreta Rel Listrik (KRL) di wiÂlayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang (Serpong) dan BeÂkasi serta pengusahaan di biÂdang usaha non angkutan peÂnumpang. [Harian Rayat Merdeka]
Populer
Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03
Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21
Senin, 30 September 2024 | 05:26
Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53
Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45
Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46
Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35
UPDATE
Jumat, 11 Oktober 2024 | 03:39
Jumat, 11 Oktober 2024 | 03:13
Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:49
Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:21
Jumat, 11 Oktober 2024 | 02:00
Jumat, 11 Oktober 2024 | 01:47
Jumat, 11 Oktober 2024 | 01:30
Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:59
Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:38
Jumat, 11 Oktober 2024 | 00:17