Berita

adhie massardi/ist

Adhie M Massardi

Indonesia dalam Ancaman Dua Fundamentalisme

KAMIS, 31 MARET 2011 | 21:36 WIB

RMOL. Indonesia sebagai negara-bangsa berlandaskan Pancasila, yang memberi ruang sangat luas terhadap perbedaan, dengan Konstitusi UUD 1945 yang juga memberikan jaminan terhadap kebhinekaan (pluralisme), sedang mendapat ancaman sangat serius dari dua kekuatan fundamentalisme.

Pertama adalah kekuatan fundamentalisme pasar, yang ingin mengubah negara menjadi pasar bebas dengan memaksakan ideologi neoliberal. Dalam terminologi teror, kelompok fundamentalis pasar ini juga telah sukses menebar bom pasar berupa sejumlah UU (bidang ekonomi, politik dan energi) berbasis ideologi neoliberal, perusahaan-perusahaan multinasional semacam Carrefour, dan barang-barang impor yang pajaknya bahkan ada yang dibikin zero.

Akibatnya, perekonomian domestik yang dilindungi Konstitusi makin tersudut dan kehilangan ruang gerak, sebagian besar bahkan rontok. Tinggal puing-puing pengangguran dan kemiskinan yang berserakan di seluruh wilayah NKRI. Sementara benteng-benteng perekonomian nasional seperti BUMN dan sektor perbankan, sudah lama mereka kuasai karena ada kerjasama (kolusi) dengan orang dalam (pemerintahan) Indonesia sendiri.


Ancaman kedua datang dari kelompok fundamentalisme agama, yang ingin mengubah negara pancasila menjadi negara agama, dan menghendaki semua UU berbasis agama. Dalam menjalankan misinya, kelompok fundamentalis agama tak beda jauh dengan dengan kelompok fundamentalis pasar. Bedanya, bila fundamentalis pasar secara langsung dan tidak langsung didukung pemerintah, fundamentalis agama bergerak tertutup dan di rural area.

Hasilnya, ada sejumlah Perda berbasis agama di berbagai daerah, pengrusakan rumah ibadah penganut agama minoritas di banyak tempat, konflik bernuansa agama dengan kekerasan yang menimbulkan korban jiwa. Tentu saja teror bom, baik berkekuatan besar maupun low explosive, dalam bebagai variannya, tetap menjadi cara yang mereka pakai dan paling menakutkan kita. [arp]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Pesan Ketum Muhammadiyah: Fokus Tangani Bencana, Jangan Politis!

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:13

Amanat Presiden Prabowo di Upacara Hari Bela Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:12

Waspada Banjir Susulan, Pemerintah Lakukan Modifikasi Cuaca di Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:05

Audit Lingkungan Mendesak Usai Bencana di Tiga Provinsi

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:04

IHSG Menguat, Rupiah Dibuka ke Rp16.714 Pagi Ini

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:59

TikTok Akhirnya Menyerah Jual Aset ke Amerika Serikat

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48

KPK Sita Ratusan Juta Rupiah dalam OTT Kepala Kejari HSU

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:28

Bursa Asia Menguat saat Perhatian Investor Tertuju pada BOJ

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:19

OTT Kalsel: Kajari HSU dan Kasi Intel Digiring ke Gedung KPK

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:05

Mentan Amran: Stok Pangan Melimpah, Tak Ada Alasan Harga Melangit!

Jumat, 19 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya