dr Aisha Wardhana
dr Aisha Wardhana
RMOL. Sugih Hartanto tengah dalam perjalanan ke Jakarta setelah lebaran di Yogyakarta, Minggu malam (4/9) ketika sebuah mention masuk ke akun Aksi Cepat Tanggap (ACT) di Twitter.
Mention itu memberitahukan bahwa dr Aisha Wardhana diculik dan tertembak. Aisha adalah relawan ACT yang pergi di SoÂmalia untuk membantu pengungÂsi yang kelaparan.
Sugih tak langsung percaya deÂngan info itu. Manager KomuÂniÂkasi ACT ini mencoba mengÂhuÂbungi Aisha via BlackBerry MesÂsenger (BBM). “Aisha gimana konÂdisi,†tanya Sugih.
Pesan itu dibalas. “Aisha terÂtemÂbak di pundah kiri oleh pria bersenjata. Ada jurnalis yang puÂnya foto kejadiannya.†WÂaÂlauÂpun pesan itu dikirim dari BlackÂBerry Aisha, tapi ditulis oleh pria yang meÂngaku bernama Charles Etoundi.
Merasa tak mengenal orang yang menulis pesan itu, Sugih mencoba menggali lebih jauh identitas Charles via BBM. Juga informasi mengenai Aisha yang tertembak. Tapi pesannya tak berbalas.
Sugih terus berupaya mengÂhubungi Aisha. “Saya mengirim pesan pakai bahasa Jawa.†SeÂlaÂma ini, dia dan Aisha kerap berÂbiÂcara dengan bahasa itu.
Pesan berbalas dari dengan bahasa Inggris. Charles lagi yang membalasnya. Ia lalu membuka jati dirinya. Kata Charles, dia menjadi local guide Aisha selama di Nairobi, Kenya.
Charles, kata Sugih, memÂbeÂriÂtaÂhukan Aisha diculik pria berÂsenjata saat perjalanan dari NaiÂrobi menuju Mogadishu, Somalia dan akan dibawa ke JohanÂnesÂberg, Afrika Selatan. Penculikan terjadi Rabu, 31 Agustus.
Masih menurut cerita Charles kepada Sugih, sebelum diculik, Aisha masih sempat menitipkan BB kepada Charles.
Senin sore, Sugih kembali meÂnerima kabar dari Charles. Aisha sudah ditemukan. Ia berhasil ke Somalia dalam keadaan terluka karena tertembak di pundak kiria.
Selanjutnya, Aisha akan diÂbaÂwa ke Qatar oleh kakaknya yang menjadi pilot di negara Timur Tengah itu.
Senin pukul 10 malam, Sugih kemÂbali mencoba mengirim peÂsan ke BlackBerry Aisha. “Ini masih dengan Charles atau Aisha,†tanya Sugih.
“Ini Aisha,†demikian pesan balasan. Sugih lalu mencoba berÂbicara dengan Aisha via telepon. Namun Aisha tidak bersedia deÂngan alasan masih syok. Ia memÂberitahukan sudah berada di QaÂtar dan segera pulang ke Indonesia.
Sehari berselang, Sugih kemÂbali menghubungi Aisha via BBM. Selasa siang, Aisha meÂngaÂbarkan sudah berada di Bandara Qatar dan akab terbang ke Singapura. Dari negara Singa Putih itu dilanjutkan ke Jakarta.
“Semoga besok (hari ini) Aisha bisa kembali ke Jakarta,†kata Sugih kepada Rakyat Merdeka.
Sugih menjelaskan, awalnya Aisha akan bersangkat ke SoÂmalia bersama dengan empat reÂlawan ACT lainnya, yaitu, Imam Akbari, Andhika Purbo Swasono, dr Adji Suranto Sp.A dan dr Nahdlatul Ulami.
Aisha menjadi relawan ACT ketika Gunung Merapi meletus dan saat pemulangan TKI ilegal dari Malaysia ke Tanjung Priok.
Sehari sebelum keberangkatan, Aisha mengundurkan diri dengan alasan akan menikah. “Kami meÂnerima alasan itu dan tidak jadi memberangkatkannya,†katanya.
Tidak dinyana, 25 Agustus Aisha menghubungi ACT bahwa ia sedang berada di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta akan menuju Qatar.
Empat hari kemudian, Aisha mengabarkan via BBM bahwa dia akan ke Nairobi dan MoÂgaÂdisÂhu, Somalia. “Saya sudah daÂpat tiket ke Nairobi lalu ke MoÂgadishu,†kata Sugih menÂceÂritÂaÂkan pesan Aisha.
Sugih mengatakan ACT tidak bisa melarang keinginan Aisha unÂtuk bergabung dengan tim yang telah lebih dulu berangkat ke Somalia. “Aisha ke Somalia atas biaya sendiri dan bukan diberangkatkan ACT.†Itulah komunikasi terakhir deÂngan Aisha. Setelah itu dia diÂkaÂbarÂkan diculik dan tertembak.
Kelebihan Bawaan, Ditolak Naik Pesawat
Untuk membantu mengatasi bencana kelaparan di Somalia, ACT menggelar aksi di soliÂdaÂritas di Masjid Al-Azhar, KebaÂyoran Baru, Jakarta Selatan.
Dalam aksi itu disepakati memÂbentuk Komite Indonesia unÂtuk Solidaritas Somalia (KISS). “Alhamdulillah dalam dekÂlarasi itu kami bisa mengÂhimpun dana miliar rupiah dari masyarakat yang hadir,†kata Manajer Komunikasi ACT, Sugih Hartanto.
ACT memberangkatkan empat relawan untuk menyalurkan banÂtuan itu. Keempatnya yakni Imam Akbari, Andhika Purbo Swasono, dr Adji Suranto Sp.A dan dr Nahdlatul Ulami. Mereka berangkat Sabtu, 20 Agustus lalu.
Sebelum diberangkatkan, kata Sugih ACT, telah menyiapkan seÂgala hal mulai legal administrasi, paspor, visa, asuransi hingga loÂgistik selama berada di Somalia.
ACT juga berkoordinasi deÂngan Kementerian Luar Negeri dan kantor perwakilan RI di negara-negara yang akan dilalui. EmÂpat relawan itu pergi ke SoÂmalia untuk membantu bantuan uang Rp 1 miliar dan obat-obatan seberat 1 kuintal.
Awalnya, maskapai penerÂbangan Emirates sempat menolak memasukkan barang bawaan relawan ke dalam pesawat. Alasannya, kelebihan muatan.
Namun setelah negosiasi yang panjang, barang bawaan itu bisa masuk ke bagasi pesawat. “MaÂlah kami dapat diskon karena memÂbawa bantuan kemanuÂsiaÂan,†katanya.
Sebelum ke Somalia, para reÂlawan singgah di Nairobi, KeÂnya selama tiga hari. Di sini, mereka akan membantu para pengungsi. “Di Nairobi ada 400 ribu peÂngungsi. Relawan kami sempat menolong 500 kepala keluarga,†kata Sugih.
Dari Nairobi, relawan langsung menuju Mogadishu, Somalia. Di negara ini, tim relawan ACT diÂbantu Zam-zam Foundation. LSM lokal. “Mereka bertugas mengawal tim ACT selama meÂlakukan pengobatan di MoÂgaÂdishu agar terhindar dari peÂnyanÂderaan kelompok bersenjata,†katanya.
LSM tersebut, kata Sugih juga membawa senjata untuk meÂlindungi tim ACT karena situasi di negara tersebut tidak aman. Sewaktu-waktu bisa terjadi penÂcuÂlikan dan kontak senjata. RenÂcananya, para relawan kembali ke Indonesia pada hari Rabu (7/9) untuk digantikan tim lain.
Kantor ACT Jadi Posko Solidaritas Untuk Somalia
Nama Aksi Cepat Tanggap (ACT) baru mencuat setelah seorang relawannya, dr Aisha Wardhana dikabarkan terÂtembak di Somalia. Selama ini apa saja kiprah organisasi ini?
Menurut Manajer KomuÂniÂkasi ACT, Sugih Hartanto, organisasi fokus kepada korban bencana alam dan sosial. ACT turun membantu mengatasi keÂlaparan, gizi buruk, dan perÂbaiÂkan sanitasi lingkungan.
ACT mendirikan Bengkel Gizi Terpadu di Tangerang dan Bekasi untuk anak-anak yang menderita gizi buruk. “AlhamÂdulillah banyak anak-anak yang bisa tertolong,†kata Sugih.
Sugih menambahkan, ACT juga mengirimkan tim ke Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mengatasi kelaparan di daerah itu. “Sampai sekarang kami masih bertugas di sana.â€
ACT, tandas Sugih, siap terÂjun ke lokasi-lokasi bencana baik di dalam maupun luar neÂgeÂri untuk memberikan bantuan.
Keinginan memberikan banÂtuan ke Somalia, jelas dia, kaÂreÂna ada dorongan dari maÂsyaÂrakat Indonesia yang iba meliÂhat kelaparan di negara tersebut. “Setelah kami kaji beberapa hari akhirnya kami sepakat unÂtuk mengirim relawan dan baÂnÂtuan ke sana,†kata Sugih.
Aksi Cepat Tanggap (ACT) berkantor di ruko empat lantai di Blok B 8-9 Ciputat Indah Permai, Tangerang Selatan.
Halaman depan ruko bisa menampung empat mobil. Ada tiga mobil yang parkir di situ, yakni Avanza hitam, Kijang Innova dan Daihatsu Gran Max. Avanza hitam itu kendaraan operasional ACT.
Di bagian depan ruko berÂukuÂran 8x10 meter ini ditempelkan spanduk besar bertuliskan “PosÂko Nasional Komite IndoÂneÂsia Untuk Solidaritas Somaliaâ€.
Pintu ruko dibuka, terlihat meja recepsionis berbentuk L. Satu pegawai perempuan meÂnunggui meja itu. Di depannya disediakan dua kursi tamu. Terlihat dua staf keluar-masuk ruangan menyelesaikan peÂkerÂjaannya yang belum selesai.
Di samping kiri meja recepÂsionis diletakkan sofa hitam unÂtuk tamu. Dua spanduk ACT yang bertuliskan “ Peduli adaÂlah Solusi†dipajang di sini.
Untuk masuk lebih dalam perÂlu melewati pintu di bagian teÂngah ruangan. Pintu itu tertÂuÂtup rapat. Untuk membukanya perÂlu memasukkan kode di mesin pemindai yang dipasang di samÂping pintu. Hanya staf ACT yang boleh masuk ke dalam.
Lantai dasar ruko itu diÂtemÂpati Departemen Patnership dan Komunikasi. Lantai dua DeÂpartemen Operasional. Lantai tiga Departemen Program. LanÂtai empat atau paling atas untuk musholla. [rm]
Populer
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29
Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26
Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35
Senin, 15 Desember 2025 | 21:49
UPDATE
Senin, 22 Desember 2025 | 08:06
Senin, 22 Desember 2025 | 08:00
Senin, 22 Desember 2025 | 07:45
Senin, 22 Desember 2025 | 07:24
Senin, 22 Desember 2025 | 07:15
Senin, 22 Desember 2025 | 07:10
Senin, 22 Desember 2025 | 07:00
Senin, 22 Desember 2025 | 06:56
Senin, 22 Desember 2025 | 06:30
Senin, 22 Desember 2025 | 05:59