Berita

Ashanty-Helmalia Putri-Winda Idol

Blitz

Jangan Biarkan Pahlawan Devisa Disiksa

MINGGU, 26 JUNI 2011 | 07:47 WIB

RMOL. Drama pemancungan Ruyati di Arab Saudi, benar-benar menguras air mata dan mengusik hati masyarakat Indonesia. Ini kesekian kalinya Tenaga Kerja Indonesia (TKI) mengalami nasib tragis saat mencari ‘sesuap nasi’ di luar negeri. Tidak adanya perlindungan dan sikap anggap enteng terhadap persoalan para pahlawan devisa itu, juga diungkapkan para seleb kepada Rakyat Merdeka. Mereka kompak menilai pemerintah dan pihak terkait gagal menjalankan kewajibannya. Perlu solusi cepat dan bertindak lebih konkret untuk melundungi TKI.

Ashanty,
Pemerintah Gagal Lindungi Warganya

Nasib tragis Ruyati, TKI yang dipancung di Arab Saudi, meng­un­dang keprihatinan Ashanty. Teman duet Anang Hermansyah itu kecewa dengan kelambanan pe­merintah menangani masalah pahlawan devisa itu.


“Kita kan punya duta besar di Arab, ada Menteri Luar Negeri, Menko, dan Menteri HAM, tapi ke­napa mereka tidak tahu ke­pastian hukum pancung, dengan ala­san nggak di kasih tahu. Se­dangkan permasalahan ini ber­kem­bang setahun yang lalu,” tu­tur Ashanty yang mengaku intens mengikuti pemberitaan penga­niayaan TKI.

Pelantun Dulu ini menuding pe­merintah terlalu menganggap enteng masalah TKI. Jika ini di­biarkan, masalah TKI akan sering muncul dan hilang tanpa kepas­tian. Ashanty makin miris mana­kala masalah TKI menimpa war­ga Indonesia yang berkategori wong cilik itu.

“Masalah TKI ini bikin aku se­dih. Aku pengen ada andil mem­bantu para TKI di luar negeri. Ta­pi aku nggak punya uang, nggak bisa gugat dan nggak bisa nge­lakuin apa-apa,” selorohnya.

Lebih serius lagi, Ashanty meng­anggap kasus Ruyati adalah pun­cak kegagalan peme­rintah me­lindungi warga nega­ranya. Se­ba­gai solusi jangka pen­dek, gadis kelahiran 4 No­vember 1984 ini mendukung ke­bijakan peng­hen­tian pengiriman TKI, khu­sus­nya ke Arab Saudi.

“Pemerintah se­baiknya lebih serius memi­kirkan kemiskinan dan memperkuat pere­konomian rakyat. Untuk masya­rakat se­baik­­nya lebih peduli de­ngan se­sama. Sedang­kan untuk para pengusaha yang punya ba­nyak uang, lebih baik investasi di da­lam negeri, buat la­pangan kerja untuk me­nampung ba­nyak orang miskin,” harap Ashanty dengan mimik serius.

Helmalia Putri, Kebijakan Pengiriman Kurang Safe

Hemalia Putri mencoba berempati dengan nasib dan perasaan para TKI yang terus diguncang banyak kasus. Pesinetron yang kini menekuni dunia tarik suara ini menilai tak sebanding jasa TKI sebagai pahlawan devisa negara dengan pengorbanan TKI yang sampai mempertaruhkan nyawa.

“Saya terpukul kalau ngomong TKI. Mereka pergi itu kan juga bantu kas ne­gara. Tapi di sana mereka dipukuli, dise­terika, disiram air panas, diperkosa bah­kan sampai dibunuh. Seharusnya pe­merintah sadar, mereka dikirim tidak untuk seperti itu,” cetus Helmalia.

Dia mengaku sedih dengan pemerin­tah yang bekerja tidak maksimal. Jika me­lihat kelengkapan aturan dan bi­ro­krat, Helmalia yakin pemerintah su­dah punya kekuatan untuk melindungi TKI.

“Ka­yaknya perlu dibuat kebijakan pengiri­man yang lebih safe lagi buat kelang­sungan kerja TKI di luar negeri deh,” tukasnya.

Pemeran di film layar lebar Rein­kar­na­si ini menganggap TKI adalah fenomena so­sial yang kompleks dan besar. Untuk itu, dia minta Indonesia te­gas memprotes ne­gara-negara yang ter­bukti ada kasus penyiksaan sampai pembunuhan TKI. Hu­kum majikan yang melakukan tin­da­kan pidana terhadap TKI dan beri ban­tuan hukum bagi TKI yang mendapat ma­salah di luar negeri.

“Banyak TKI di luar negeri yang di­kerjain mungkin karena ku­rang mawas diri. Pengiriman TKI ke­luar negeri kan ba­nyak secara ilegal dan tan­pa sepenge­tahuan pemerintah,” katanya.

Winda ‘Idol’, Menakertrans Harus Evaluasi

Winda Viska ikutan sedih menge­tahui terus berlanjutnya penganiayaan ter­hadap TKI di luar negeri. Lagi-lagi, peran pemerintah sangat vital untuk melindungi TKI yang serba terbatas kemampuannya.

“Kalau ada TKI dipancung tapi terlambat diketahui, berarti kontrolnya pemerintah kita belum bagus. Ini memprihatinkan karena dalam pena­nganan rutin TKI kita saja masih ba­nyak kekurangan,” ujar Winda.

Jebolan Indonesian Idol I ini me­nekankan bahwa penanganan TKI tidak boleh dianggap remeh. Peme­rintah khususnya Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi katanya harus mengevaluasi diri dan mencari solusi konkret buat TKI di luar negeri.

“Ini (TKI) masalah berat. Pekerjaan yang diharapkan banyak orang karena harapan dapat uang banyak, lang­kanya kesempatan kerja dan seba­gainya,” cetus Winda.

Tak lupa, juri Idola Cilik ini pun meminta pemerintah lebih bijak dalam penanganan TKI. Menurut dia, dis­kriminasi terhadap TKI sudah dimulai sejak keberangkatan di Bandara Soe­karno Hatta Jakarta.

Lantas apa lagi solusinya? Winda minta Pemerintah mempersiapkan bekal lebih cukup lagi kepada TKI. Terutama bekal pendidikan dan penge­tahuan seputar perlindungan hukum.

“Undang-Undang Ketenagakerjaan kita kayaknya masih kurang. Pendi­dikan buat TKI juga kayak ala ka­darnya. Jadi waktu berangkat, TKI seperti angkat senjata yang nggak ada pelurunya. Mereka cuma berpikir atau mimpi punya uang banyak sepulang dari luar negeri. Pemerintah dan kita semua harus peduli sama mereka (TKI),” jelasnya panjang lebar.   [rm]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya