Berita

presiden sby/ist

Rizal Ramli: Mempertahankan Yudhoyono adalah Perbuatan Kolektif yang Tidak Bertanggung Jawab

RABU, 30 MARET 2011 | 14:44 WIB | LAPORAN: TEGUH SANTOSA

RMOL. Berbagai persoalan yang sedang sedang terjadi memperlihatkan betapa bibit disintegrasi telah menyebar luas di Indonesia, dan pada gilirannya akan membawa negara ini menjadi salah satu negara gagal di dunia.

Menurut ekonom senior DR. Rizal Ramli, penyebaran bibit disintegrasi ini terjadi karena praktik demokrasi di Indonesia yang didapatkan rakyat setelah menggulingkan pemerintahan otoriter Soeharto pada 13 tahun lalu pada akhirnya dikuasai oleh kelompok, yang sebetulnya anti-demokrasi, namun mampu menampilkan citra sebagai pendukung demokrasi nomor wahid.

Karena tidak punya karakter genuine inilah maka akhirnya demokrasi yang dipraktikkan di Indonesia pun bukan merupakan demokrasi asli yang bekerja untuk kepentingan rakyat. Melainkan demokrasi tidak-asli yang bekerja untuk kepentingan sekelompok orang yang berkuasa di lapangan politik dan ekonomi. Inilah yang oleh mantan Menteri Keuangan itu disebut sebagai demokrasi kriminal a la Indonesia.

Demokrasi kriminal ini menampilkan demokrasi sebagai sebuah pelaksanaan aturan dan prosedur yang tertib. Sementara di baliknya, berbagai kegiatan yang menggerogoti darah daging bangsa ini terus terjadi.

“Mafia hukum, istilah yang digunakan untuk merujuk kejahatan terorganisasi dalam sistem penegakan hukum di seluruh negeri, misalnya, tetap menjadi sesuatu hal yang tidak dapat diperangi. Ini pun menghambat keinginan Indonesia menjadi masyarakat yang lebih manusiawi dan adil,” ujar Rizal Ramli kepada Rakyat Merdeka Online, Rabu pagi (30/3).

Faktanya mafia hukum adalah jejaring yang begitu berpengaruh yang melibatkan pengacara, polisi, jaksa dan hakim di pengadilan. Hasilnya, hukum mendadak tumpul manakala berhadapan dengan kalangan elit yang memiliki uang melimpah dan kekuasaan yang begitu besar.

Rizal Ramli juga mengatakan, kini semakin banyak kalangan pengamat yang berpendapat, bahwa bangsa ini tidak dapat menerima Yudhoyono dan serangkaian kegagalannya sebagai Presiden. Mempertahankan Yudhoyono, kata Rizal Ramli, sama artinya dengan upaya kolektif untuk melanjutkan pembusukan.

“Dan itu sama sekali tidak bertanggung jawab,” demikian Rizal Ramli. [guh]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya