Berita

ilustrasi

Waspadalah, Marak Penipuan dengan Modus Minta Tebusan

Ngaku-ngaku Polisi
RABU, 20 JULI 2011 | 15:02 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Modus baru kejahatan melalui telepon seluler muncul lagi. Setelah masyarakat terbiasa dengan penipuan lewat SMS yang meminta pulsa dengan alasan ada kerabat yang diproses polisi, kini ada modus lain. Masih membawa-bawa institusi polisi.

Seperti dialami seorang bapak, Wahid, tadi pagi. Dia dikejutkan telepon dari seorang yang mengaku petugas kepolisian bernama Iptu Budiono ke ponselnya. Pertama-tama polisi gadungan itu bertanya apakah Wahid punya anak laki-laki. Karena curiga ada sesuatu terjadi pada anaknya, pria pensiunan swasta itu mengaku memang punya anak lelaki dan menyebutkan nama putranya kepada si penelepon.

"Anak Bapak sekarang ada di tahanan polisi," kata Wahid meniru ucapan polisi palsu itu, saat berbincang dengan Rakyat Merdeka Online, Rabu siang (20/7).


Untuk meyakinkan dirinya, lanjut Wahid, si penelepon menyambungkan komunikasi ke pria lain yang berpura-pura jadi putranya. Dengan suara merintih pria satu lagi yang diduga Wahid masih usia remaja, berakting sebagai putranya dan segera minta dibebaskan dengan membayar tebusan kepada polisi yang menahannya. Wahid curiga, karena dia sangat mengenal suara putranya.

"Dia minta ditebus sekian juta. Tapi saya dengar suaranya beda dengan anak saya. Istri saya yang mendengar perbincangan saya di telepon, langsung telepon anak saya. Dari situ saya tahu sedang dibohongi karena istri berhasil hubungi anak saya, dia bilang baru sampai kantor," ujar Wahid.

Karena Wahid tahu sedang coba ditipu, dia mencoba bertanya-tanya kepada penelepon untuk memancing identitas dan lokasi dia menelepon. Tapi saat itu juga tampaknya "Iptu Budiono" tahu penyamarannya terkuak dan langsung menutup telepon.

"Nomornya 081284576278. Saya kasih tahu anak saya untuk hubungi lagi telepon itu dengan nomor kantor. Pertama masih aktif tapi tidak dijawab, belakangan nomornya sudah tidak aktif lagi," katanya.

Wahid berharap, kejadian buruk yang nyaris memperdayainya tadi pagi langsung disikapi polisi. Bukan tidak mungkin sindikat semacam itu sedang bekerja setelah penipuan lewat SMS tidak lagi berhasil.

Dari perbincangan Rakyat Merdeka Online dengan beberapa warga Jakarta, tindak penipuan yang menimpa Wahid itu sudah sering terjadi.

"Saya dengar beberapa teman juga pernah dikerjai, ada yang diancam anaknya disandera dan dibunuh kalau tidak kasih tebusan padahal anaknya sedang kerja di kantor. Sama, pakai orang yang pura-pura jadi korban sandera," kata salah seorang warga Kebayoran Lama.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya