RMOL. Dadoes Soemarwanto, seorang dari lima anggota Komisi Komisi I DPR yang melakukan kunjungan kerja ke Rusia, mendapat kejutan dari Duta Besar Indonesia untuk Rusia, Hamid Awaluddin.
Pasalnya, ditengah-tengah kunjungan itu Dubes Hamid mempertemukan Dadoes dengan saudaranya yang belum pernah ia temui sebelumnya. Jadilah kunjungan itu jadi ajang reuni keluarga ini.
Demikian diceritakan M. Aji Surya, Counsellor KBRI Moskow dalam rilisnya kepada Rakyat Merdeka Online.
Kejadiannya pada Senin petang kemarin (25/4), saat rombongan anggota Dewan itu berkunjung ke Kantor KBRI Moskow. Pada saat di KBRI, sesaat setelah dipanggil Dubes Hamid, Nyonya Ami Intoyo yang mengenakan baju panjang warna hitam dan syal merah, langsung keluar dari gedung KBRI Moskow dengan jalan yang tartatih menopang tubuhnya yang terlihat ringkih dan tua.
Ia ditemani seorang saudaranya yang juga tidak pernah pulang ke Indonesia. Begitu bertemu, ketiganya berdekapan erat ditengah tepuk tangan meriah para anggota DPR Komisi Satu bersama masyarakat Indonesia di kota Moskow.
"Saya tidak mampu menahan rasa haru dan syukur saya. Akhirnya saya bertemu dengan kakak sepupu yang selama ini hanya ada dalam impian. Terima kasih Pak Dubes, terima kasih staf KBRI yang mengusahakan pertemuan ini," ujar Dadoes, yang juga politisi PDI Perjuangan ini, sambil berlinang airmata.
Dadoes bercerita, selama ini dirinya hanya sering mendengar cerita keluarga kakak Bapaknya, Prof. Dr. Intoyo yang tidak pernah pulang ke Tanah Air sejak kepergiannya ke Uni Soviet pada tahun 1956. Waktu itu, almarhum Intoyo yang menjadi penasehat Presiden ditugaskan oleh Presiden Soekarno untuk mengajar Bahasa Indonesia di Moscow Institute of International Relations. Ia kemudian “tidak bisa†kembali ke Indonesia karena terhalang pertikaian politik bilateral akibat percaturan perang dingin di tingkat global.
"Kami selalu dekat dalam hati saja," imbuhnya.
Memang, sampai kematian menjemput Intoyo pada tahun 1971 atau bahkan hingga sekarang, mereka entah mengapa tidak pernah kembali ke Indonesia. Bisa jadi banyak masalah teknis yang menghambatnya meski saat ini secara politis sudah tidak ada kendala. Karena itu, kini Nyonya Intoyo-lah satu-satunya harapan pertemuan puncak antara Dadoes dan keluarga Intoyo yang telah menjadi warga Rusia tersebut.
Dubes RI Moskow mengatakan, sejak kedatangannya di Moskow 2,5 tahun yang lalu, berusaha keras untuk melakukan pendekatan terhadap para eks mahasiswa ikatan dinas (Eks Mahid) yang semuanya telah menjadi warga Rusia. Upayanya ini terus dilakukan, antara lain, dalam bentuk mempertemuan banyak keluarga yang telah terpisah oleh sekat-sekat politik perang dingin. Sebelum ini, eks Mahid Dr. Soekirno dipertemukan dengan keluarganya di Jakarta.
"Harus diakui, Profesor Intoyo punya jasa bagi Indonesia. Kita harus tetap memberikan penghormatan kepada almarhum dan keluarganya yang saat ini di Rusia dalam berbagai bentuk. Dan saya ikut bahagia bahwa hari ini ada kehangatan reuni keluarga," ujar Hamid Awaludin.
[zul]