Fauzi Bowo
Fauzi Bowo
RMOL.Sejumlah nama sudah ambil ancang-ancang untuk maju ke pemilihan gubernur DKI Jakarta 2012. Mereka sudah membentuk tim dan posko. Bagaimana dengan Fauzi Bowo? Apakah incumbent ini juga sudah mempersiapkan tim?
Rakyat Merdeka kemudian meÂngunjungi markas Foke saat ikut pilgub 2007 lalu di Jalan Diponegoro Nomor 63, Menteng, JakÂarta Pusat. Ketika itu Fauzi Bowo membuat markas yang disebut Foke Center. Foke meruÂpakan sebutan untuk bekas Sekda Pemprop Jakarta itu. Kependekan dari Fauzi Oke.
Suasana berbeda justru terlihat ketika menginjakkan kaki di ruÂmah mentereng yang disulap jadi kantor ini. Kini tak terlihat lagi atribut milik Fauzi di tempat ini. Plang, spanduk, baliho atau sejeÂnisnya bergambar dirinya sama sekali tidak terlihat.
Sebuah plang besar di bagian depan semakin menunjukkan bahÂwa tempat ini sudah berganti penghuni. Plang selebar tiga meter ini yang didominasi warna merah dan putih memajang wajah Sutiyoso.
Bekas gubernur DKI itu kini didapuk menjadi ketua umum Partai Keadilan dan PerÂsatuan Indonesia (PKPI) seÂpeÂninggalan Edi Sudradjat.
“Ayo Gabung!†Begitulah isi kaÂlimat seruan yang mengajak maÂsyarakat untuk bergabung daÂlam partai ini. Tak lupa diÂseÂmatÂkan logo dan kepanjangan PKPI di sisi kanan dan bagian baÂwahÂnya. Plang ini menegaskan bahwa rumah ini kini menjadi markas PKPI.
Memasuki gerbang yang seÂngaja dibiarkan terbuka, terlihat beberapa mobil parkir di peÂkaÂraÂngan. Pernak-pernik berlogo PKPI juga menyebar merata hingÂga bagian dalam rumah.
Udin, satpam yang menjaga kantor ini menuturkan, PKPI sudah sekitar setahun menempati rumah ini. “Kita masuk ke sini suÂdah kosong. Sebelumnya dibeÂneÂrin dulu ama yang punya seteÂlah ditinggal Foke, baru diisi orang lain. Baru setelah itu Partai Pelopor masuk,†ujarnya.
Dia mengaku, Foke Center haÂnya sekitar satu tahun bertahan di sini. Setelah Fauzi terpilih menÂjadi gubernur, tim pemanangan dibubarkan.
“Denger-denger cuma setahun pake gedung ini ketika rame-raÂme pilkada. Dulu juga ada marÂkasnya di Jalan Diponegoro 43, tapi sekarang kayanya udah nggak lagi karena yang punya Djan Faridz. Mungkin karena sekarang sama-sama maju,†ujarnya.
Rakyat Merdeka kemudian mengÂkonfirmasi kepindahan Foke Center kepada Sekretaris Daerah DKI Jakarta Sekda, Cucu Ahmad. Dia mengaku, tidak meÂngetahui dimana kini markas tim pemenangan Foke.
“Pak Foke belum ngurusin yang begitu-begitu. Beliau masih fokus sama kerjaannya. Saya juga kurang tahu beliau udah punya markas atau belum,†ucapnya.
Karena kesibukan di akhir masa kerja, Cucu belum menÂdengar sang bos mengeluarkan pernyataan ingin jadi gubernur lagi. Ia mempersilahkan meÂnaÂnyakan lebih lanjut soal penÂcaÂlonan itu kepada tim sukses yang pernah menangani Foke.
“Setahu saya sih beliau belum ada ngomong soal pencalonan kembali. Maaf saya hanya tahu dalam kapasitas beliau sebagai gubernur, kalau pribadi atau poÂlitik bukan bagian saya,†ujarnya.
Saat ini, Fauzi Bowo duduk di Dewan Pembina Partai Demokrat bersama dengan SBY. Bila dia ingin ikut pilgub, kendaraan poÂlitik yang paling dekat untuk diÂgunakan adalah Partai Demokrat.
Fauzi pun harus bersaing deÂngan Nachrowi Ramli untuk memÂperoleh tiket Partai DemokÂrat. Nachrowi adalah ketua Partai Demokrat Jakarta.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad MuÂbaÂrok memastikan nama Fauzi Bowo tetap masuk dalam bursa bakal calon (balon) gubernur DKI di kalangan internal.
“Saat ini, di Demokrat ada dua nama yang diajukan Nachrowi dan incumbent (Fauzi Bowo). Dua nama itu yang disurvei,†katanya.
Mubarok menjelaskan, survei dilakukan tiga kali untuk melihat popularitas, kapablitas, dan elekÂtabilitas kandidat. Tim 9 akan menggunakan hasil survei untuk mengajukan nama calon ke Majelis Tinggi Partai Demokrat
Saat ditanyakan soal pencaloÂnan Foke yang terlihat tidak terÂlalu mencuat, Mubarok meÂnÂjeÂlaskan, hal itu memang tak perlu diÂlakukannya. “Dia memang saÂlah satu calon. Fauzi Bowo, kan, masih menjabat. Jadi, dia masih low profile, dan tidak perlu diÂgembar-gemborkan karena orang sudah tahu dia, beda dengan Nachrowi,†ujar Mubarok.
Nama Fauzi masuk bidikan Partai Demokrat lantaran diÂangÂgap memiliki ilmu dan pengeÂtahuan yang dibutuhkan untuk memimpin Jakarta.
“Namun, kenyataannya dia nggak punya model ketegasan model Bang Yos (Sutiyoso). Nah, mungkin sosok tegas ini yang ada di Nachrowi karena dia dari militer,†katanya.
Tunggu Hasil Survei, Dekati Partai Lain
Munculnya ketua Partai DeÂmokrat Jakarta Rachrowi Ramli seolah memupuskan kans Fauzi Bowo kembali jadi guberÂnur. Padahal, partai berlogo binÂtang Mercy itu belum meÂmuÂtusÂkan jago yang bakal diusung.
“Calonnya belum diputuskan jadi mohon bersabar,†ujar Ketua DPP Partai Demokrat Bidang KoÂmunikasi dan Informasi, Ruhut Sitompul.
Ruhut menjelaskan untuk peÂmiÂlihan gubernur di tiap provinsi, termasuk Jakarta, calon yang akan diusung Demokrat akan diÂputuskan ketua umum dan sekjen. “Keputusan itu didapat setelah berkonsultasi dengan Ketua DeÂwan Pembina Bapak SBY.â€
Ketika ditanyakan soal peluang Fauzi Bowo untuk dicalonkan DeÂmokrat, Ruhut enggan menÂjawab secara gamblang. Ia hanya meÂngatakan, “Sampai sekarang beÂlum mengerucut jadi bersabar ya.â€
Sebelumnya, Nachrowi Ramli menyatakan kesiapannya untuk maju dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta. “Kalau itu amanah dan diberi izin partai, saya secara pribadi siap. Komunikasi dengan berbagai partai juga mulai dibaÂngun,†ungkap Nachrowi.
Namun demikian, Nachrowi mengatakan komunikasi kepada parpol-parpol itu hanyalah penÂdeÂkatan awal. “Intinya untuk memÂbangun dan menjalin hubuÂngan baik,†ucapnya.
Hingga saat ini, Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, masih engÂgan mengomentari pencalonan kembali untuk jadi DKI-1. “Yang jelas saya kerja saja dan seleÂsaikan jabatan saya sampai tahun depan,†ucapnya beberapa waktu lalu.
Dulu Dikerubuti, Kini Jaga Jarak
Hingga kini belum ada partai politik yang mengÂgadang-gadang Fauzi Bowo seÂbagai bakal calon (balon) guÂbernur. Empat tahun kepeÂmimpinaanya, berbagai perÂsoalan Jakarta tak kunjung terÂselesaikan. Itu menjadi salah faktor partai menjaga jarak deÂngan Fauzi.
Pada PilÂkada 2007, pasang Fauzi Bowo-Prijanto diusung 20 partai politik. Beberapa orÂmas pun berada di belaÂkangÂnya. Kini, mereka mikir-mikir untuk mengusung pria yang juga kerap dipanggil Foke ini.
“Fauzi Bowo sudah kami nilai gagal untuk menjaga amaÂnat warga Jakarta karena buktinya saja Jakarta masih macet sehingga cost untuk beÂpergian menjadi terlalu besar,†kata Ketua Umum FoÂrum Betawi Rempug (FBR), Lutfi Hakim.
Ia pun meminta Fauzi untuk merelakan jabatan gubernur DKI Jakarta kepada calon lain yang dinilai lebih mampu. “Dia harus memberi kesemÂpatan yang lain untuk berkonÂtribusi dan memÂperbaiki Jakarta.â€
Lutfi mengaku ormas sudah diÂdekati partai. “Pendekatan sudah banyak dilakukan oleh partai lain, tapi sejauh ini kami belum ada keputusan mendukung siapa dan masih harus didiskuÂsikan dengan teman-teman.â€
FBR, kata dia, mengutamakan calon yang memiliki latar belaÂkang Betawi. “Berasal dari BeÂtawi memang menjadi peÂrtimÂbaÂngan kami. Sipil atau nggak sipil bukan masalah. Yang penting, mampu untuk memikirkan keÂsejahteraan rakyat dan mampu menyelesaikan masalah Jakarta, seperti kemacetan dan banjir,†kata Lutfi.
Bikin Karikatur, Bersanding dengan Benyamin Sueb
Sejak beberapa bulan terÂakhir para balon gubernur gencar memperkenalkan diri kepada warga Jakarta. Mereka menyebar spanduk, baliho, poster hingga jadwal imÂsaÂkiyah dan berbuka di sejumlah wilayah-wilayah ibukota.
Fauzi Bowo pun tak kÂeÂtingÂgalan. Bila calon lain terkesan terang-terangan dengan foto yang terpampang jelas, poster Fauzi hanya menampilkan gambar karikaturnya. Di salah satu posternya, gambar kariÂkatur itu disandingkan dengan foto seniman legendaris BeÂtawi, Benyamin Sueb.
Gambar Fauzi juga banyak terpampang di kantor instansi dan pelayanan umum. IndoÂneÂsian Bureaucracy and Service Watch (IBSW) atau Pemantau Birokrasi dan Pelayanan PubÂlik Indonesia menemukan hampir di setiap unit-unit peÂlayanan publik dari kantor luÂrah, camat, walikota, dan terÂutama Pusat Kesehatan MÂaÂsyarakat terdapat gambar Fauzi.
“Di mana ada Puskesmas, maka tidak jauh dari Lokasi PusÂkesmas terpampang spanduk atau reklame bergambar Fauzi Bowo, dengan mengatasnamakan forum atau lembaga di luar institusi Pemprov,†kata Chairman of IBSW, Nova Andika.
Nova Andika juga menyoroti, spanduk-spanduk itu dipasang di tempat-tempat yang tidak diÂperbolehkan. Menurut dia, seÂbaÂgian spanduk berisi pesan dengan berlambang gambar Pemprov DKI Jakarta, namun tetap saja bisa dituding diwarnai kepenÂtingan pribadi Fauzi untuk maju dari cagub tahun depan.
IBSW mendesak Pemprop DKI menegakkan aturan tanpa panÂdang bulu. Semua spanduk dan rekÂlame yang melanggar keÂtenÂtuan harus dicopot, meskipun itu bergambar sang gubernur. [rm]
Populer
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29
Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26
Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35
Senin, 15 Desember 2025 | 21:49
UPDATE
Senin, 22 Desember 2025 | 08:06
Senin, 22 Desember 2025 | 08:00
Senin, 22 Desember 2025 | 07:45
Senin, 22 Desember 2025 | 07:24
Senin, 22 Desember 2025 | 07:15
Senin, 22 Desember 2025 | 07:10
Senin, 22 Desember 2025 | 07:00
Senin, 22 Desember 2025 | 06:56
Senin, 22 Desember 2025 | 06:30
Senin, 22 Desember 2025 | 05:59