Berita

Membaca Pesan Lain Nazaruddin Soal Anas yang Gagal Singkirkan SBY

RABU, 20 JULI 2011 | 11:35 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL Ingat janji utama Anas Urbaningrum ketika deklarasi pencalonannya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat jelang Kongres di Bandung, 2010 lalu. Dia tegaskan bahwa sangat mungkin menjauhkan Partai Demokrat dari ketergantungan pada SBY dan keluarganya. 

Padahal banyak kalangan di dalam maupun di luar partai itu mengkhawatirkan pernyataan Anas akan menjadi "bumerang". Dipastikan, untuk satu periode ini, pengaruh SBY dan keluarganya masih sangat dominan.

Anas adalah satu-satunya calon yang tidak terlalu kasak-kusuk dalam perjalanannya menuju Kongres II di Bandung. Klaim-klaim dukungan Cikeas justru berasal dari kubu-kubu lawan. Serangan udara yang gencar dilancarkan kubu lawannya, terutama dari lawan yang dibekingi lembaga konsultan politik Fox Indonesia. Kampanye hitam juga mendarat ke dirinya melalui isu Centurygate yang lolos dari kawalan Fraksi Partai Demokrat yang dipimpinnya di DPR. Tapi Anas tetap juara lewat "revolusi sunyi" yang digalangnya.

Sayang, sekarang kemenangan "revolusi sunyi" Anas dinodai celotehan eks koleganya, Muhammad Nazaruddin.

Tadi malam, aparat hukum ternganga dibikin mantan Bendahara Umum Demokrat itu ketika secara marathon diwawancara stasiun televisi dari petang hingga malam. Seorang buronan internasional bisa-bisanya berkoar-koar menuding kanan kiri tentang korupsi di tubuh Demokrat.

Nazaruddin membanggakan prestasinya, meraup 20 juta dolas AS hanya dalam hitungan empat bulan untuk pemenangan Anas Urbaningrum. Dia mengaku masih menyimpan semua bukti transaksi haram untuk agenda Anas. Nah, kisruh di Demokrat menjadi kian larut.

Anas Urbaningrum menang di Kongres Bandung tahun lalu dengan kekuatan money politics? Itu biasa. Semua pertarungan politik di negeri ini membutuhkan logistik besar, dari RT sampai tingkat pimpinan tertinggi negara.

"Jangankan kongres parpol, pe­milihan lurah saja tidak terlepas dari masalah politik uang. Jadi kalau ada uang di kongres itu ada­lah sesuatu yang wajar saja. Kalau tidak ada uang, kongres tidak bisa jalan," ujar pejabat teras Demokrat, Max Sopacua, enteng.

Tapi, kalau logistiknya diambil dari kas negara melalui permainan anggaran, bagaimana? Nazaruddin bilang sumber uang Anas adalah permainan proyek pembangunan negara. Sejauh ini yang mencolok, Rp 100 miliar di Hambalang, Jawa Barat dan wisma atlet di Palembang, Rp 16 miliar.

Menurut pengamat politik yang wajahnya jadi langganan layar kaca belakangan ini, Burhanuddin Muhtadi, ada persoalan di internal partai yang membuat kursi yang diduduki Anas saat ini begitu panas dan menarik banyak pihak untuk terlibat dalam menyongsong 2014.

Panasnya kursi yang diduduki Anas Urbaningrum bukan semata-mata karena besarnya partai Demokrat, tapi karena Partai Demokrat sampai saat ini belum punya putra atau putri mahkota untuk didukung pada 2014. Jadi banyak pihak yang menginginkan kekuasaaan itu. Anas Urbaningrum harusnya sadar, kursi yang ia duduki panas, tiap celah yang membuat lawan politiknya menyerang itu harus ditutup dari awal.

Bukan rahasia umum, di antara kader Demokrat sendiri masih sarat faksionalisasi. Nuansa pertarungan 2010 masih melekat sampai sekarang. Masih ingat SMS Marzuki Alie ke Ketua Dewan Pembina, SBY? Marzuki tidak bisa ngeles ketika SMS itu bocor. Tidak perlu analisa tajam untuk menyimpulkan, jelang Rakornas Demokrat 23-24 Juni ini, penuh aroma pendongkelan. Kabar burung Kongres Luar Biasa begitu memikat.

Anas Urbaningrum dihantam tsunami. Kasus Sesmenpora yang ditangani KPK jadi bola liar. Isu perubahan rezim di Demokrat semakin panas. Nazaruddin membangkang, menyerang, menghancurkan nama baiknya.

Dan SBY, tetaplah juaranya. Sebagai Ketua Dewan Pembina, inilah momen dimana SBY punya alasan kuat untuk lebih lebih dalam lagi menancapkan kukunya.

Salah satu agenda utama dalam Rakornas nanti adalah pengarahan dari Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, dan menurut rekan dekat Anas, Saan Mustopa, itu merupakan momen luar biasa bagi Partai Demokrat.

Saan pun yakin, tidak ada satu pun pihak yang ingin menggiring terjadinya Kongres Luar Biasa untuk mendongkel duet Anas Urbaningrum-Edhie Baskoro Yudhoyono. Menurut dia, seluruh kader Demokrat pasti tunduk dengan arahan yang disampaikan dalam pidato SBY beberapa waktu lalu bahwa soliditas partai harus dijaga dan menjamin kepengurusan Anas-Ibas harus dipertahankan.

Ternyata, si "SBY Kecil" belum sedahsyat mentornya. Bisa dipastikan untuk saat ini tidak mungkin menghapus ketergantungan Partai Demokrat pada SBY, seperti yang dijanjikannya ketika berkampanye untuk memenangkan Kongres.[ald]


Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya