Berita

ilustrasi/ist

Baduy, Antara Hutan yang Harus Dilindungi dan Adat Leluhur yang Mesti Ditaati

MINGGU, 05 JUNI 2011 | 09:49 WIB | LAPORAN:

RMOL. Luas tanah ulayat suku Baduy, sekitar 5000 hektar. Semakin lama, tanah ulayat ini semakin dirasa sempit. Tidak heran, sering terjadi pergesekan antara masyarakat Baduy dan masyarakat sekitar Baduy yang berbatasan dengan tanah ulayat.

Kini, jumlah penduduk asli suku Baduy sekitar 10.000 jiwa, yang tersebar di tiga desa Baduy Dalam dan 17 desa Baduy Luar. Semua warga Baduy ini di bawah kendali empat Kepuunan, semacam pemerintahan adat.

Agama yang mereka anut adalah agama Sunda Wiwitan, yang membagi tiga hubungan kehidupan manusia; manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam, dan manusia dengan sesamanya. Mereka  juga sangat meyakini asal mula Adam dan Hawa berasal dari suku Baduy.


Suku Baduy Dalam masih mempertahankan tradisi adat leluhur. Pola kehidupan sangat diatur ketat, baik dalam tata cara berpakaian, berkomunikasi, bercocok tanam, menggunakan perlengkapan hidup dan aturan lain yang jauh dari kehidupan moderen. Bila ada aturan dilanggar, maka ada sanksi yang harus ditanggung, baik itu denda adat, didiamkan orang sekampung, atau terakhir harus keluar dari kehidupan suku Baduy Dalam dan harus tinggal di sejumlah desa Baduy Luar.

Kelestarian alam sangat dijaga di dalam komunitas kehidupan suku Baduy. Ilalang yang hidup di sekitar padi pun tidak bisa sembarangan dicabut karena bagi mereka semua tumbuhan berhak hidup. Bahkan air pun dianggap hidup sehingga sangat dijaga dan tidak boleh dicemari dengan sabun ataupun detergen lainnya.

Bagi mereka, hutan adalah segalanya yang patut dijaga dan dilestarikan. Bila ada program penghijauan dengan menanam satu jenis pohon, bagi mereka bukanlah menghutankan kembali. Bila ingin menghutankan kembali, maka suatu areal harus ditanami berbagai tumbuhan agar proses ekosistem dapat berlangsung dengan baik. [yan]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Wakil Wali Kota Bandung Erwin Ajukan Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 04:05

Prabowo Diminta Ambil Alih Perpol 10/2025

Kamis, 18 Desember 2025 | 04:00

BNPB Kebut Penanganan Bencana di Pedalaman Aceh

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:32

Tren Mantan Pejabat Digugat Cerai

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:09

KPID DKI Dituntut Kontrol Mental dan Akhlak Penonton Televisi

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:01

Periksa Pohon Rawan Tumbang

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:40

Dua Oknum Polisi Pengeroyok Mata Elang Dipecat, Empat Demosi

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:13

Andi Azwan Cs Diusir dalam Gelar Perkara Khusus Ijazah Jokowi

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:01

Walikota Jakbar Iin Mutmainnah Pernah Jadi SPG

Kamis, 18 Desember 2025 | 01:31

Ini Tanggapan Direktur PT SRM soal 15 WN China Serang Prajurit TNI

Kamis, 18 Desember 2025 | 01:09

Selengkapnya