pebalap McLaren, Jenson Button
RMOL. Semangat pebalap McLaren, Jenson Button mulai lembek dalam perebutan gelar juara Formula Satu (F1) musim ini. Pebalap asal Inggris itu pesimis bisa menjegal langkah pebalap Red Bull Racing, Sebastian Vettel yang kokoh di posisi puncak klasemen.
Bekas juara dunia F1 2009 itu mengaku sulit mengejar Vettel yang terpaut 100 poin. Kondisi tersebut memÂbuat Button mengÂakui Vettel akan menÂjadi juara dunia musim ini, kaÂrena saingan terdekatnya Mark WebÂber (Red Bull) terpaut 85 poin dan 88 poin dari Lewis HaÂmilton (McÂLaren) di posisi ketiga.
“Vettel menghadapi delapan lomba sisa kejuaraan dan dia meÂmulainya dengan keunggulan 80 poin dari Webber. Itu adalah jaÂrak yang sangat jauh. Dia juga mengendarai salah satu mobil terÂcepat, itu adalah kemungkinan terÂbaik,†kata Button melalui The Independent.
Meski peluang menjadi juara dunia masih ada, Button pesiÂmisÂtis bisa menghentikan laju VetÂtel. Button menilai, Vettel tiÂdak daÂlam tekanan dengan keÂungÂgulan 85 poin. Button yakin Vettel akan mampu mempertaÂhanÂkan posisi di delapan seri tersisa.
“Tidak mudah bagi saya untuk menang secara konsisten di akhir musim saat itu, tapi dia (Vettel) masih punya keunggulan yang besar. Dia tidak harus mengÂamÂbil risiko dan dia punya mobil yang kompetitif,†akui Button.
“Dia menghadapi delapan seri tersisa dan memulainya dengan keunggulan lebih dari 80 poin. Itu posisi terbaik saat ini. Red Bull punya sumber luar biasa, berÂÂbeda dengan situasi yang saya miliki ketika di Brawn GP. Saya tidak akan merasakan tekanan jika ada di posisinya,†lanjut Button.
Memasuki GP Belgia, 28 AgusÂtus mendatang, Button maÂsih berada di posisi kelima klaÂsemen sementara dengan torehan 134 poin. “Saya masih ingin meÂmenangkan gelar juara dunia, itu mengapa saya ada di sini,†tutup Button.
Di tempat terpisah, Vettel diÂsaÂrankan untuk tetap bertahan di Red Bull untuk beberapa tahun ke depan.
Sehingga dia tetap berada di jaÂjaran pebalap elit. KonÂsisÂtensi pebalap dan personel pada seÂbuah tim sangat penting untuk merebut gelar juara berulang kali.
“Sebuah tim selalu berkemÂbang bersama para pebalapnya, teÂtapi juga dapat turun berama peÂbalap. Pebalap adalah faktor penÂting bagi sebuah tim,†kata Franz Tost, ketua tim Toro Rosso.
Franz Tost adalah bekas bos Vettel saat pebalap Jerman itu memenangkan ajang F1 seri Italia untuk pertama kalinya di 2008, untuk tim Toro Rosso. Tost juga orang yang melepaskan Vettel untuk pindah ke tim Red Bull di tahun berikutnya.
“Pebalap yang benar-benar sukses akan bertahan di timnya untuk beberapa tahun karena perÂlu waktu untuk proses perÂkemÂbangan bersama, antara peÂbalap, teknisi, mobil, dan ban. SeÂkali meÂreka berkembang seÂbagai satu kesatuan, mereka haÂrus dipertaÂhanÂkan selama mungÂkin. Di sisi lain, pebalap adalah kunci sukses sebuah tim,†tutur Tost.
Tost menyakini Vettel akan menjadi pebalap terbaik di F1 dan kunci sukses tim Red Bull seÂlama beberapa tahun ke depan. “Tidak akan ada Sebastian Vettel yang lain, seperti tidak ada MiÂchael Schumacher atau Ayrton Senna yang lain. Vettel menjadi juara duÂÂnia karena dia menemuÂkan diÂrinya, kapasitas dan kemamÂpuÂanÂnya,†tandasnya.
[rm]