RMOL.Siang itu kondisi cuaca kurang bersahabat. Mendung menggelayut di atas langit Jakarta. Mundari berjalan santai memasuki Kantor Pegadaian Cabang Pasar Senen, Jakarta Pusat.
Setelah masuk ke dalam kantor, pria tua ini menuju meja petugas keamanan untuk meÂngambil nomor urut antrean. Pria yang memakai jaket warna hitam ini mendapat nomor urut 40. Ia lalu beranjak ke kursi tunggu.
“Saya akan menggadaikan cincin istri saya untuk bekal muÂdik ke Yogya,†katanya.
Mundari hendak mengÂgaÂdaiÂkan cincin emas seberat lima gram seharga Rp 2 juta. Ini diÂlaÂkukan karena sudah tidak memÂpunyai uang lagi untuk Lebaran.
“Pekerjaan saya hanya tukang ojek. Penghasilan saya pas untuk kebutuhan sehari-hari,†tuturnya. Rencananya, uang hasil mengÂgadaikan cincin akan dibelikan tiket mudik. Ia hendak pulang kamÂpung naik kereta.
Sekembali dari kampung haÂlaman, Mundari berencana meÂneÂbus cincin yang telah digadaikan tersebut. “Itu kan cincin perniÂkaÂhan saya, sayang kalau digaÂdaiÂkan lama-lama. Takut terjadi seÂsuatu,†katanya.
Demi menebus cincin tersebut, Mundari akan berusaha sekuat tenaga untuk mengumpukan uang hasil dari mengojek. “MuÂdah-mudahan dalam waktu emÂpat bulan bisa terkumpul uang unÂtuk menebus cincin yang diÂgadaikan,†harapnya.
Kantor Pegadaian Cabang Pasar Senen berada di Jalan AtÂrium Nomor 50, Jakarta Pusat. Dari Senin hingga Kamis, buka mulai pukul 08.00-15.00 WIB tanpa iÂsÂtiÂrahat. Sementara pada hari JuÂmat buka pukul 08.00-11.30 WIB. Istirahat pukul 11.30-13.00 WIB untuk memberikan pegawai menunaikan shalat Jumat. KeÂmuÂdian buka lagi pukul 13.00 samÂpai15.00 WIB. Hari Sabtu buka pukul 08.00-12.30.
Masuk ke dalam ruangan, di belakang pintu sebelah kanan terÂsedia meja penjagaan. Nomor urut antrean diambil di meja ini.
Setelah mengambil nomor urut, di depan meja penjagaan terÂsedia meja bundar setinggi dada orang dewasa. Di meja itu, diÂseÂdiÂaÂkan formulir yang harus diisi naÂsaÂbah yang ingin menggadaiÂkan ataupun menebus barangnya.
Usai menulis formulir, pengunÂjung menunggu di kursi. DisediaÂkan tiga baris kursi panjang di sebelah kanan dan kiri ruangan untuk meÂnunggu panggilan. Kursi tersebut mampu menamÂpung 30 orang. Kursi ini dipenuhi nasabah yang ingin menggadaiÂkan maupun meÂnebus barangnya.
Bagian depan ruangan terdapat meja panjang setinggi dada orang dewasa untuk tempat transaksi. Di depan meja ditempel layar yang menunjukkan nomor anÂtrean yang sedang bertransaksi. Di belakang meja ditempati lima peÂtugas pegadaian yang sedang siÂbuk melayani nasabah.
Di sebelah kanan meja ini terÂseÂdia pintu selebar satu meter yang selalu dikunci. Pintu ini seÂbagai pembatas antara nasabah deÂngan petugas pegadaian.
Setelah mendapat izin baru diÂperbolehkan masuk. Memasuki pintu ini terdapat ruang berÂukuÂran 2x10 meter yang digunakan untuk proses rekapitulasi tranÂsaksi di pegadaian. Tiga pegawai pegadaian nampak sibuk di depan komputernya menyelesaikan pekerjaannya.
Di pojok kiri ditempatkan ruaÂngan khusus untuk menyimpan barang-barang yang digadaikan. Di bagian depan ruangan terseÂbut terdapat pintu selebar satu meter yang terbuat dari besi seteÂbal 10 centimeter ini dalam keÂadaan terbuka.
Di belakang pintu besi ini maÂsih dilapisi dengan pintu teralis besi dalam keadaan tertutup. Dari kejauhan nampak filling cabinet terbuat dari bahan aluÂminium. NaÂmun tidak diketahui apa saja isi lemari tersebut kaÂreÂna hanya peÂgaÂwai tertentu yang boleh masuk.
Di bagian belakang tersedia tiga ruangan yang masing-masing berukuran 3x2 meter yang diÂperuntukkan untuk ruang kepala cabang, ruang tamu dan ruang administrasi.
Kepala Cabang Pegadaian PaÂsar Senen Heri Kisriyanto meÂngatakan, menjelang akhir RaÂmadhan tahun 2011 ada kenaikan permintaan dana murah yang ditawarkan Pegadaian.
“Tiap hari ada 200 orang yang datang ke sini. Mayoritas akan menebus barang yang sudah diÂgadaikan,†katanya.
Barang yang diambil, kata Heri, mayoritas dalam bentuk perhiaÂsan emas. Mereka menebus baÂrang yang disudah digadaikan karena akan dipakai saat Lebaran.
Heri menuturkan, sudah menÂjadi tren tiap tahun banyak orang yang menebus yang digadaikan. Setelah hari raya banyak orang yang menggadaikan barang.
Heri menjelaskan, transaksi pada bulan Agustus meningkat 23 persen dibanding Juli. Hingga perÂtengahan Agustus, nilai tranÂsaksi sudah mencapai Rp 8,5 miÂliar. “Padahal pada hari biasa omÂsetnya setiap bulan paling besar Rp 6,5 miliar,†ungkapnya.
Heri menuturkan, yang digaÂdaiÂkan sangat bervariasi, muÂlai dari perhiasan emas, barang elekÂÂtronik, motor hingga mobil meÂwah seperti BMW dan MerÂcedez Benz.
Namun pada Ramadhan ini, belum ada nasabah yang mengÂgadaikan mobil. Hal ini bisa terlihat dari kondisi gudang yang masih kosong. Gudang itu mampu menamÂpung 100 motor dan 15 mobil. “Ada beberapa motor yang diÂsimÂpan,†katanya.
Prosedur untuk menggadaikan barang sangat mudah. Untuk perhiasan emas cukup fotokopi KTP. Sedangkan kendaraan bermotor perlu fotokopi KTP, STNK dan BPKB.
Heri menjelaskan, untuk baÂrang elektronik dan kendaraan berÂmoÂtor, pihaknya hanya berani memÂbayar 60 persen dari nilai barang. Sedangkan emas 24 karat dihargai Rp 425 ribu per gram.
“Tapi harÂga emas tidak pasti karena hampir tiap bulan beruÂbah. Yang meÂnentukan piÂhak Pegadaian PuÂsat,†katanya.
UnÂtuk mobil meÂwah, pihak- Ânya memÂbaÂtasi nilai gadai samÂpai Rp 250 juta. Sedangkan unÂtuk emas, piÂhakÂnya tak memÂbatasi jumlahÂnya. Berapa pun yang hendak digaÂdaiÂkan siap diterima.
Jangka waktu pengambilan barang yang digadaikan minimal 15 hari dan paling lama empat buÂlan. Tingkat bunga yang diÂterapÂkan adalah satu persen dari nilai gadai untuk tenor 15 hari.
Bila sampai empat bulan tak juga bisa ditebus, bisa diÂperÂpanjang hingga batas waktu yang tak ditentukan. “Yang penting nasabah masih membayar buÂnganya setiap bulan. Kalau sudah tidak membayar, barang akan dilelang,†jelasnya.
Pegadaian, lanjut Heri, akan memberitahukan kepada nasaÂbah mengenai barang gadai yang jaÂtuh tempo. “Biasanya kaÂmi langÂsung mengirim surat ke alamat yang bersangkutan untuk memÂberitahukan bahwa jangka waktu pinjaman sudah habis,†terang Heri.
Bila sudah diberi peringatan dan barang tidak kunjung diamÂbil, pihak Pegadaian akan meleÂlang secepatnya.
Selama Lebaran Siapkan Rp 5 Triliun
Kepala Hubungan MasyaÂrakat (Humas) Perum PegaÂdaian Pusat Lucia Retna WiÂdarti mengatakan, Perum PeÂgadaian akan menaikkan dana kredit sebesar 30 persen pada Lebaran. Sebab, terjadi peloÂnÂjakan perÂmintaan dana murah di PegaÂdaian.
Menurut Lucia, dana tersebut berasal dari kas internal yang telah dipersiapkan. Selain dari kas internal, dana juga diÂperÂoleh dari pinjaman berbagai bank seperti Bank BNI, dan Bank BRI.
Lucia mengatakan, omset kredit Pegadaian hingga Juni 2011 mencapai Rp 36 triliun karena besarnya permintaan naÂsabah. “Omset kredit itu meÂningÂkat sekitar 27 persen diÂbandingkan periode sama tahun lalu yang hanya Rp 28 triliun,†katanya.
Dia menambahkan, PeÂgaÂdaian pada 2011 menargetkan omset kredit sebesar Rp 84 triliun. “Menjelang hari raya dan tahun ajaran baru anak seÂkolah, jumlah nasabah PegaÂdaiÂan meningkat sekitar 30 persen dari biasanya,†ujarnya.
Sekretaris Perusahaan PeÂrum Pegadaian Lusyaretna meÂnambahkan, pihaknya meÂnyiapÂkan dana sekitar Rp 5 triÂliun untuk mendukung pemÂÂbiaÂyaan atau kredit selama periode LeÂbaran 2011.
Untuk mempercepat dan memÂperlancar penyaluran kreÂdit ke masyarakat, kata dia, Perum Pegadaian terus menamÂbah jumlah gerai hingga menÂcapai 5.000 unit. “Kami optiÂmisÂtis bisa mencapai omset kreÂdit tahun 2011,†katanya.
Optimisme ini, kata LusÂyÂretna, didukung sejumlah konÂdisi. Antara lain tahun ajaran baru dan Lebaran. Khusus mengÂhadapi Lebaran, PegaÂdaian suÂdah menyiapkan skema pemÂbiayaan murah.
Berdasarkan data Perum PeÂgadaian, selama Januari hingÂga Juni 2011, perusahaan pemÂbiayaan tersebut sudah meÂnyaÂlurkan kredit sebesar Rp 30 triÂliun. “Jika dirata-rata, seÂtiap buÂlan Pegadaian meÂnyaÂlurÂkan kredit Rp 5 triliun,†katanya.
Dari sisi kinerja, target kredit untuk tahun tersebut naik cuÂkup tajam dibandingkan taÂhun 2010 yang mencapai Rp 75 triÂliun. Sedangkan laba bersih di tahun 2011 ditargetkan menÂcapai Rp 1,8 triliun atau naik dari tahun sebeÂlumnya seÂbesar Rp 1,01 triliun. [rm]
Populer
Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03
Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53
Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21
Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45
Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35
Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46
Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01
UPDATE
Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:44
Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:27
Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:27
Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:22
Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:19
Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:08
Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:41
Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:39
Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:29
Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:15