Berita

Masjid Istiqlal

On The Spot

Sehari Habiskan Dua Kuintal Beras, 150 Kilogram Sayuran

Ngintip Pembuatan Makanan Buka Puasa di Masjid Istiqlal
SABTU, 06 AGUSTUS 2011 | 08:17 WIB

RMOL. Sorot mata Hasanuddin tidak pernah lepas mengamati boks makanan yang disusun berderet di atas meja. Sambil memilih ikan yang layak saji, Kepala Pengawas Katering Koperasi Karyawan Masjid Istiqlal (Kostiq) itu memerintahkan anak buahnya memasukkan sayur ke boks.

Kostiq dipercaya menyediakan makanan buka puasa di masjid terbesar di Asia Tenggara ini selama Ramadhan. Setiap hari tak kurang dari 2.000 nasi kotak yang harus dibuat.

Kesibukan menyiapkan menu buka puasa sudah terlihat di kan­tor Kostiq sejak pagi. Kantornya terletak di sisi utara kompleks Masjid Istiqlal, menghadap ke Jalan Veteran, Jakarta Pusat.

Menempati bangunan beruku­ran 7x6 meter, koperasi harus berbagi ruang dengan keamanan masjid. Bagian ujung kanan di­jadikan kantor keamanan. Mulai dari tengah sampai ujung kiri ditempati koperasi.

Masuk ke dalam kantor ko­pe­rasi dari pintu belakang terlihat satu plastik besar kotak makanan. Di atas meja beton diletakkan ber­bagai sayuran. Kol, kacang pan­jang dan wortel juga terbung­kus rapi di dalam plastik besar.

Masuk lebih ramai, suasana mulai ramai. Terlihat orang-orang sedang mempersiapkan maka­nan. Melewati pintu terlihat tiga bak besar berisi ikan yang telah digoreng.

Tiga perempuan sibuk mema­suk­kan ikan yang matang ke da­lam plastik. Setelah itu, di­masukkan ke boks makanan yang sudah disusun berderet di atas meja.

Meja berbentuk U itu dile­takkan di bagian tengah ruangan. Ratusan kotak makanan ditata di atasnya. Tiga pria terlihat me­masukkan ikan dalam kotak makanan. Setelah menu lengkap, kotak ditutup dan dipindahkan dari meja.

Di bagian belakang koperasi dib­angun tenda besi berukuran 5x7 meter. Di sinilah tempat me­masak makanan. Empat kompor gas dengan tabung elpiji ukuran 12 kilogram menyala sepanjang hari.

Saat Rakyat Merdeka ber­kun­jung kemarin sore, orang-orang tengah mempersiapkan nasi. Beras yang sudah dibersihkan di­masak di dalam panci berukuran jumbo.

Dua perempuan terlihat me­ngeluarkan nasi yang telah ma­tang. Tak jauh dari situ, terlihat se­orang perempuan sibuk mem­bersihkan peralatan dapur bekas memasak.

Di pinggir tenda, diletakkan meja tempat menaruh bumbu. Dua jerigen minyak goreng di­taruh di bawah meja.

Selepas subuh, orang-orang mulai memotong-potong sayuran yang akan dimasak. Kegiatan itu berlanjut hingga menjelang sore sampai makanan siap disajikan.

“Pagi hari kami masak sayur dulu. Sore harinya baru masak nasi agar waktu buka puasa nasi masih hangat,” terang Hasan.

Menu buka puasa berbeda-beda setiap hari. Lauknya terdiri dari telur, ikan dan ayam. “Tiga menu itu gantian,” katanya. Menu sayurannya pun selalu berganti seperti tumis kang­kung, labu, kacang panjang, wortel dan sop.

Untuk menyediakan 2 ribu boks nasi tersebut, pihaknya menghabiskan 200 kilogram beras dan 150 kilogram sayuran.

Sebanyak 30 orang dikerahkan untuk mempersiapkan ribuan menu buka puasa. Lima belas orang karyawan koperasi. Sisanya direkrut dari luar.

Uang yang dihabiskan untuk menyediakan 2 ribu menu buka puasa mencapai Rp 13 juta. Me­nurut Hasan, dana itu disediakan pengurus masjid.

Hasan mengatakan Kostiq hanya menyediakan makanan. Sementara minuman buka puasa disediakan pengurus masjid. “Kami hanya menyiapkan nasi kotak saja.”

Sejak tahun lalu pengurus masjid telah memberi keper­ca­ya­an kepada Kostiq untuk menye­diakan makanan pembuka puasa. “Tahun lalu kami dipercaya mem­buat 650 boks. Sisanya 1.350 boks dibuat katering lain,” ungkap Hasan. Mulai tahun ini Kostiq ditunjuk untuk menyedia­kan 2 ribu kotak makanan sehari selama Ra­madhan.  

Sepuluh 10 hari menjelang Idul Fitri, Kostiq  akan menyiapkan makanan sahur. Menu ini dipersiapkan masyarakat umum maupun bagi orang-orang yang itikaf di masjid ini. “Kami me­nyiapkan seribu boks,” kata Ha­san.

Donatur Sumbang 1.000 Kotak

Setiap hari Masjid Istiqlal menyediakan 3.000 nasi kotak gratis untuk umat Islam yang berbuka puasa di sini.

Wakil Kepala Seksi Hubu­ngan Masyarakat dan Protokol Masjid Istiqlal, Djamalullail pihaknya sejak lama memiliki program menyediakan maka­nan dan mi­numan buka puasa. Program ini berlangsung se­lama Ramadhan.

Pengurus menyediakan 2.000 nasi kotak. Pemb­u­a­tan­nya di­se­rahkan kepada Ko­perasi Kar­ya­wan Masjid Istiq­lal (Kostiq). Sisanya, seribu nasi kotak berasal dari sum­bangan donatur.

Djamalullail tak hafal siapa saja donatur yang menyum­bang makanan buka puasa. “Semua data donatur ada di Sekretariat Masjid,” kata dia.

Ia mengimbau masyarakat yang ingin menjadi donatur pro­gram buka puasa ini sebaiknya menyumbag dalam bentuk uang. “Kalau sum­ba­ngannya dalam bentuk maka­nan dikhawatirkan ada per­bedaan menu antara ja­maah satu dengan lainnya. Bisa muncul perasaan iri,” katanya.

Djamalullail menjelaskan pihaknya menganggarkan dana Rp 7 ribu per kotak. Menunya terdiri dari nasi, sayur dan lauk. “Tapi menunya tidak hanya itu-itu saja, setiap hari selalu ber­beda,” katanya.

Masyarakat yang ingin ber­buka puasa di Masjid Istiqlal diharapkan datang sejak pukul 17.00 WIB. Mereka tidak dipu­ngut bayaran. “Hanya bayar par­kir kendaraan saja,” kata Dja­ma­lullail. Sebelum masuk, jamaah di­minta mengambil air wudhu. Setelah itu membentuk barisan di lan­tai dasar.  “Bila tidak duduk rapi, mereka tidak diberi nasi kotak,” katanya.

Pengurus lalu membagi-bagi­kan nasi kotak, teh manis dan susu. Sebelum buka puasa, ja­ma­ah mendengar ceramah.

Rp 1,4 Miliar Untuk Program Ramadhan

Masjid Istiqlal menyiapkan dana Rp 1,4 miliar untuk program selama Ramadhan. Dana itu dikumpulkan dari para donatur.

Ketua Badan Pelaksana Pe­ngelola Masjid Istiqlal (BPPMI), Mubarok mene­rangkan selama Ramadhan pihaknya menyediakan 3 ribu takjil gratis untuk masyarakat. Takjil adalah makanan dan minuman berbuka puasa.

 â€œTakjil disediakan setiap sore bagi masyarakat, sambil mendengar ceramah, zikir dan shalawat,” kata Mubarok.

Selain takjil, masjid terbe­sar di Asia Tenggara ini juga menyelenggarakan tarawih yang dilaksanakan dalam dua versi. Yakni 11 rakaat dan 23 rakaat.

“Para jamaah dipersilakan memilih sendiri jumlah ra­kaatnya. Shalat 11 rakaat di­selenggarakan lebih dulu lalu dilanjutkan dengan shalat 23 rakaat,” katanya.

Program lain, sambung Mu­barok, adalah kuliah shubuh, kuliah dzuhur, tadarrus dan khataman Al-Quran, ceramah, shalat tarawih, qiyamullail, pesantren kilat, peringatan Nuzulul Quran, penerimaan dan pembagian zakat, pe­rayaan malam takbir, hingga pelaksanaan shalat Idul Fitri.

“Tiga kegiatan terakhir adalah pesantren kilat bagi putra dan putri, menerima zakat maal, infaq, sedekah, takbir akbar dan pemberian santunan 1.000 anak yatim,” katanya.

 Juga, shalat Idul Fitri ber­jamaah dengan presiden, wapres, para pejabat negara, perwakilan duta besar dan muslim ibu kota.

Untuk santunan kepada anak yatim-piatu, kata Mubarok, pihaknya memberikan dalam bentuk uang. Jumlahnya Rp 250 ribu per anak.

Pemberian santunan ini, lanjutnya, dijadwalkan minggu terakhir Ramadan. Anak yatim-piatu itu diundang datang ke Istiqlal lalu diberi santunan.

Untuk mendapatkan santunan, mereka harus mendaftar di kelurahan tempat mereka tinggal. Kelurahan lalu mengeluarkan surat pengantar yang bisa digu­nakan untuk mengajukan per­mintaan santunan.

Seluruh dana untuk program Ramadhan, kata Mubarok, ber­asal dari donatur. “Sebagai mas­jid negara kita memperoleh APBN. Jumlahnya Rp 15 miliar. Namun ini dipakai untuk pe­meliharaan dan gaji pegawai,” jelas dia.   [rm]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

UPDATE

Butuh Sosok Menteri Keuangan Kreatif dan Out of the Box

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:44

KPK Masih Usut Keterlibatan Hasto Kristiyanto di Kasus Harun Masiku dan DJKA

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:27

Kesan Jokowi 10 Tahun Tinggal di Istana: Keluarga Kami Bertambah

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:27

Segini Potensi Penerimaan Negara dari Hasil Ekspor Pasir Laut

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:22

Main Aman Pertumbuhan 5 Persen

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:19

Gagal Nyagub, Anies Makin Sibuk

Jumat, 11 Oktober 2024 | 13:08

Predator Seks Incar anak-anak, Mendesak Penerapan UU TPKS

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:41

Dukung Otonomi Sahara Maroko, Burundi: Ini Solusi yang Realistis

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:39

Digelar Akhir Oktober, Indocomtech 2024 Beri Kejutan Spesial

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:29

WTO Perkirakan Perdagangan Global Naik Lebih Tinggi jika Konflik Timteng Terkendali

Jumat, 11 Oktober 2024 | 12:15

Selengkapnya