Hipmi
Hipmi
RMOL.Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) masih khaÂwatir dengan adanya Free Trade AgreeÂment (FTA). Soalnya, FTA daÂpat memberikan ancaman bagi inÂdustri manufaktur dalam negeri.
“FTA bisa jadi ancaman di sektor manufaktur. Selama ini kan sudah banyak persoalan di industri yang turun kapaÂsiÂtasnya. Hal itu karena adanya arus imÂpor,†ujar Ketua Umum Hipmi Erwin Aksa.
Erwin mengingatkan peÂmeÂrintah agar memperhatikan daya saing, peningkatan inÂfrastruktur dan juga efisiensi. “ItuÂlah pokok pikiran yang ingin kami titipkan ke Pak Menko (Hatta Rajasa),†ucapnya.
Menurutnya, masalah keÂpasÂtian hukum dan infrastruktur juga dikeluhkan para pelaku usaha apalagi calon investor yang masih banyak ragu berÂinvestasi di Indonesia.
“Banyak yang bertanya tenÂtang kepastian hukum, banyak aturan yang tidak jelas sehingga meÂnimbulkan praktik KKN (korupsi kolusi dan nepotisme) atau kongÂkalingkong oleh apaÂrat maupun pengusaha sendiri,†beber Erwin.
Untuk itu, Hipmi menggelar Sidang Dewan Pleno II dan Musyawarah Nasional Khusus di Gedung Mahligai Pancasila, Banjarmasin, Kalimantan SeÂlatan. Acara ini mulai berÂlangÂsung sejak kemarin dan berÂakhir Minggu (23/1).
Acara yang bertema “MemÂperkuat Daya Saing Nasional dalam rangka pelaksanaan Free Trade Agreement†itu dihadiri Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, pengusaha Oesman Sapta dan ekonom HenÂdri Saparini.
Ketua Panitia Pelaksana Raja Sapta Oktohari mengatakan, sidang dewan pleno membahas permasalahan terkait pelakÂsaÂnaan, pengembangan dan evaÂluasi program kerja, saling tukar-menukar informasi antara pusat dan daerah.
Sebagai organisasi kader peÂngusaha, kata Oktohari, Hipmi bertekad menumbuhkan kluster pengusaha menengah baru yang bernilai tambah, bersinergi, dan bermartabat.
Kluster tersebut, kata dia, berisi pengusaha-pengusaha muda yang kreatif, inovatif, profesional, fokus, dan meÂmeÂgang nilai-nilai normatif dalam menjalankan usahanya. PeÂngusaha itu lahir dari proses tempaan Hipmi, sehingga menÂjadi pengusaha matang dan tangguh. Pengusaha yang naik kelas, dari pengusaha kecil menjadi menengah. Dari peÂngusaha lokal menjadi nasional.
Untuk itu, Oktohari berharap ke depannya Hipmi bisa memÂbuktikan perannya dan memÂberikan nilai positif untuk keÂmajuan bangsa dan negara.
Wakil Presiden Bodieono yang membuka Sidang Dewan Pleno II dan Munas Khusus HipÂmi meminta para anggotanya berÂsama pemerintah meningÂkatkan kuÂalitas entrepreneur di Indonesia.
“Kualitas dan kuantitas enÂtrepeneur di Indonesia harus ditingkatkan melalui kerja sama yang baik antara peÂmeÂrintah, dunia usaha dan maÂsyarakat. Caranya, mengaÂdakan progÂram-program yang konkrit untuk menstimulus masyarakat agar terÂjun ke dalam dunia enÂtreÂpeÂneurÂship,†jelas Boediono. [RM]
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10
Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08
Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01
Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48
Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40
Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38
Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26
Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21
Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16
Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02