Berita

Awas, Obama Bawa Bencana Baru

SABTU, 06 NOVEMBER 2010 | 09:28 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Kedatangan Presiden Amerika Serikat Obama yang direncanakan pekan depan, disinyalir akan membawa bencana baru bagi negeri ini. Bencana yang dimaksud adalah agenda-agenda berbahaya yang menyertai kedatangan Obama di awal November ini.

Seperti diketahui, Obama dijadwalkan menandatangani Perjanjian Kemitraan Komprehensif AS-Indonesia. Gerakan Mahasiswa Pembebasan, dalam pernyataan kepada Rakyat Merdeka Online, menduga perjanjian kemitraan komprehensif bukanlah perjanjian kemitraan sejajar, tetapi perjanjian yang bersifat imperialistik, pendiktean kepentingan penguasa negara adidaya imperialis kepada antek kaki tangan penjajah yang sedang berkuasa di negeri ini.

Bahkan, perjanjian kemitraan komprehensif AS-Indonesia ini dapat disetarakan dengan Letter of Intent (LoI) yang ditanda tangani Soeharto dan IMF pada tahun 1998, perjanjian yang dibuat untuk melegalkan penjajahan gaya baru (imperialisme) oleh AS pada negeri mayoritas muslim ini.


Gema Pembebasan juga menduga kuat Obama akan menekan Presiden SBY mengembalikan penguasaan blok Natuna D-Alpha yang kaya akan gas dan minyak kepada ExxonMobil, sesuai dengan kesepakatan sebelum 1995 yang memberikan 100 persen bagi hasil untuk ExxonMobil dan 0 persen untuk pemerintah Indonesia. Padahal, sejak tahun 2008, pemerintah telah memindahkan hak pengelolaan Natuna dari ExxonMobil ke Pertamina.

Kedatangan Obama juga untuk memastikan proses demokratisasi, pluralisme dan kapitalisme di negeri ini masih dijalankan sesuai dengan arahan AS. Di sisi lain, Obama yang direncanakan akan berpidato secara terbuka di sini nampaknya ingin memulihkan citranya di dunia Islam. Pidatonya nanti dijadikan simbol penerimaan dunia Islam atas politik luar negerinya yang memerangi dan membunuh jutaan muslim di Irak, Afganistan dan negeri muslim lainnya.

Obama hanya akan menjadikan Indonesia sebagai keledai tunggangan? Kalau benar begitu, Gema Pembebasan menolak tegas kedatangan Obama, karena kedatangannya akan menambah bencana di negeri ini.

Mahasiswa juga menyerukan pada pemerintah Indonesia untuk membatalkan perjanjian Kemitraan Komprehensif AS-Indonesia yang menempatkan Indonesia sebagai negara teritorial tanpa kedaulatan  di hadapan kekuatan Amerika dengan ide Tata Kelola Pemerintahan Global.[ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya