Berita

logo nu-muhammadiyah

Jangan Sampai Gerakan Pembaharuan NU-Muhammadiyah hanya Mitos

Buku NUhammadiyah Bicara Nasionalisme Diluncurkan
RABU, 17 AGUSTUS 2011 | 13:39 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

RMOL. Rakyat Indonesia mesti mempertanyakan segala sesuatu dengan jujur tentang agenda pembaharuan dan gerakan dua organisasi kemasyarakatan terbesar di negeri ini, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.

Jangan sampai, pembaharuan Muhammadiyah dan gerakan akar rumput NU menjadi mitos dalam perannya membangun karakter bangsa republik ini.

"Peradaban mulai merosot apabila kepemimpinannya tidak lagi memiliki kreatifitas, rakyat terpecah menjadi kelas, klik partai-partai, pemimpin hanya merupakan epigon. Ide yang didengungkan hanya kedok bagi kepetingan pribadi dan golongan. Solidaritas baru harus dibentuk. Sebagai manusia organisasi, kita perlu mengalami transformasi," kata peneliti Populis Institute dan Maarif Institute, David Krisna Alka.


Hal itu dikatakan intelektual muda Muhammadiyah tersebut dalam diskusi dan peluncuran buku NUhammadiyah Bicara Nasionalisme di Gedung Indonesia Menggugat (GIM), Bandung, Selasa malam, (16/8). Hadir juga sebagai pembicara penyair Acep Zamzam Noor, budayawan Ahmad Syubbanuddin Alwy, dan wartawan Ahda Imran.

Acep Zamzam Noor, putra almarhum mantan Rois Am PBNU KH Ilyas Ruchiat, mengutarakan keprihatinannya terhadap kondisi bangsa. Karena dia melihat, dari hari ke hari, tahun ke tahun, negeri ini berjalan tak menentu. "(Karena itu) jangan sampai ormas NU dan Muhammadiyah sebagai kekuatan rakyat berjalan juga tak menentu," tandasnya.

Di tempat yang sama, Ahmad Syubbanuddin Alwy mengungkapkan elite republik ini belum bergeser dari metode berpikir purba, yang memperlakukan Indonesia menjadikan tempurung parpol. Indonesia, dalam pandangannya, seolah tidak berubah sebagai fiksi.

"Disinilah organisasi NU dan Muhammadiyah yang berdiri lebih dulu dari Indonesia mendudukkan diri di hadapan rakyat dengan tegar, tegas, lugas dan tidak kompromi dengan perampok-perampok negara ini," ungkapnya.[zul]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya