Berita

ilustrasi, kanker

Olahraga

Berpuasa Bisa Bantu Penyembuhan Kanker

MINGGU, 21 AGUSTUS 2011 | 02:01 WIB

RMOL.Berpuasa ternyata bisa membantu penyembuhan kanker. Sebuah penelitian telah membuktikan bahwa puasa bisa meningkatkan kerja obat untuk melenyapkan sel kanker dan melindungi sel tubuh yang sehat dari kerusakan.

Respons tubuh terhadap rasa lapar saat berpuasa inilah yang mem­buat sel sehat terlindungi da­ri racun yang berasal dari obat do­sis tinggi yang diberikan saat ke­moterapi.

Penderita kanker bi­sa men­ja­lani ibadah puasa sama se­perti umat Muslim lainnya, baik se­belum kemoterapi mau­pun pada saat pemberian kemoterapi.

Yang perlu diperhatikan, apa­kah pasien tersebut menderita penyakit penyerta seperti dia­betes, jantung, dan lainnya.

“Pasien kanker sebaiknya ber­kon­sultasi dulu kepada dokter se­belum men­ja­lankan ibadah pua­sa,” saran pakar onkologi medik dari Universitas Indonesia Dr dr Aru Wisaksono Sudoyo di acara temu pasien kanker payudara dengan tema “Saatnya Berbagi dan Ber­syu­kur” oleh Sanofi Group Indonesia bekerja sama dengan RS Pusat Kanker Nasio­nal Dharmais di Ja­kar­ta.

Ketika seseorang menjalankan puasa, menurut dr Aru, jumlah kalori makanan yang biasanya diserap tubuh menjadi berku­rang. Jika frekuensi makan dan minum yang dilakukan dalam waktu tertentu bisa dikurangi, ke­kam­buhan pada penderita kan­ker juga berkurang.

Aru mengatakan, tidak ada pan­tangan makanan apa pun ba­gi pasien kanker saat makan sa­hur maupun ketika berbuka.

“Yang penting, harus makan, tidak boleh tidak makan. Banyak yang hanya minum air putih ka­rena merasa kuat dan  mengu­rangi kalori. Ini bukan hanya waktu puasa, te­tapi se­panjang hidup,” sebutnya.

Sebagaimana penyakit kanker lainnya, deteksi dini sangat di­anjurkan pada kan­ker payudara. Semakin cepat kan­ker terde­teksi (tahap awal) se­ma­kin ting­gi ting­kat keberhasilan untuk mencapai kesembuhan.

Dalam upaya menyembuhkan dan mempertahankan kualitas pasien, di samping obat-obatan berkualitas, juga diperlukan de­tek­si dini dan penatalaksanaan penyakit secara tepat.

Spesialis bedah onkologi dari Rumah Sakit Pusat Kanker Na­sional Dharmais dr Samuel J Haryono, SpBK (Onk) menam­bahkan, pe­nanganan kanker pa­yudara bu­tuh komitmen jangka panjang, baik dari pasien mau­pun dokter.

“Penanganan awal seperti ke­moterapi dan radiasi memer­lukan komitmen pasien untuk secara rutin kembali ke dokter dalam beberapa bulan. Lalu, pe­ngobatan masih perlu dilakukan hingga 5-10 tahun kemudian un­tuk menu­runkan risiko kanker muncul kembali,” ujar dr Samuel.

Menurutnya, kanker payudara merupakan penyakit yang dise­bab­kan ber­kembangnya sel kan­ker di daerah payudara. Gejala awal penyakit ini adalah benjol­an tidak normal di payudara.

Pada awalnya, benjolan ini ti­dak nyeri. Inilah yang membuat penyakit itu kerap tidak ter­de­teksi. Sebab, kebanyakan orang awam selalu mengaitkan penya­kit de­ngan rasa nyeri.

“Mereka membiarkan saja ben­jolan yang tidak menimbulkan nyeri. Setelah terasa nyeri, me­reka baru sibuk meme­rik­sa­kannya,” terang dr. Samuel.

Berdasarkan data Rumah Sa­kit Dharmais, angka insiden kan­ker payudara dalam lima tahun ter­akhir menempati uru­t­an perta­ma, yaitu sebesar 32 per­sen, di­ikuti kanker serviks 17 persen.

Dari angka tersebut, kata dr Samuel, 40 persen di antaranya penderita stadium awal. Sebesar 30 persen penderita sta­dium lan­jut lokal dan stadium lanjut (me­tastase) 30 persen.

Dalam setiap minggu, lan­jutnya, ada satu sampai dua orang yang dinyatakan “sem­buh” atau survive untuk ukuran lima tahun survival di Rumah Sakit Kanker Dharmais.

Dalam setiap tahunnya, ada peningkatan kira-kira 4-6 persen kasus baru dengan stadium dini, tiap minggunya sekitar 20-25 kasus baru kanker payudara dan ada 10-15 kanker payudara yang dioperasi di Rumah Sakit Kan­ker Dharmais.

“Penanganan sejak dini oleh pasien mesti dilakukan untuk men­cegah lebih jauh bahaya kan­ker tersebut. Ini yang harus di­ting­katkan masyarakat yang ter­kena kanker,” jelas dr Sa­muel. [rm]



Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya