Berita

WIKILEAKS

Kontra Intelijen Lemah, Pemerintah Harus Konsolidasi!

KAMIS, 02 DESEMBER 2010 | 10:38 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Sidiq, mengatakan, kebocoran dokumen rahasia satu negara adalah kasus besar. Ia juga heran, mengapa dokumen rahasia militer dan  Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat bisa diungkap situs WikiLeaks ke warga dunia.

Menurutnya, fenomena itu menjadi peringatan bagi pemerintahan Indonesia dan khususnya Badan Intelijen Negara. Persoalan pengamanan rahasia negara bukan saja harus didukung oleh sistem dan infrastruktur yang canggih, tapi juga sesuatu yang terus dinamis. Komisi I pun akan mengundang BIN beberapa hari ke depan untuk berkonsultasi sebagai langkah antisipasi.

Pengamat intelijen Dynno Cressbon, kemarin mengungkapkan, situs kontroversial itu akan mencicil ribuan dokumen rahasia terkait kerjasama operasi intelijen AS dan militer Indonesia di beberapa daerah konflik seperti Aceh, Papua, dan Maluku.


"Kita harus segera konsolidasi," ujar Dynno kepada Rakyat Merdeka Online.

Diduganya, dokumen yang dipublikasikan WikiLeaks memang mendekati kebenaran, terbukti dari respons pejabat kementerian luar negeri AS.

"Selama ini kan yang membantah isi dari dokumen tersebut dari pemimpin negara Timur Tengah saja. Dokumen itu, saya kira, bisa dipercaya karena data-data itu menentang operasi-operasi AS bukan data yang mendukung operasi," jelasnya.

"Langkah konsolidasi harus segera dilakukan kalangan intelijen, DPR dan pemerintah agar tidak ada kerusakan citra pemerintah," tegasnya lagi.

Meskipun diakuinya akan sulit mencegah kebocoran dokumen intelijen selama aparat intelijen menggunakan saluran teknologi informasi yang bisa ditembus hacker (peretas).

"Kemampuan kontra intelijen kita belum setara, untuk situs porno saja tidak mampu menangkal, apalagi yang begini-begini," ungkapnya.

Dynno mengatakan, intelijen pada zaman Orde Baru menyimpan dokumen-dokumen rahasia yang dicatat menggunakan mesin ketik.

"Lalu seiring perkembangan teknologi dengan pendekatan IT kita kesulitan untuk menangkal ini. Untuk alutsista TNI saja tak mampu meng-upgrade apalagi teknologi kontra intelijen," pungkasnya.[ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya