Berita

PERAMPOK BERSENJATA API

Jenderal BHD di Bawah Ancaman Kegagalan

KAMIS, 26 AGUSTUS 2010 | 10:04 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Dugaan bahwa deretan kejadian perampokan bersenjata di beberapa daerah memiliki keterkaitan dengan motif politik dinilai terlalu terburu-buru.

Anggota Komisi I dari Fraksi Partai Demokrat, Ramadhan Pohan, mengajak masyarakat tetap tenang menunggu hasil penyelidikan Polri soal kasus-kasus perampokan bersenjata yang terjadi sporadis beberapa waktu terakhir.

"Segala sesuatu yang meresahkan masyarakat, polisi harus bertindak cepat. Tuntaskan penyelidikan, bongkar motifnya. kita lihat hasilnya apa. Apa mau menjelang lebaran saja, politik, kriminal biasa atau yang lain," ujar Ramadhan kepada Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Kamis, 26/8).


Ramadhan meminta segala analisa menyangkut maraknya aksi "koboi-koboi" itu ditahan dulu dan tidak diumbar ke publik.

"Tak usah terburu-buru men-judge bahwa ada politik. Ada kelompok tertentu. Separatis, teroris atau apapun yang ingin mendirikan negara agama tertentu. Itu belakangan. Tidak usah kita recoki. Tidak usah kita bumbui dengan analisis atau asumsi," terangnya.

Yang jelas, Ramadhan Pohan meminta kepolisian bertindak cepat mengatasi ketertiban keamanan dan menenangkan kepanikan masyarakat dengan menangkap para pelaku perampokan bersenjata secepat mungkin.

Apalagi, belakangan ini polisi semakin buruk citranya di mata publik. Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri, menurutnya, harus cepat memberi instruksi kepada anak buahnya untuk segera bekerja lebih keras.

"Polisi dalam sorotan rekening gendut dan sekarang ini masalah pelayanan masyarakat. Kalau polisi tak bisa ciptakan ketentraman masyarakat berarti polisi gagal dan kegagalan BHD (Kapolri) juga. Jajaran kepolisian harus lihat ini sebagai etalase kinerja mereka. Kita harus paksa polisi menangkap mereka (para perampok)," tegasnya.

Seperti diketahui, Kapolri Jenderal BHD akan mengakhiri amsa tugasnya pada Oktober mendatang dan banyak pihak mengatakan kasus-kasus perampokan bersenjata ini adalah ujian bagi sukses atau tidaknya BHD memimpin Polri, setelah institusinya dihantam dengan berbagai kasus-kasus korupsi dan mafia hukum.[ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya