RMOL. Farida takut-takut memasuki ruang kelas IV untuk memulai pelajaran, Rabu pagi (26/10). Kejadian sehari sebelumnya masih membayangi guru yang merangkap wali kelas IV itu.
“Khawatir kejadian itu terÂulang,†kata perempuan berÂjilbab yang sudah puluhan tahun meÂngajar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Utan Kayu Utara 01 Pagi, Matraman, Jakarta Timur.
Selasa pagi (25/10), langit-langit ruang kelas IV roboh. Sejumlah murid terluka tertimpa papan fibercement (GRC) peÂnutup plafon.
Plafon itu roboh saat jam peÂlaÂjaran baru dimulai. Saat itu, sebanyak 40 murid kelas IV suÂdah duÂduk di bangkunya masing-maÂsing. Farida pun bersiap memulai pelajaran Bahasa Indonesia.
Sebelum memulai pelajaran, ia mengambil daftar absensi dan membaca satu per satu nama sisÂwa yang tercatat di situ. Siswa yang masuk diminta untuk menÂjawab dengan “hadir†bila naÂmanya dipanggil.
Tiba-tiba terdengar suara “brukâ€. Farida melihat papan plaÂfon di bagian belakang kelas roboh dan menimpa murid-murid.
Kelas pun riuh dengan suara kesakitan dan tangisan siswa yang tertimpa papan plafon. SeÂmentara siswa yang selamat beÂrebutan keluar kelas.
“Seketika itu saya langsung menghampiri siswa yang terÂtimÂpa atap untuk menolongnya seÂceÂpat mungkin,†kata Farida.
Keributan di ruang kelas IV dan siswa yang berhamburan keÂluar memancing perhatian guru-guru kelas lain. Sebelas siswa yang tertinggal pecahan papan plafon di bawah ke Klinik WaluÂyo yang tak jauh dari lokasi sekolah.
Sebagian besar murid yang terÂtimpa papan plafon menderita benÂjol di kepala, luka memar di waÂjah, lengan dan kakinya. SeÂseÂorang murid bernama Maria MarÂgareta Florensiasudin (9) mengalami luka robek di bagian bibirnya.
Kegiatan belajar mengajar di keÂlas IV dihentikan. Para murid lalu digiring ke ruang perpuÂsÂtaÂkaÂan untuk istirahat sekaligus meÂneÂnangkan diri. “Kami ajak mereÂka bernyanyi agar tidak trauma atas kejadian tersebut,†kata Farida.
Farida mengatakan, kejadian ini sangat mengejutkannya. Â, sebelumnya tidak ada tanda-tanda kerusakan di plafon. “Saya kaget setengah mati begitu plafon roboh,†curhatnya.
Rasa kagetnya cukup beralaÂsan. Sebab, gedung sekolah ini baru direnovasi total pada 2009. Farida meminta pihak terkait unÂtuk memeriksa plafon seluruh keÂlas agar kejadian ini tak terulang.
Kemarin, plafon yang roboh sudah diperbaiki. Papan baru diÂpasang untuk menggantikan yang roboh. Tapi perbaikan ini baru sekadar untuk menutup lubang di langit-langit. Sambungan antar papan plafon belum didempul. Papan yang baru belum dicat. List yang ikut copot ketika plafon roboh juga belum diganti.
Kepala SDN Utan Kayu Utara 01 Sutarjo Atmowidjoyo meÂngatakan, kegiatan belajar meÂngajar di kelas IV sudah normal kembali Rabu kemarin.
Ia berharap, Dinas Pendidikan memeriksa seluruh ruang kelas untuk memastikan masih layak digunakan atau tidak.
“Terus terang kami maÂsih khaÂwatir. Apalagi kondisi di ruang Kelas I dan II sepertinya juga raÂwan ambruk. Kami memerlukan jaminan dari instansi terkait jika gedung seÂkoÂlah ini memang aman digunaÂkan,†kata Sutarjo.
Menurut Farida, murid-murid yang sempat tertimpa pecahan papan plafon sudah masuk seÂkolah Rabu kemarin. “Hanya MaÂria saja yang tidak masuk hari ini. Menurut dokter yang meÂraÂwatÂnya, Maria harus beristirahat seÂlama tiga hari,†ungkap dia.
SD Negeri Utan Kayu Utara 01 Pagi terletak di Jalan Wahab, Utan Kayu, Matraman, Jakarta Timur. Satu kompleks dengan SD 03 Pagi dan 05 Pagi.
Sebuah gerbang selebar dua meter tersedia untuk akses masuk ke kompleks sekolah. Gerbang itu terdiri dua anak pintu yang dicat warna hitam. Hanya satu yang dibuka.
Memasuki kompleks sekolah terlihat halaman yang tak terlalu luas. Letaknya di tengah-tengah kompleks sekolah. Sebuah tiang benÂdera dipasang di tengah halaman.
Bangunan SDN 01 terletak di bagian kanan. Bangunan dicat hijau. Warnanya belum kusam, menunjukkan sekolah ini belum lama dicat. Bentuk bangunan SDN 01 memanjang. Ukurannya 6x60 meter. Di dekat halaman terdapat ruang berukuran 6x5 meter untuk ruang komputer.
Ruang di sebelahnya diguÂnaÂkan untuk guru. Ukurannya sama. Di samping ruang guru terdapat ruang-ruang kelas. Mulai dari ruang kelas VI kemudian kelas V berurutan sampai kelas I.
Untuk menuju ruang kelas IV melalui selasar selebar 1,5 meter. Tiba di ruang kelas yang dituju terlihat pintu selebar 1,5 meter. Di atas pintu ditempel papan putih berukuran kecil yang bertuliskan “Kelas IVâ€.
Pintu ini memiliki dua anak pintu. Hanya satu yang dibuka. Masuk ke dalam kelas terlibat meja dan kursi untuk belajar.
Beberapa kursi ditaruh di atas meja dengan posisi terbalik. Kaki-kaki kursi menghadap ke atas. Saat Rakyat Merdeka tiba, kelas sudah kosong. Sebab, jam belajar sudah selesai.
Di tengah-tengah plafon terdaÂpat kipas angin. Posisinya sedikit menggantung, tidak dipasang rapat ke tulang plafon.
Kepala Dinas Malah Salahkan Anak Buahnya
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi MulÂyanto menegaskan, Kepala Suku Dinas (Sudin) Pendidikan Dasar (Dikdas) Jakarta Timur harus bertanggung jawab atas kasus ambruknya atap sekolah SDN Utan Kayu Utara 01 Pagi. Ia berharap, kasus serupa tidak akan kembali terulang di kemudian hari.
Kepala Sudin Dikdas Jakarta Timur saat ini dijabat Abdul Rasyid. “Kami menyayangkan sikap Abdul Rasyid yang tidak mengetahui siapa kontraktor SDN Utan Kayu Utara 01 terÂsebut,†kata Taufik.
“Harus dicek ulang, jangan sampai kasus seperti ini kemÂbali terjadi. Jika ada kecenÂdeÂruÂngan tidak beres, segera amÂbil langkah perbaikan. Sudin Dikdas Jakarta Timur dan reÂkaÂnanÂnya juga harus bertangÂgungÂÂjawab, jangan sampai kegiatan belajar mengajar siswa menjadi terganggu,†tambahnya.
Taufik meminta jajarannya mengecek ruang kelas lainnya. “Kita sudah perintahkan ke Kasudin Jakarta Timur untuk melakukan pengujian teknis di seluruh ruang di SD itu. Bila memang aman, kita minta untuk tetap digunakan ruangnya. Bila kurang (aman) kita minta seceÂpatnya dibongkar,†katanya.
Pengecekan diperlukan seÂbagai langkah antispasi agar keÂjadian serupa tidak terulang kemÂbali di ruang kelas lain. “Pertama kita ingin memasÂtiÂkan apakah semuanya aman atau tidak,†terangnya.
Taufik mendapat informasi plafon yang rubuh diperbaiki. Ruang kelas IV itu sudah kemÂbali bisa digunakan seperti seÂdia kala. “Semalam sudah langÂsung diperbaiki dan sudah seÂleÂsai. Pagi ini sudah bisa diguÂnaÂkan kembali ruang itu,†ujarnya.
Menurut Taufik, ambruknya atap di ruang kelas IV SDN Utan Kayu Utara tersebut diseÂbabkan penahan eternit yang terbuat dari gipsum kurang kuat. Padahal, gedung SDN tersebut baru direhab total pada tahun 2009.
“Sedang kita teliti letak unsur kesalahannya di mana. Kalau memang dari pembangun atau kontraktor ada kelalaian, tentu nanti ada sanksinya,†katanya.
Mengenai 11 murid yang terÂluka akibat insiden itu, Taufik meÂnegaskan, Sudin Dikdas JaÂkarÂta Timur akan menanggung seÂÂmua biaya perawatan. Sudin JaÂkarta Timur juga harus memÂbeÂrikan pemulihan trauma psikoÂlogis kepada murid-murdi yang naas.
“Biaya perawatan kita tangÂgung, tetapi yang lebih penting adalah menumbuhkan psikoÂloÂgis mereka agar tidak takut kemÂÂbali ke ruang kelasnya. Ini juga harus dilakukan untuk menghindari trauma para muÂrid-murid,†katanya. [rm]
Populer
Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03
Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53
Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21
Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45
Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35
Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46
Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01
UPDATE
Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:44
Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:27
Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:27
Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:22
Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:19
Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:08
Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:41
Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:39
Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:29
Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:15