Berita

ilustrasi, pembantu rumah tang­ga (PRT)

On The Spot

Pilih Bayar Mahal Daripada Repot Berbenah Rumah

Jasa Penyalur Pembantu Infal Laris Manis
MINGGU, 04 SEPTEMBER 2011 | 03:47 WIB

RMOL. Kijang Innova hitam berhenti di sebuah rumah di Jalan Mampang Prapatan XI, Jakarta Selatan. Dari dalam mobil turun seorang wanita setengah baya. Seorang pria menyambut kedatangannya di depan pintu. Keduanya lalu berbincang di dalam.

Wanita tersebut menyam­pai­kan butuh pembantu rumah tang­ga (PRT) saat Lebaran. Per­min­taan itu lalu dicatat dalam sebuah buku. Setelah sepakat soal lama pekerjaan dan tarifnya, wanita itu mengeluarkan uang sebagai tanda jadi. Ia diminta menjemput PRT pada hari yang sudah disepakati.

Rumah itu ditempati Yayasan Dwi Asih yang menyediakan jasa PRT dan pengasuh anak (baby sitter). Juga pembantu pengganti saat Lebaran atau infal.

Saat Lebaran, sebagian besar pembantu mudik ke kampung ha­lamannya. Banyak keluarga di ibukota yang kerepotan me­na­nga­ni pekerjaan rumah tangga karena pembantunya mudik.

Agar tak kerepotan saat Idul Fitri, mereka mencari pembantu infal. Sepekan menjelang Leba­ran, pemesanan pembantu infal mulai marak. Para pemilik yay­a­san atau penampungan PRT ke­banjiran order. Seperti yang di­ala­mi pemilik Yayasan Dewi Asih.

Di yayasan ini tercatat 100 pembantu infal tengah menunggu dijemput calon majikan. “Sepa­ruh­nya sudah mulai kerja, sepa­ruhnya lagi masih nunggu. Tapi mereka sudah ada yang pesan,” kata Jasman Tedjo Pamungkas, pe­milik Yayasan Dewi Asih.

Ia memperkirakan, Lebaran ta­hun ini dapat menyalurkan sekitar 250 orang pembantu infal. Se­ba­gian besar pembantu infal be­kerja dalam sistem paket bulan­an de­ngan gaji Rp 1,4 juta. Se­dangkan un­tuk pembantu infal harian gajinya berkisar antara Rp 80 ribu hingga Rp 100 ribu.

“Mungkin karena hitungannya lebih mahal, jumlah rumah tang­ga yang memesan pembantu infal harian sedikit. Umumnya lebih suka yang sistem paket bulanan, lebih murah,” ujarnya.

Meski permintaan mem­beng­kak, Jasman tak kesulitan men­dapatkan orang yang mau jadi pembantu infal. Sebab, di be­be­ra­pa daerah tengah masa pacek­lik.

“Malah banyak calon pem­ban­tu infal masuk daftar tunggu. Po­koknya berapapun permintaan pem­bantu infal, kami siap,”  tuturnya.

Dari ratusan pembantu infal yang disalurkan tahun ini, seba­gian besar wajah lama. Artinya, mereka memang sudah langga­nan menjadi pembantu infal se­tiap musim Lebaran tiba.

Para majikan, lanjut Jasman, lebih nyaman memakai jasa PRT infal atau PRT paket bulanan yang disediakan yayasan. Selain ketrampilannya sudah teruji, ya­yasan juga memberikan jami­nan bahwa pembantu infal itu tak akan macam-macam.

“Track re­cord dan alamat PRT yang di­sa­lurkan yayasan lebih terjamin,” katanya.

Geliat jasa pembantu infal juga terlihat di CV Anugrah Mandiri, Ja­lan Taman Sari I, No.123, Ja­karta Barat. Yusril salah satu staf perusa­haan ini, mengaku sudah men­da­patkan beberapa pesanan. “Kalau yang pesan sekarang itu biasanya pelanggan kita yang tiap tahun menggunakan jasa infal,” katanya.

Biasanya, kata Yusril, untuk pa­ket kerja bulanan pihaknya me­matok harga Rp 1,5 juta. Se­men­tara, untuk harian mulai Rp 80-120 ribu. Penggunaan jasa suster atau baby sitter dikenai tarif lebih mahal, mulai Rp 160-250 ribu per hari.

“Kalau memakai jasa harian maksimal dua minggu. Keba­nya­kan pembantu infal yang kita pa­kai datang dari Jawa Tengah, Ja­wa Barat dan Lampung,” jelasnya.

Kesibukan melayani permin­ta­an pembantu infal juga terasa di Yayasan Cendana Raya (Yacera) di Jalan Puri Mutiara I No 241, Ci­pete Selatan, Jakarta Selatan. Tiga pegawai Yayasan sibuk men­jawab telepon, menjelaskan pa­ket dan tenaga kerja yang ter­sedia. Sesekali mereka memang­gil tenaga kerja yang sudah siap un­tuk diwawancarai oleh para calon majikan.

Yacera yang dipimpin Rumi­nah, atau yang lebih dikenal de­ngan Ibu Gito, memang sudah lama berkecimpung di dunia pe­nya­luran tenaga kerja. Mulai dari pem­bantu rumah tangga, baby sit­ter, koki, sopir, hingga tukang kebun.

Umumnya menjelang Lebaran seperti sekarang ini, pesanan pem­bantu infal banyak berda­ta­ngan. Untuk pemesanan PRT, pengguna jasa akan dikenakan biaya ad­ministrasi Rp 750 ribu.

Gaji rata-rata PRT di yayasan ini berkisar antara Rp 700 ribu sampai Rp 900 ribu per bulan. Se­dangkan gaji baby sitter berkisar antara Rp 1 juta sampai Rp 2,5 juta dengan biaya administrasi Rp 1,2 juta. Gaji tersebut ditentukan berdasarkan pengalaman tenaga kerja dan negosiasinya dengan pengguna jasa.

Untuk paket infal sistem gaji dihitung per hari. Yayasan ini justru tak menyediakan paket bu­lanan. Bu Gito mematok harga an­tara Rp 70 ribu sampai Rp 80 ribu per hari untuk pembantu ru­mah tangga. Untuk baby sitter dikenai tarif Rp 150 ribu sampai Rp 250 ribu per hari. Harga itu belum termasuk biaya admi­nis­trasi Rp 750 ribu.

Untuk menjamin kepuasan pengguna jasa yayasannya, Ibu Gito memberikan garansi, yakni satu kali tukar tenaga kerja. Jang­ka waktunya sebelum Lebaran tiba dan selama persediaan tenaga masih ada.

Selain itu, ia menetapkan pe­m­bayaran pembantu infal harus di­bayar di muka sesuai dengan jum­­lah hari kerja. Hal itu di­mak­sudkan agar para tenaga kerja ti­dak khawatir terhadap gajinya, atau jika terjadi sesuatu pekerja tetap terikat dengan yayasan. Mi­salnya pembantu infal mencuri. Gaji yang sudah dibayarkan itu bisa digunakan untuk jaminan.

Pemilik Tiara Kasih Bunda, Martin Perangi­na­ngin (38) me­ngatakan, permin­ta­an pembantu infal sudah datang sehari me­masuki bulan Rama­dhan. Ia ber­sama dua orang staf tak henti-hentinya mencatat kri­teria yang diinginkan pemesan. Mulai dari yang bisa memasak, menyapu, merawat kebun dan masih ba­nyak lagi.

Berhubung tingginya per­min­taan, Martin mematok harga khu­­sus untuk jasanya. Untuk pem­ban­tu yang hanya bertugas mem­bersihkan rumah dan me­masak, pemesan harus mem­ba­yar Rp 80 ribu per hari. Ini belum ter­­masuk biaya administrasi Rp 500 ribu. Sedangkan untuk pem­bantu yang mengurusi anak atau baby sitter, ia mematok har­ga Rp 125 ribu sampai Rp 150 ribu per hari plus biaya adminis­trasi Rp 500 ribu.

Selain itu, Martin menawarkan paket pembantu infal selama satu bulan dengan tarif Rp 2,1 juta. Harga ini jauh lebih murah di­bandingkan tarif harian.

Martin menjamin semua tena­ga jasa dari tempatnya sudah ter­latih dan tidak akan melakukan tin­dak kriminal.

“Kami sadar ma­syarakat sering khawatir karena banyak PRT yang melakukan ke­ja­hatan atau penipuan. Oleh kare­na itu, pe­rek­rutan tenaga jasa di sini dilakukan dengan teliti. Un­tuk menjaring pembantu infal da­ri berbagai daerah, kami me­miliki agen-agen yang sudah ditem­patkan secara khusus,” ujarnya.

Agen-agen itulah yang  menca­ri­kan orang-orang yang siap men­jadi pembantu infal. Saat me­nye­leksi, setiap agen sudah tahu ala­mat lengkap serta nomor tele­pon keluarga calon pembantu in­fal. Jadi bila melakukan pen­cu­rian atau tindakan kriminal di rumah majikan, mudah dilacak.

Sedangkan untuk baby sitter infal, ia mengambil orang-orang yang sudah berpengalaman di bi­dang ini. “Biasanya mereka ada­lah perempuan-perempuan yang sudah memiliki anak, sehingga tidak canggung lagi saat mengu­rusi bayi,” jelasnya.

Berburu PRT Sejak Awal Ramadhan

Menggunakan jasa pem­bantu infal bagi sebagian warga Jakarta pada saat Lebaran se­perti tidak bisa dihindari.

“Ka­lau nggak pake PRT infal, bisa-bisa kita nggak sempet Lebaran sama tetangga,” ujar Ny Yanti, warga Tegal Parang, Jakarta Selatan.

Hampir tiap Lebaran ia me­manfaatkan PRT infal yang di­salurkan yayasan meski tarifnya mahal. Selain lebih tenang, PRT infal yayasan biasanya sudah teruji. “Itung-itung sesekali gaji PRT tinggi,” celetuknya sem­bari tersenyum.

Ia  tidak bisa membayangkan rumahnya yang  besar tanpa pembantu. Tidak ada yang me­nangani pekerjaan rumah tang­ga. Sementara ia hanya libur tiga hari.

Kehilangan pembantu yang mudik Lebaran juga dialami Veronika (35). Tak mau kela­ba­kan mengurus rumah ketika Lebaran, warga Tebet ini men­datangi  yayasan untuk meme­san pembantu infal.

“Sekarang cari pembantu su­sah. Makanya pesen jauh sebelumnya daripada nggak kebagian,” ujarnya.

Ia mengaku sudah tiga tahun terakhir memanfaatkan jasa pem­bantu infal setiap musim Le­baran tiba. Dia beralasan, PRT infal bisa mengurangi be­bannya ketika ditinggal pem­bantunya mudik ke kampung halaman.

“Anak-anak masih kecil, jadi tetap harus ada pembantu. Saya bisa jaga anak-anak, pembantu buat bersih-bersih,” ujarnya. Hal senada dikemukakan Jihan (29). Jika tidak pulang kam­pung, ia perlu mempekerjakan PRT infal. “Minimal nyuci sama nyetrika ada yang nger­jain,” katanya.

Jihan tak mempermasalahkan yayasan mematok tarif tinggi untuk jasa PRT infal lantaran tak punya pilihan. “Apa-apa di­urusin sama pembantu setiap harinya. Giliran dia mudik Le­baran, kita jadi sangat ke­re­po­tan makanya sewa pembantu infal. Nggak apa-apalah mahal dikit, Lebaran kan sekali se­tahun ini,” ujarnya.

Kerjanya Sebentar, Penghasilan Besar

Kebutuhan pembantu infal saat Lebaran cukup tinggi. Ma­sa kerjanya pendek. Peng­ha­silan yang diperoleh pun besar. Daya tarik itulah yang orang dari  berbagai berbondong-bon­dong datang ke Jakarta ingin men­jalani pekerjaan ini walau­pun harus berpisah dengan ke­luarga pada hari raya.

“Lumayan, dapat duit Rp 1,3 juta. Jadi buruh tani, belum ten­tu bisa mengumpulkan uang se­besar itu,” tutur Sumiarsih, p­e­rem­puan asal Ngawi Jawa Ti­mur saat dijumpai di Yayasan Dwi Asih, di Jalan Mampang Prapatan XI, Jakarta Selatan.

Ia bersama 10 temannya da­tang ke Jakarta saat Ramadhan. Tujuannya tak lain jadi PRT infal. “Hampir tiap musim Le­baran saya melamar jadi PRT infal. Gajinya besar. Makanya saya mau,” timpal Siti dengan logat Jawa yang kental.

Yati (26) asal dari Kebumen, mengaku hampir setiap tahun menjelang Lebaran diajak kera­batnya ke Jakarta untuk bekerja sebagai pembantu dadakan. Dia mendapat bayaran yang luma­yan tinggi dengan menjadi pem­bantu di musim Lebaran.

“Kerja tidak begitu repot, tapi kita terima bayaran yang sangat lumayan untuk dibawa pulang ke kampung. Yang penting bekerja sebagai PRT halal,” kata Yati.   [rm]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

UPDATE

Butuh Sosok Menteri Keuangan Kreatif dan Out of the Box

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:44

KPK Masih Usut Keterlibatan Hasto Kristiyanto di Kasus Harun Masiku dan DJKA

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:27

Kesan Jokowi 10 Tahun Tinggal di Istana: Keluarga Kami Bertambah

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:27

Segini Potensi Penerimaan Negara dari Hasil Ekspor Pasir Laut

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:22

Main Aman Pertumbuhan 5 Persen

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:19

Gagal Nyagub, Anies Makin Sibuk

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:08

Predator Seks Incar anak-anak, Mendesak Penerapan UU TPKS

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:41

Dukung Otonomi Sahara Maroko, Burundi: Ini Solusi yang Realistis

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:39

Digelar Akhir Oktober, Indocomtech 2024 Beri Kejutan Spesial

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:29

WTO Perkirakan Perdagangan Global Naik Lebih Tinggi jika Konflik Timteng Terkendali

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:15

Selengkapnya