RMOL. Peluh mengucur tak henti-hentinya di dahinya. Tetesan keringat itu berlabuh di mata kirinya. Meninggalkan rasa perih. Kaos kutang lusuh yang dikenakannya diusap-usapkan ke mata untuk menghilangkan perih. Setelah lebih baikan, pekerjaan dilanjutkan kembali.
Bersama puluhan pekerja lainnya, ia sedang mengerjakan proyek pembuatan gorong-gorong (box culvert) di sepanjang Jalan Sudirman. Dibantu alat berat, dengan hati-hati box culvert diturunkan ke tanah yang sudah digali.
Beberapa pekerja lainnya meÂlakukan pengecoran. Panas meÂnyengat dan hujan yang meÂnguÂyur tak dihiraukan. Mereka terus bekerja bahu membahu menyÂeÂleÂsaikan proyek ini seolah berÂkeÂjaran dengan waktu. Hiruk pikuk kendaraan yang lalu lalang di atas mereka sama sekali tak meÂngangÂgu konsentrasi bekerja.
Semeter dari situ, arus lalu linÂtas tersendat. Kendaraan meÂnguÂlar ke belakang. Maklum, hanya satu lajur di jalan ini yang bisa diÂlalui. Sebab proyek ini memaÂkan setengah ruas jalan di jalur lambat ini.
Pembuatan gorong-gorong ini tak hanya di satu tempat, meÂlainkan beberapa titik. Simpul-simpul kemacetan pun jadi lebih banyak. Lepas dari simpul keÂmaÂcetan yang satu, kembali terjebak kemacetan di titik berikutnya.
Di sepanjang Jalan Sudirman ada beberapa tempat yang jadi tempat pengerjaan proyek ini. Yakni di depan Ratu Plaza hingga Gelora Bung Karno. Pinggir jalan setelah pedestrian terokupasi proÂyek ini. Lebar proyek bisa 1,5 meÂter-2 meter, dengan kedaÂlaman 2 meter.
Batas lokasi proyek dengan ruas jalan yang masih bisa dilalui tidak jelas. Di Jalan Sudirman, baÂtas proyek dan jalan hanya kayu-kayu kecil, kemudian pita plastik hitam putih yang dibenÂtangkan di antara kayu-kayu tersebut.
Hal itu tentunya sangat memÂbahayakan para pengendara seÂpeda motor. Jalan yang semakin menyempit, bisa menyebabkan para pengendara sepeda motor terperosok ke dalam lubang akibat berdesak-desakan.
Banyaknya tanah sisa galian di tepi jalan juga menyebabkan jalanan menjadi becek saat hujan turun. Juga membuat jalan menÂjadi licin. Membahayakan keÂselamatan pengendara terutama roda dua.
Berjalan dari arah Bundaran Hotel Indonesia (HI) proyek pemÂbuatan gorong-gorong sudah mulai terlihat di depan gedung Plaza Sentral. Aspal di sisi kiri jalan yang bersampingan dengan trotoar sudah dihancurkan.
Tampak satu bekhoe disiapkan di tempat ini. Box culvert untuk gorong-gorong juga sudah diÂsiapkan di sepanjang jalan. PeÂngerjaan proyek ini terlihat jelas mulai jelas mulai sisi jalan di deÂpan lahan kosong di samping Polda Metro Jaya hingga menÂjelang kantor Kementerian PenÂdayaangunaan Aparatur Negara (Kemenpan).
Tingkat penyelesaian proyek ini berbeda-beda. Ada yang baru tahap pemecahan aspal. Ada yang sudah penanaman box culvert. Ada juga yang tinggal pengeÂcoran bagian atas box culvert seÂbelum ditutupi aspal.
Untuk jalur ini, pengamanan batas proyek gorong-gorong deÂngan jalan bisa dibilang tidak baik. Di beberapa bagian hanya dipasangi pita plastik hitam putih dan poster PT Idee Murni PraÂtama sebagai kontraktor peÂngerjaan proyek ini.
Di bagian lain tampak sudah diÂpasangi pembatas jalan dari beton, namun jarak yang satu deÂngan yang lainnya masih kurang rapat.
Di sepanjang jalur lambat Jalan Sudirman dari arah Blok M meÂnuju Bundaran HI maupun seÂbaliknya dari arah Bundaran HI, satu ruas jalan tak bisa dilalui.
Sehari-hari Jalan Sudirman meÂrupakan jalan yang sangat siÂbuk dan padat. Banyak gedung perkantoran di kawasan ini. Tanpa adanya proyek pembuatan gorong-gorong saja, kawasan ini kerap macet pada jam-jam sibuk
Dengan adanya proyek ini, kemacetan di ruas jalan ini berÂlangsung sepanjang hari. Mulai dari pagi sampai malam hari. Baru menjelang tengah malam, jalan agak lenggang. Para peÂngenÂdara yang melintas di jalan sepertinya harus memÂbiasakan diri menghadapi situasi kemaceÂtan parah ini.
Dari arah underpass di samping Plaza Semanggi menuju Blok M misalnya, kendaraan sudah sulit bergerak. Untuk sampai ke Polda Metro Jaya saja memakan waktu 15 menit, padahal jaraknya tak sampai 500 meter.
Beberapa pengguna sepeda motor bahkan nekat melintasi troÂtoar agar bisa sesegera mungkin keluar dari jebakan macet.
Pembuatan gorong-gorong juga dilakukan di ruas jalan pengÂhubung Hotel Mulia hingga meÂnuju Pasar Palmerah. Tepatnya di belakang Gedung MPR/DPR, peÂngerjaan gorong-gorong itu diÂlakukan di sisi jalan sebelah kiri.
Gorong-gorong yang dipasang di sini lebih kecil. Tapi tanah beÂkas galian dibiarkan menumpuk di pinggiran jalan. Akibatnya ruas jalan di situ menjadi lebih sempit. Sebagian ruas jalan sudah diÂambil proyek tiang-tiang monorel yang gagal.
Galian sedalam 1,5 meter itu cuÂkup membahayakan keseÂlaÂmatan pengguna jalan. Sebab, di sepanjang proyek gorong-gorong ini sama sekali tak dipasangi pembatas ataupun tanda khusus.
Tak ayal, keluhan datang dari sejumlah pengguna jalan karena kemacetan yang semakin menÂjadi-jadi di ruas jalan itu. Deni (23), kurir sebuah restoran cepat saji ini adalah salah satu pengÂguÂna jalan yang paling merasa diÂruÂgikan parahnya kemacetan di situ.
“Jujur proyek ini sangat meÂnganggu sekali. Jalanan jadi seÂmakin macet saja. Saya kan peÂngantar makanan dan diberi tarÂget waktu. Selama ada proyek ini jadi ngaret terus,†keluhnya.
Dia mengaku selama ini hanya membutuhkan waktu 30 menit mengantarkan pesanan makanan ke gedung-gedung perkantoran di sepanjang Jalan Sudirman. Tapi sejak ada proyek pembuatan goÂrong-gorong, bisa memakan waktu 45-60 menit.
“Konsumen pada komplain, karena kita datang nggak tepat waktu. Mau nggak mau kita harus ngasih kompensasi, kan kita sudah janji nyampe 30 menit. Saya berharap cepat diselesaikan. Nggak ada gitu aja udah macet kok,†katanya.
Keluhan yang sama juga diÂsampaikan oleh Amin (27), kurir pengantar barang. Pria yang seÂhari-hari kerap mengantarkan paket ke gedung-gedung perÂkantoran di sepanjang Jalan SuÂdirman ini mengaku banyak menghabiskan waktu di jalan karena adanya proyek pembuatan gorong-gorong.
“Jalanan jadi luar biasa macet. Tau sendiri Jalan Sudirman maÂcetnya udah lumayan parah mesÂki nggak ada proyek beginian. Kerjaan saya nganterin paket jadi makin lambat. Seharusnya dalam satu jam udah dapat dua tempat, seÂkarang satu aja susah,†keluhnya.
Amin heran proyek gorong-goÂrong dilakukan saat sudah meÂmasuki musim hujan. Seharusnya pada musim kemarau. “Proyek penanggulangan genangan air kok dikerjakan di musim hujan Orang-orang di pemerintahan kapan pinternya sih. Wajar aja Jakarta makin semrawut kaya begini. Ngakunya ahli, tapi nggak ada yang bener,†ujarnya dengan nada ketus.
Tumpukan tanah dan gorong-gorong yang ditaruh di trotoar juga menyebabkan penumpang sulit naik atau turun bus. Karena satu sisi jalan yang tak berfungsi, mau tak mau bus menurunkan penumpangnya di tengah jalan.
“Di sini masih lebih baik. Di seberang sana lebih parah lagi kalau mau naik atau turun bus,†kata Bagus Handoko, warga yang sedang menunggu bus di Halte Polda ke arah Blok M.
Reni (25), karyawati swasta menuturkan, harus berjalan ke lokasi yang belum dilakukan penggalian untuk menunggu bus ketika pulang kerja. Ia tak berani menunggu di lokasi proyek karena khawatir terserempet bus.
“Saya harus nunggu bus ke sebelah sana yang jalannya belum digali. Soalnya aman dari cipÂratan lumpur. Pengennya cepet-cepet diberesin biar kita nunggu bus juga enak, jalanan juga nggak semacet ini lagi,†ujarnya.
Suko, pelaksana proyek PT Idee Murni Pratama mengatakan kawasan Sudirman merupakan salah satu dari 50 titik proyek rehabilitasi gorong-gorong di ibuÂkota yang tengah dilakukan Pemprov DKI Jakarta. Proyek ini ditargetkan rampung 15 DesÂemÂber mendatang. Menurut dia, kemacetan parah yang melanda kawasan SudirÂman-Thamrin beÂberapa hari terakhir lebih karena faktor hujan saja.
Jalur Busway Boleh Dilintasi
Untuk mengurangi kemacetan di Jalan Sudirman-Thamrin akiÂbat proyek gorong-gorong, keÂpoÂlisian memperbolehkan peÂngenÂdara melewati jalur busway. KeÂdua jalan protokol ini dilalui bus TransÂjakarta koridor I (Blok M-Kota).
“Kedua arah bisa digunakan kenÂdaraan pribadi, baik meÂngaÂrah ke Blok M ataupun ke arah HI (Hotel Indonesia). Itu salah satu upaya untuk mengurai keÂmacetan,†kata Ajun Komisaris Tri Wibowo, Kepala Urusan TekÂnologi dan Informasi Traffic MaÂnagement Center Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya.
Menurut dia, membuka jalur Transjakarta koridor I bagi hanya solusi cepat untuk mengurai kemacetan di sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin.
“Saya belum tahu sampai kaÂpan dibuka. Yang jelas, mulai hari ini (maksudnya kemarin), jalur Transjakarta koridor I bisa dilalui kendaraan pribadi,†ujar kata Tri. Ia belum bisa memastikan sampai kapan kebijakan diterapkan.
Hasil pemantauan Ditlantas Polda Metro Jaya, kemacetan di ruas jalan Sudirman-Thamrin seÂmakin parah. Biasanya, kepaÂdaÂtan lalu lintas sudah berkurang pada pukul 10.00 WIB. Pada saat itu, jam masuk kerja sudah berÂakhir. Namun sejak ada proyek gorong-gorong, kemacetan terÂjadi sepanjang hari.
“Kalau sekarang pukul 10.00 WIB masih macet, salah satu peÂnyebabnya memang itu (proyek gorong-gorong),†Tri.
Dinas Perhubungan DKI JakarÂta tak bisa berbuat banyak meÂngatasi kemacetan di Jalan SuÂdirman-Thamrin yang timbul akiÂbat proyek gorong-gorong.
“Kalau ingin jalan itu tidak banjir lagi, ya kita harus menÂduÂkung pembangunan (gorong-goÂrong) itu,†ujar Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono.
Pristono mengatakan, mau tak mau gorong-gorong harus dibuat di bawah jalan. Tak mungkin diÂbuat di bawah pedestrian yang suÂdah penuh dengan sambungan kaÂbel, pipa air minum maupun gas.
Ia bergarap pelaksana proyek memberitahukan kepada peÂngenÂdara. “Misalnya lewat spanduk, dan Situs TMC,†katanya. TMC adalah kependekan dari Traffic Management Center yang diÂmiÂliki Polda Metro Jaya.
Pristono mengatakan Dishub juga tidak mungkin mengalihkan arus lalu lintas di kawasan itu. Ia menyarankan pengendara yang tidak ingin terjebak macet agar tidak melintasi jalan itu. “Paling baik ya cari alternatif jalan lain,†sarannya.
Si Kontraktor Ditegur Polisi
Kepolisian rupanya tak tinggal diam melihat kemacetan yang makin parah akibat adaÂnya proyek gorong-gorong di ruas Jalan Sudirman-Thamrin. DiÂrekÂtorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya melayangkan surat somasi kepada pelaksana proyek itu.
Dalam suratnya, kepolisian meminta pelaksanaan proyek memperhatikan dampak peÂngerjaan gorong-gorong (box culvert) itu terhadap arus lalu lintas di sekitarnya.
“Ini somasi yang kedua. Kami akan layangkan segera dan akan kami tembuskan ke Pemerintah Provinsi DKI,†ujar Kasubdit Keamanan dan KeÂseÂlamatan, AKBP Yakub Dedi Kurniawan.
Yakub mengungkapkan, soÂmasi tersebut dilayangkan kaÂreÂna pihaknya melihat pelakÂsana proyek melanggar UU NoÂmor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
“Ada beberapa aspek keÂamaÂnan, ketertiban dan keselamatan yang tidak diperhatikan oleh peÂlaksana proyek,†ungkapnya.
Dalam somasi tersebut, jelas Dia, Polda mencantumkan seÂjumlah permintaan terhadap pelaksana proyek. Misalnya, peÂngerjaan proyek dilakukan pada malam hari. Selama ini proyek dilakukan pada siang hari.
“Kalau siang hari kan banyak aktivitas masyarakat, tentunya hal itu sangat menganggu pengÂguna jalan,†ucapnya.
Polisi juga meminta agar peÂlaksana proyek memasang ramÂbu dan peringatan di lokasi penggalian. Pemasangan rambu proyek dilakukan agar maÂsyaÂrakat pengguna jalan mewasÂpadai adanya pekerjaan di titik-titik tersebut.
“Memang kita lihat, rambu pekerjaan seperti traffic cone, roÂtator untuk malam hari itu maÂsih minim sekali,†kata YaÂkub. Selain itu, Polda juga meÂngimbau agar pelaksana meÂminÂdahkan pos proyek, blok box culvert, dan material lainÂnya dari dari trotoar. Ini agar tak mengganggu pejalan kaki.
“Menaruh material di trotoar dan di depan halte itu tidak benar, mengganggu orang yang jalan kaki,†katanya. Di samÂping menyebabkan keÂmacetan, Yakub menamÂbahÂkan, peÂngerjaan proyek gorong-gorong ini membuat kotor. Tanah sisa galian bertebaran.. “Jalanan jadi becek dan licin,†ucapnya.
Pekerjaan rehabilitasi goÂrong-gorong ini telah berjalan beberapa hari ini di sejumlah titik di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman. Adapun, pelaksana proyek adalah PT Ide Murni Pratama. “Dia tidak hanya meÂnangani proyek ini, tetapi juga menangani proyek-proyek lain di Jakarta,†katanya.
Yakub mengultimatum proÂyek harus selesai sebelum SEA Games XXVI di Jakarta pada 11 November nanti. “Kondisi jaÂlan sudah harus dikembalikan seperti sebelum proyek dilakÂsaÂnaÂkan,†tegas dia.
Ruas jalan yang sempat digali harus sudah ditutup aspal saat pesta olahÂraga negara-negara Asia Tenggara itu.
Kontraktor proyek rehabiÂlitasi gorong-gorong di seÂpanÂjang Jalan Sudirman, PT Idee Murni Pratama mengklaim suÂdah menjalankan instruksi DitÂlantas Polda Metro Jaya dan DiÂnas Pekerjaan Umum soal peÂmasangan rambu dan pengaÂmaÂnan di sekitar lokasi proyek.
Suko, pelaksana proyek PT Idee Murni Pratama mengÂaÂtaÂkan pihaknya sudah memasang separator MCB dan lampu. PeÂmaÂsang ini untuk memÂbeÂritahukan kepada pengendara yang melintas.
Suko menambahkan, pemaÂsaÂngan rambu sebagai pengaÂmanan bagi pengendara sudah dilakukan sejak Kamis (27/10) malam. “Tapi kalau memang masih kurang kita tambahi,†imbuhnya.
PT Idee Murni Pratama telah menerima somasi dari Ditlantas Polda Metro Jaya beberapa hari lalu. Menurut Suko, surat itu berisi evaluasi terhadap proyek yang sedang kerjakan.
“Somasi itu karena ada yang kurang, memang ada surat evaÂluasi tentang pekerjaan kita, tapi yang kurang-kurang akan kita penuhi dan tambahi,†ucapnya.
Suko menuturkan, waktu pengerjaan dijadwalkan mulai pukul 22.00 WIB. Sebab, pada dalam rentang waktu tersebut volume kendaraan yang meÂlinÂtas cederung bisa dikendalikan. Kesepakatan itupun, meÂnuÂrutÂnya, diambil setelah berÂkoorÂdinasi dengan pihak terkait termasuk Ditlantas Polda.
“Jadi bukan kita yang mau melakukan menutup sewenang-wenang. Kita tetap koordinasi dengan pihak terkait, dan DitÂlanÂtas juga menempatkan petuÂgas di lapangan,†kata dia.
Distop Selama SEA Games
Agar pengendara tak terÂpeÂrosok ke lubang galian gorong-gorong, Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta meÂmasang bingkai beton sebagai pembatas.
“Bingkai itu sudah kami paÂsang di sepanjang galian. BingÂkai ini terbuat dari beton yang berat, sehingga bisa menahan kendaraan-kendaraan yang meÂnabraknya dan tidak jatuh ke daÂlam galian,†kata Kepala DiÂnas Pekerjaan Umum DKI JaÂkarta Ery Basworo.
“Kalau memang dirasa belum cukup kami akan minta tambahkan lagi,†tambah dia. Selain memasang bingkai beton ini, Dinas PU juga akan meÂmaÂsang lampu-lampu yang memÂberikan tanda bagi pengendara untuk berhati-hati melewati lokasi proyek.
Walaupun banyak diprotes karena menyebabkan macet, Ery mengatakan proyek terus berÂjalan. Proyek baru dihenÂtiÂkan saat pelaksanaan SEA Games.
Beberapa hari menjelang pesÂta olahraga itu, lokasi proÂyek dibersihkan. “Selama peÂlakÂsanaan SEA Games kan tidak boleh ada pengerjaan,†kata dia.
“Seluruh galian akan kami tutup dengan pasir dan batu (sirÂtu). Gorong-gorong ini tetap beÂlum bisa dilewati, karena masih sirtu. Tetapi setidaknya akan leÂbih aman,†sambung Ery.
“Nanti setelah SEA Games, seÂluruh permukaan sirtu itu akan ditutup dengan beton lalu diaspal. Selama SEA Games berlÂangsung, pekerjaan akan dihentikan dulu. Kita tidak akan membuka galian baru lagi, sampai SEA Games selesai,†tegasnya.
Ia berharap lokasi pengerjaan gorong-gorong ini sudah diÂbersihkan sebelum 10 NoÂvember. [rm]
Populer
Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03
Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53
Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21
Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45
Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35
Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46
Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01
UPDATE
Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:44
Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:27
Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:27
Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:22
Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:19
Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:08
Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:41
Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:39
Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:29
Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:15