RMOL. Indonesia merupakan negara muslim terbesar di dunia. Tapi negari ini sudah maju selangkah dibanding dengan negara-negara muslim lainnya mengenai penerimaan terhadap kepemimpinan wanita. Buktinya, Indonesia pernah dipimpin seorang presiden wanita, yaitu Megawati Soekarnoputri dalam kurun waktu 2001-2004.
Meski memang, Indonesia bukan satu-satunya negara muslim yang pernah memiliki pemimpin wanita. Di Pakistan dan Bangladesh, dua negara yang pernah menjadi satu bagian sebelum pecah itu juga pernah dipimpin seorang wanita. Di Pakistan, Benazir Butho pernah menjabat sebagai perdana menteri sedangkan di Bangladesh Sheikh Hasina Wajed, bahkan hingga saat ini, masih menjabat sebagai perdana menteri.
Di Indonesia, kemungkinan perempuan akan kembali memimpin tidak tertutup. Selain nama Megawati Seokarnoputri, meski pada ajang Rakornas PDI Perjuangan di Manado akhir bulan Juli lalu sudah mengisyaratkan tidak akan maju lagi sebagai presiden pada pemilihan presiden 2014 mendatang, nama lain yang mulai digadang-gadang untuk maju menggantikan SBY yang tak akan maju lagi karena sudah menjabat presiden dua periode adalah Sri Mulyani Indrawati dan Ani Yudhoyono.
Sri Mulyani, ekonom dari Universitas Indonesia sudah malah melintang di pemerintahan. Dia ikut membantu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sejak masa Kabinet Indoneisa Bersatu I. Bahkan pada masa itu, dia pernah dipercaya untuk menjabat tida jabatan sekaligus. Mulai dari Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Menteri Keuangan dan Plt Menko Perekonomian Kabinet Indonesia Bersatu.
Tak sampai situ, Sri Mulyani juga kembali dipercaya SBY sebagai bendahara negara (baca: Menteri Keuangan) pada KIB II yang resmi dikukuhkan pada 20 Oktober 2009. Tapi jabatan ini hanya ia emban kurang dari setahun. Karena tepat pada 5 Mei 2010 lalu, Sri Mulyani memilih mengundurkan diri dan menerima jabatan sebagai managing director Bank Dunia.
Sebelum hijrah ke Washington Amerika Serikat, tepatnya pada Selasa malam, 18 Mei 2010, Sri Mulyani berpidato di Hotel Ritz Carlton. Dalam pidato 'pembelaannya' yang diberi judul â€Kebijakan Publik dan Etika Publik†Sri Mulyani menyisipkan kalimat,
"I'll be back." Kalimat inilah yang ditangkap para pengagumnya bahwa Sri Mulyani akan kembali ke Indonesia untuk jadi presiden.
"Di pidato terakhirnya di Ritz Carlton (18/5/2010) itu dia katakan i'll be back. Salah satunya kembali itu ya kembali untuk 2014, bukan cuma pulang kampung saja, tapi benahi negara," kata Majelis Perimbangan Partai Serikat Rakyat Independen Arbi Sanit kepada
Rakyat Merdeka Online belum lama ini.
Partai SRI sudah menegaskan akan mengusung Sri Mulyani jadi presiden.
Bagaimana dengan Ani Yudhoyono? Berbeda dengan Sri Mulyani yang lama membantu Presiden SBY di pemerintahan, Ani Yudoyono memang belum pernah. Tapi, sebagai istri, tentu dia menjadi pendamping dan penghuni Istana bersama sang suami. Sejauh ini, selain mendampingi sang suami menjalankan pemerintahan, Ani Yudhoyono juga banyak terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan.
Meski belum pernah menjabat di pemerintahan, bukan berarti Ani Yudhoyono tak punya pengalaman di politik. Ani, tentu masih tetap bersama sang suami, ikut membidani Partai Demokrat. Dan dia menjabat sebagai Wakil Ketua Umum partai berlambang bintang mercy itu pada periode awal pembentukan partai.
Sejauh ini Partai Demokrat memang belum memutuskan siapa yang akan diusung untuk menggantikan SBY, yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat. SBY memang sudah berulangkali menegaskan tidak akan mengajukan anak dan istrinya untuk ikut bertarung pada pemilihan presiden 2014 mendatang. Terakhir hal itu ditegaskan SBY pada saat berpidato pada forum
Indonesian Young Leaders Kamis, 9 Juni 2011.
Namun, meski Partai Demokrat belum memutuskan siapa yang akan diusung, peluang Ani untuk maju tetap terbuka, meski sang suami sudah menegaskan tidak akan mengusung anak dan istrinya. Karena penegasan sang suami itu diragukan akan dijalankan. Dan Sang Suami adalah orang yang paling menentukan siapa yang akan diusung untuk menjadi capres dari partainya.
Pertama SBY memang sudah pernah inkar janji. Pada 2004, dia pernah menegaskan tidak akan maju pada pemilihan presiden, tapi nyatanya dia maju. Kedua, pidato terakhir tentang penegasan tak akan mencalonkan anak-istri itu juga diragukan publik. Karena kalimat SBY pada waktu itu bersayap.
Pertama SBY mengatakan tidak akan mencalonkan anak-istrinya. Pertanyaannya, bagaimana anak-istrnya dicalonkan. Kedua, SBY mengatakan, biarlah presiden yang akan datang ditentukan oleh rakyat secara demokratis dan setiap orang berhak untuk mencalonkan diri. Dengan kalimat di atas, tentu hal itu menjadi lampu hijau buat sang istri untuk meneruskan estafet kepemimpinnya.
Kita tidak tahu apakah karena pernyataan SBY di atas bersayap, lantas sayap organisasi perempuan Partai Demokrat, Kartini Demokrat, menginginkan Ani Yudhoyono yang akan diusung Partai Demokrat.
Kalau berkaca di luar negeri, banyak istri presiden yang mencalonkan diri. Hanya sekadar contoh, di Argentina, saat ini yang menjadi presiden adalah Cristina Fernandez, istri mendiang mantan presiden Nestor Kirchner. Di Amerika Serikat, istri mantan Presiden Bill Clinton, Hillary Clinton hampir saja menjadi pengganti George W. Bush. Boleh jadi pengalaman dari negara-negara tersebut akan menginspirasi Ani Yudhoyono.
Tapi terlepas dari itu semua, antara Sri Mulyani dan Ani Yudhoyono, siapa yang layak untuk jadi presiden di antara dua nama tokoh perempuan Indonesia di atas? Apakah wanita yang pernah membantu SBY (Sri Mulyani) atau kah perempuan yang selama ini mendapingi sang presiden keenam tersebut (Ani Yudhoyono)?
Untuk mengetahuinya,
Rakyat Merdeka Online mengadakan poling dengan satu pertanyaan,
Bila Kristiani Yudhoyono dan Sri Mulyani Indrawati bertarung dalam pemilihan presiden, siapakah yang akan Anda pilih? Poling ini digelar sejak kemarin.
Untuk sementara, hasil polling menunjukkan bahwa kedua wanita yang pernah dan sedang 'berhubungan' dengan SBY kurang diminati publik.
Pasalnya, survei sementara menunjukkan, hanya 10.3 persen yang mengaku akan memillih Kristiani Yudhoyono, nama lengkap Ani Yudhoyono. Sedangkan pencalonan Sri Mulyani Indrawati sebagai presiden diamini 30.9 persen, jauh di atas Ani Yudhoyono. Dan selebihnya, sebesar 58.8 persen tidak memilih di antara kedua nama di atas.
Poling ini menggunakan metode one IP one vote. Hasil poling ini hanyalah gambaran pembaca setia
RMOL yang berpartisipasi, bukan sikap masyarakat umum.
Sekali lagi ini hanya hasil sementara. Karena itu pembaca yang belum memberikan tanggapan masih diberi kesempatan untuk memilih.Â
[zul]