Berita

KOLONEL KRITIK SBY

SBY: Tidak Ada Ruang Anggota Aktif TNI untuk Mengritik Atasan

RABU, 08 SEPTEMBER 2010 | 20:28 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menanggapi perkara Kolonel (Pnb) Adjie Suradji yang mengutarakan kritik pedas terhadap dirinya melalui opini di Harian Kompas edisi Senin (6/9).

Saat memberikan pernyataan usai acara buka puasa bersama pimpinan media massa nasional di Istana Negara, Jakarta, SBY mengungkapkan bahwa kasus Kolonel Adjie Suradji pertama kali didengarnya saat melakukan kunjungan ke Kabupaten Karo, Sumatera Utara, meninjau pengungsi bencana Gunung Sinabung.

"Saya dapatkan banyak sekali laporan, saya sedang berada di Kabupaten Karo, di tempat pengungsian Kabanjahe dan sekitarnya. Saya dapat laporan resmi dari Panglima dan KASAU hari ini," ujar SBY di hadapan para pimpinan media massa, Rabu malam (8/9).


SBY mengetahui dari laporan yang diterimanya bahwa Kolonel Adjie adalah perwira TNI yang sebelumnya sudah bermasalah dengan hukum dan displin.

"Sebenarnya KASAU, Panglima dan Menteri Pertahanan yang lebih tepat menyampaikan soal Kolonel yang kebetulan memiliki masalah hukum. Silakan itu bukan domain saya untuk jelaskan soal hukum dan disiplin itu," tegasnya.

Yang ingin disampaikannya, lanjut SBY, adalah sesuatu yang lebih fundamental bagi demokrasi. Berlaku di negara manapun di dunia ini.

"Bagi perwira aktif, tak ada ruang untuk kritik atasannya. Siapapun atasannya, baik di lembaga maupun di tingkat nasional, karena itu bertentangan dengan sumpah prajurit dan UU TNI, secara gemblang disebutkan dalam kode etik perwira," tegas SBY.

SBY mencontohkan, kasus panglima perang AS di Afghanistan, Jenderal Stanley McChrystal yang beberapa waktu lalu dipecat Presiden Brarack Obama.

"Dia padahal mengeluarkan soft statement pada pemimpinnya, maka seorang presiden harus melakukan tindakan tegas," terangnya. 

SBY juga mengingatkan, bahwa dirinya adalah salah seorang pelaku sejarah reformasi di tubuh TNI yang melahirkan supremasi sipil yang mengontrol militer.

"Yang dimaksud adalah pemimpin dipilih rakyat secara demokratis dan militer tunduk pada pimpinannya," tegas SBY.[ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya