RMOL.Setelah itu, Favilla mengirim berita ke Madrid, markas besar UNWTO, tentang kondisi YogyaÂkarta pasca meletusnya Gunung Merapi. Dalam press release ke seluruh dunia bahwa Yogya dan sekitarnya sudah bisa dikunjungi pariwisata.
“Marcio Favilla sengaja saya undang untuk melihat langsung kondisi sejumlah lokasi pariwiÂsata di Yogyakarta. Lalu hasilnya sudah diumumkan ke seluruh dunia bahwa Yogyakarta sudah bisa dikunjungi,’’ ujar Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik, kepada Rakyat Merdeka, di Yogyakarta, kemarin.
Jero Wacik berada di YogyaÂkarta, selain menutup acara InterÂnational Conference tentang Local Wisdom Inspiring Global SoluÂtions, di UGM, juga meÂngunÂÂjungi Candi Borobudur, Prambanan, dan obyek wisata lainnya di YogyaÂkarta.
Berikut kutipan selengkapnya:
Imbas meletusnya Gunung Merapi dan politik memanas di Yogya apakah mempengaruhi kearifan lokal di sana?
Kita mempunyai banyak lokal wisdom. Seperti pelaksanaan Wisdom 2010 yang dilaksanakan Rektor UGM. Nenek moyang kita mengatakan, biasanya kalau kita mau laksanakan hajatan beÂsar pasti ada hambatan. Itu adalah ujian dari Tuhan untuk menguji keteguhan kita. Jadi tidak boleh menyerah. Apalagi kearifan lokal kita itu menunjukkan bahwa kita teguh dan kuat niatnya.
Selain itu, kearifan lokal kita juga menunjukkan bahwa kita rajin memberikan penghargaan pada orang-orang berjasa. Lokal wisdom seperti itu yang harus sering kita lakukan, sekalipun kecil, kita memberi apresiasi. Kalau ada yang suka mengecam, menurut saya itu produk impor, bukan produk kita. Kritik sana-sini itu bukan lokal wisdom. Jadi politik di Indonesia tidak memeÂcah, tapi saling menguatkan. Jadi mari kita jadikan seni budaya sebagai budaya pemersatu.
Apakah RUUK DIY yang mengatur Pilkada langÂsung di sana ikut membuat panas Yogya?
Di saku Pak SBY itu selalu ada buku UUD 1945. Ini bentuk koÂmitmen beliau terhadap UUD 1945, termasuk menjaga KeistiÂmeÂÂwaan Yogyakarta. Jadi, RUUK DIY itu demi membuat agar keistimewaan Yogya lebih baik untuk 50-100 tahun mendatang.
O ya, apa terobosan yang teÂlah dilakukan untuk memanÂcing wisatawan ke Yogya?
Turisnya sedang welcome. Kemarin saya didampingi Marcio Favilla, yang sengaja saya undang untuk menjelaskan pada seluruh tanah air dan dunia bahwa Candi Borobudur, PramÂbaÂnan dan obyek wisata lain di Yogyakarta dan sekitarnya seÂkarang mulai terbuka untuk umum. Jadi semua turis, masyaÂrakat Indonesia yang mau ke sana sudah boleh. Itu yang diharapkan sekarang. Jadi datang ke sana untuk melihat bekas-bekas bencana.
Semuanya sudah mulai mengÂgeÂliat, mulai dari restorannya, hotelnya. Jadi ekonomi pariwisata sudah mulai bergerak.
Siapa lagi tokoh dunia yang mengkampanyekan bahwa YogÂÂÂyaÂkarta sudah aman untuk diÂkunjungi?
Saya sudah berdiskusi dengan Direktur Regional Asia Pasifik UNESCO, Hubert Gijzen yang menyaÂtaÂkan ada beberapa negara, peÂrusahaan yang berinisiatif untuk membantu pembersihan dan merapikan Candi Borobudur. Jadi nanti menjelang akhir Desember, kita adakan perteÂmuan dengan negara-negara dan perusahaan-perusahaan yang ingin membantu pemeliharaan Borobudur dan Prambanan.
Kemenbudpar sengaja mengaÂjak UNESCO dan UNWTO. Ini naÂmaÂnya dunia kita ajak ke Yogya. Jadi kita tunjukkan bahwa Candi Borobudur aman, YogyaÂnya aman.
Bagaimana caranya agar wiÂsata di Yogya bisa cepat pulih?
Di Yogya saya punya program yakni mengadakan konferensi internasional dan nasional. GamÂpang kok memulihkannya. Saya yakin itu karena saat gempa 2006 di Yogyakarta berdampak lebih besar bisa kita atasi. Padahal, jalan-jalan rusak, bandara rusak, banyak hotel rusak, candi-candi juga rusak. Itu saja bisa kita atasi. Jadi, ini pasti bisa.
Sebab, fasilitas pariwisata tak ada yang rusak, cuma berdebu, tak ada yang roboh sehingga reÂcoverynya cepat. Saya sudah bicara dengan Kementerian PerÂhubungan untuk tanyakan kapan airport dibuka, dia katakan 8 Desember sudah dibuka, makaÂnya hari ini saya umumkan pada seluruh dunia, Yogyakarta sudah dibuka. Daerah wisata non lereng gunung sudah bisa dikunjungi. Apalagi 2011 nanti kita akan jadi tuan rumah pertemuan UNESCO di Bali. Sebelumnya saya menaÂwarkan Yogya, tapi dipilih Bali.
Bagaimana kondisi obyek wiÂsata di sekitar Gunung Merapi?
Sekarang sedang didata apa dan seberapa rusaknya, baru kita kerjakan untuk diperbaiki lagi. [RM]