RMOL. Bagi sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Asvi Warman Adam, ada yang luput dari buku Pak Beye dan Kerabatnya karya wartawan Kompas yang diluncurkan hari ini di Jakarta (Jumat, 26/11).
Menurutnya, mestinya buku itu membedah tiga lingkaran kerabat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kerabat pertama adalah istrinya, anaknya dan mertuanya, Ajeng. Kata Asvi, sosok Ajeng ini penting untuk diungkap. Karena Ajeng ikut menentukan karir SBY.
Asvi mencontohkan, pada tahun 2001 saat SBY minta izin untuk menjadi Ketua Partai Demokrat. Padahal sebelumnya, SBY telah mempercayakan ketua Demokrat kepada Jimly Ashiddiqie.
"Bisa jadi, tahun 2014 mendatang, jika Bu Ajeng ini merestui Ani dan Ibas calon Presiden, dan itu pasti terjadi," katanya menarik kesimpulan.
Lingkaran kedua yang juga harus dibedah adalah kedekatannya dengan Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi. Karena Sudi merupakan sosok yang paling dekat dengan SBY setelah kedekatan dengan istri dan anaknya. "Karena Pak Sudi, kalau ketemu Pak Beye (sebutan untuk Presiden SBY dalam buku itu), saja cium tangan," ujar Asvi.
Sedangkan lingkaran ketiga yang dekat dengan SBY adalah staf khususnya. Menurut Asvi, kerja Staf Khusus ini sangat luar biasa dalam membantu kinerja SBY. "Sampai-sampai staf khusus bencana alam ikut mengatasi bencana Century," ungkapnya.
Dalam buku
Pak Beye dan Kerabatnya ini, Wisnu Nugroho, memang tidak memuat ketiga hal yang diungkap Asvi itu. Dalam buku ini memuat tentang hubungan SBY dengan pengusaha, menteri, dan sesama masyarakat biasa. Beberapa sub judul dalam buku itu antara lain, "Hubungan Pak Beye dengan pengusaha Pak TW dan Duda Mbak Tamara," dan "Pak Beye selamatkan BUMI."
[zul]