Berita

aliya-ibas/ist

Pernikahan Ibas-Aliya karena Cinta atau Perintah?

SELASA, 22 NOVEMBER 2011 | 14:25 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

RMOL. Pernyataan Jurubicara Kepresidenan Julian Adrian Pasha soal biaya pernikahan Ibas-Aliya adalah pernyataan lucu khas Rezim SBY.

Demikian disampaikan aktivis Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera), Mustar Bona Ventura, kepada Rakyat Merdeka Online, beberapa saat lalu (Selasa, 22/11).

Menurut Bona, klarifikasi maupun penyangkalan terhadap segala sesuatu terkait prosesi pernikahan Ibas-Aliya harusnya bukan dijelaskan oleh Jubir Presiden. Ketika penjelasan dilakukan oleh Jubir Presiden, maka pernikahan itu merupakan acara kepresidenan. Karena presiden adalah jabatan politik maka berarti pernikahan tersebut bersifat politis.


"Hendaknya Istana mulai belajar berpikir ilmiah, bukan debat kusir dengan melakukan penyangkalan atas apapun disertai dengan data lain sebagai penyangkalnya," kata Bona.

Kalau mau menyangkal bahwa pernikahan tersebut tidak menghabiskan biaya Rp 12 miliar seperti disampaikan Bendera, kata Bona, seharusnya disampaikan SBY, Hatta, Ibas atau kepanitiaan pernikahan, bukan Julian. Mereka-mereka harus menjelaskan secara terbuka dan terperinci berapa besarnya biaya pernikahan, dari mana sumber pembiayaanya dan ada atau tidak keterkaitan pembiayaan itu dengan jabatan yang sedang diemban.

Mereka kata Bona, misalnya harus menjawab, apakah penggunaan mobil kebakaran untuk penyemprotan membersihkan jalan di biayai APBN atau panitia? Apakah pelibatan dua Kodam untuk pengamanan merupakan permintaan panitia atau perintah Presiden? Apakah penggunaan Istana Cipanas itu di sewa panitia atau sumbangan negara? Atau apakah peliburan SD Alam Cikeas, pembatasan pedagang dan angkutan Cipanas merupakan imbauan panitia atau ada keterlibatan aparatur negara?

"Semua penjelasan tersebut penting untuk menjernihkan, apakah pernikahan itu sebuah prosesi cinta pribadi atau perintah negara, sehingga jelas batasan keterlibatan negara dalam penggunaan anggaran dan kewenangan dalam pernikahan tersebut," imbuh Bona. [dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya