RMOL. Periode 2010 adalah saat dimana situasi politik dan keamanan negara dipenuhi ketidakstabilan. Politik yang gonjang ganjing mengakibatkan fokus pemerintah tidak lagi pada pemulihan kesejahteraan rakyat tapi terbuang percuma untuk ongkos politik yang tinggi.
"2010 bisa disebut hot situation. Suhu memanas di semua aspek dari masalah keamanan, politik semua timbul pada 2010," kata Wakil Ketua Komisi I, Mayjen (Purn) Tubagus Hasanuddin, saat berdialog dengan Rakyat Merdeka Online, Selasa (21/12).
TB Hasanuddin mencontohkan, pada tiga bulan pertama 2010, politik gonjang ganjing oleh skandal Bank Century, secara keseluruhan fokus DPR dan pemerintah melupakan tugas pokoknya di UU. Lalu, muncul lagi konflik lama, sengketa perbatasan Indonesia dengan Malaysia yang memanas di 2010. Kemudian, marak konflik horizontal di daerah akibat sengketa Pilkada. Belum lagi, rentetan kecelakaan transportasi massal sepanjang tahun terutama perkeretapian.
"Semua itu membuat situasi menghangat dan kekecewaan masyarakat terhadap pemerintah menggelinding karena apa, karena pemerintah tidak pernah mau menyelesaikan persoalan sampai ke akar masalah," jelas mantan Sekretaris Militer Presiden ini.
"Intinya ada semacam kegamangan dari pimpinan nasional yang notabene Presiden SBY, tidak secara
all out memperhatikan masalah-masalah ini secara tuntas dan kalau ini dibiarkan akan jadi masalah besar di tahun 2011," tegasnya.
Kegamangan pimpinan nasional itu, jelasnya, salah satunya akibat komitmen koalisi pendukung pemerintah tidak selalu mencapai titik temu karena mengedepankan kepentingan politik masing-masing kubu.
"Terjadi benturan-benturan internal koalisi, bahkan lebih keras dari benturan dengan oposisi. Ini akan ciptakan instabilitas di lingkungan pemerintah sendiri. Kalau sebagai government berbeda pendapat dengan koalisi, itu menimbulkan kebingungan masyarakat," paparnya.
[ald]