RMOL. Senyum ramah khas Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Komjen Ito Sumardi tampaknya bakal jarang terlihat di layar kaca. Setelah hampir dua tahun menjabat, Komjen Ito Sumardi akhirnya resmi melepas kursi Kabareskrim.
Posisi Ito digantikan bekas KaÂpolda Metro Jaya Irjen Pol SuÂtarÂman. Ito diganti karena meÂmaÂsuki masa pensiun 16 Juni lalu. SeÂrah terima jabatan KabaÂresÂkrim yang dipimpin Kapolri JenÂderal (Pol) Timur Pradopo berÂlangsung di Ruang Rapat Utama Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (6/7) lalu.
Apa saja kegiatan yang akan diÂlakukan Ito pasca lengser dari posisi Kabareskrim? Kepada
RakÂyat Merdeka, Ito bertutur panÂjang lebar mengenai rencananya ke depan. Pria kelahiran Bogor, 17 Juni 1953 ini berniat menjadi pengajar di perguruan tinggi. KeÂsiÂbuÂkanÂnya selama menjadi KabaÂresÂkrim, membuat Ito harus meÂnunÂda keinginan itu sejak dua tahun terakhir.
“Saya
kan masih punya utang untuk mengajar di beberapa uniÂversitas. Beberapa universitas meÂmang sudah minta saya untuk menjadi pengajar tetap. Sekarang lagi diurus agar saya menjadi doÂsen nasional pengajar dari DikÂnas,†tuturnya dengan ekspresi setengah serius.
Tak tanggung-tanggung, Ito tidak hanya mengajar di satu uniÂversitas tapi di banyak uniÂverÂsiÂtas. Tawaran mengajar tidak haÂnya datang dari universitas yang ada di Jakarta.
“Yang jelas, sudah pasti saya mengajar di Universitas LangÂlangÂbuana dan Universitas BhaÂyangÂkara. Saya juga mau memÂbantu Professor Sarlito di Kajian Ilmu Kepolisian Program PasÂcaÂsarÂjana UI (KIK PPs). Kemudian foÂkus untuk Universitas PadjadÂjaÂran sebagai almamater saya. Yang jelas ilmu amaliah dan ilÂmiah akan saya berikan,†dia menÂjelasskan kemudian tertawa.
Sebagain orang memilih mengÂhaÂbiskan waktu bersitirahat di masa pensiun, tak begitu dengan Ito. Setelah menghabiskan masa baktinya di kepolisian, bekas KaÂpolda Riau memilih meÂngabdikan dirinya ke dalam dunia pendidikan. Baginya, mengabÂdiÂkan diri dalam dunia pendidikan merupakan sebuah kebanggaan. Keinginan itu memang sudah lama dipendamnya. Ketika masa pensiun tiba, Ito pun tak sabar memulai kegiatan barunya sebaÂgai pengajar.
“Satu kebanggaan bisa meÂngabÂÂdi kepada dunia pendiÂdikan, kaÂreÂna saya bisa menjadi polisi deÂngan pangkat bintang tiga di Kabareskrim karena saya punya ilmu. Ilmu itu diberikan negara dan dibayar negara sejak saya masuk Akabri. Sekarang saya harus membayar kembali kepada negara dengan mengabÂdikan diri dalam dunia pendiÂdikan,†tuturnya.
Ito yang meraih gelar doktor huÂkum pidana di Universitas Padjajaran Bandung tidak akan meminta bayaran sepeser pun ketika menjadi pengajar nanti. Ito berpendapat, mengajar murni untuk mengabdikan pemikiran dan pengetahuannya kepada maÂhasiswa tanpa perlu dibayar.
“Insya Allah saya tidak akan meÂminta bayaran. Menjadi peÂngaÂjar gratis merupakan satu kepuasan tersendiri bagi saya. Kalau dikasih honor untuk ngajar saya nggak mau, kalau sebagai narasumber bolehlah saya terima. Boleh dibuktiinlah.†.
‘Belajar sampai hari tua’, beÂgitulah mottonya ketika berbicara tentang kecintaannya terhadap dunia pendidikan. Setelah menÂdapat embel-embel SH, MBA, MM, dan MH di belakang namaÂnya, Ito berencana melengÂkapinya lagi.
“Selain menjadi pengajar, saya juga berencana melengkapi jenÂjang pendidikan menjadi guruÂbesar di salah satu universitas. Saya sudah sejak tahun 2007 menjadi doktor di Unpad, kebeÂtulan saya di bidang hukum pidana,†ujarnya.
Setelah menjadi purÂnaÂwiÂraÂwan, tentunya Ito tak lagi menÂdapat gaji dari negara. Ito pun meÂmiliki rencana mencari pengÂhaÂsilan tambahan untuk memÂbiayai anak dan istri. Pekerjaan apakah itu? Dia menÂjaÂwab, â€DeÂngan pengetahuan dan peÂngaÂlaman saya selama ini, saya bisa menjadi advisor atau konsultan.â€
Ito yang pernah menjabat seÂbagai Kakorsahli Mabes Polri 2008-2009 ini mengatakan, jika keÂlak ada perusahaan yang mengÂgunakan jasanya, dia bakal meÂnoÂlak jika diminta membuat hiÂtam menjadi putih atau putih menÂjadi hitam. Sebab, baginya keÂjujuran merupakan prinsip hiÂdup yang tidak bisa ditawar-tawar.
“Saya nggak mau seperti itu. itu prinsip buat saya. Kalau nggak mau, nggak usah pakai jasa saya. Bukan sok idealis ya, tapi mungÂkin saya juga ingin hidup tentram. Jangan sampai karena kebutuhan ekonomi, ada perusahaan dengan kekuatan ekonominya ingin menjadikan sesuatu yang salah menjadi benar. Itu yang saya nggak mau,†tandasnya.
Dengan prinsip kejujuran itu pulalah, Ito mengaku, tidak perÂnah melakukan perbuatan meÂnyimpang selama menjadi KabaÂreskrim. “
Alhamdulillah saya tidak merasakan ada sesuatu yang sangat signifikan dalam ekonomi saya. Tapi saya tetap menÂsyuÂkurinya.â€
Wariskan Kasus Surat Palsu MK dan NazaruddinIrjen Pol Sutarman resmi mengÂgantikan Komjen Pol Ito Sumardi sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri. Komjen Ito mengandalkan Irjen Sutarman untuk menyeÂlesaikan kasus yang tengah ditangani BaÂreskrim, seperti kasus surat palÂsu Mahkamah Konstitusi dan kasus MuÂhamÂmad Nazaruddin.
“Masalah laporan surat MK, kita sudah periksa 15 orang, suÂdah tetapkan satu tersangka. Ke depan akan dipelajari secara cerÂmat oleh Kabareskrim yang baru,†ujar Komjen Ito Sumardi usai acara sertijab Kabareskrim di Rupatama, Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, beberapa hari lalu.
Ito menuturkan, pihaknya suÂdah melakukan langkah-langÂkah hukum sesuai fakta-fakta yang ditemukan. MenuÂrutnya. jangan sampai polisi mengÂhuÂkum seeseorang sebelum meÂneÂmukan fakta.
“Sebagai penyidik kita harus mengedepankan asas praduga tak bersalah. Dalam peÂnangaÂnan kasus-kasus tenÂtunya tidak mungkin disampaikan keÂpada publik secara detail.â€
Mengenai kasus Nazaruddin, Ito mengaku hingga saat ini dia beÂlum tahu dimana keberadaan mantan Bendahara Umum ParÂtai Demokrat tersebut. Ito juga belum mendapat pemÂbeÂriÂtaÂhuÂan dari kepolisian Singapura bahÂwa Nazaruddin sudah tidak ada di Singapura.
“Sampai saat ini belum tahu. Nanti Pak Tarman akan kendaÂlikan secara langsung. Tim yang berangkat jadi bagian dari KPK,†jelasnya.
Ito sendiri mengaku dekat dengan Sutarman. Dia memiliki sejarah karir yang sama dengan SuÂtarman. “Pertama sejarah, karÂÂena saya dulu pernah jadi KaÂpoltabes Surabaya. Pak TarÂman pernah jadi KapolÂtabes SuÂrabaya. Jadi, mantan kapoltabes digantikan mantan kapoltabes,†tuturnya.
Ito juga berharap, Irjen Pol SuÂtarman betul-betul bisa meÂlaksanakan apa yang menjadi kebijakan Kapolri Timur PraÂdopo. Sosok Kapolri yang seÂderÂhana, tidak pernah memÂbeÂbani apa pun terhadap angÂgoÂtaÂnya harus dibayar dengan kiÂnerja yang optimal.
“Kapolri yang sekarang ini terus terang saja saya sangat horÂmat dan respek sama beliau. Karena beliau ini orangnya norÂmatif, dan tidak pernah memÂbeÂbani apa-apa kepada anggota. Dengan itu semua kita harus membayar dengan kinerja yang betul-betul bisa membawa Polri menjadi institusi yang diperÂcaya masyarakat,†ujarnya.
Lebih lanjut Ito menilai, SuÂtarÂman memiliki segalanya unÂtuk menjadi seorang KaÂbaÂresÂkrim. Sekalipun begitu, Ito akan tetap mengaÂmaÂti kinerja SutarÂman ke deÂpanÂnya dengan memÂberikan maÂÂsukan-masukan poÂsitif untuk kemajuan Polri.
“Saya juga akan mengiÂngatÂkan kalau ada hal-hal mungkin yang kurang pas. Soal beliau mau dengar atau tidak terserah. Tapi kewaÂjiban saya sebagai mantan KaÂbareskrim dan senior mengiÂngatkan beliau, kalau ada yang nggak pas.â€
[rm]