Berita

ilustrasi

PKS: Kucuran Duit buat BUMN Harus Terang Benderang!

SELASA, 05 JULI 2011 | 16:09 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Rapat dengar pendapat (RDP) antara Komisi VI dengan Menteri BUMN dan Menko Perekonomian yang dilangsungkan kemarin menyepakati Badan Usaha Milik Negara yang dianggap strategis akan disuntik dana Penyertaan Modal Negara (PMN).

Tapi, koordinasi pemerintah dalam merealisasikan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada BUMN itu terkesan lambat dan ditunda-tunda. Hal itu disampaikan anggota Komisi VI DPR, Ecky Awal Muharram, kepada wartawan, sesaat lalu (Selasa, 5/7). Politisi PKS ini menekankan pentingnya peran koordinasi agar persoalan BUMN tidak berlarut-larut dan menambah biaya.

"Kalau sudah sepakat untuk diselamatkan harus segera dilakukan, jangan ditunda-tunda. Penundaan waktu berarti akan ada penambahan biaya yang harus dikeluarkan, biaya bunga, biaya gaji karyawan, biaya penyusutan dan lain-lain. Belum lagi nasib karyawan yang menjadi terkatung-katung," terangnya.


Ecky sendiri sepakat bahwa BUMN industri strategis seperti PT DI, PT PAL dan PT Pindad, yang kemarin disepakati mendapat kucuran, penting bagi kemandirian pertahanan nasional dan perlu diselamatkan. Hal ini, lanjut Ecky, juga berlaku untuk BUMN yang memiliki nilai strategis lain.

"Tapi harus jelas perhitungan bisnisnya, parameter keberhasilannya, jangan sampai memboroskan uang negara atas nama nasionalisme," jelas Ecky.

Karena, menurut anggota DPR dari Dapil Jawa Barat III ini, penetapan Bantuan Pemerintah Yang Belum Dijelaskan Statusnya (BPYBDS) saja mencapai Rp 45 triliun di APBN 2011, ditambah dana segar sebesar Rp 7,79 triliun di APBN 2012.

"Ini bukan jumlah yang kecil dan bisa diberikan begitu saja hanya dengan argumen nasionalisme. Harus jelas perhitungannya dan parameter keberhasilannya” ungkapnya.

Karenanya, Ecky menegaskan bahwa jangan sampai Pemerintah berpikir, hanya dengan memberikan PMN maka masalah otomatis selesai.

"Business plan dan koordinasinya harus jelas. Bukan hanya terkait BUMN yang hampir bangkrut, tapi juga untuk pengembangan BUMN yang sehat," ungkap Ecky.[ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya