Berita

Negara Gagal Awasi Peredaran Senjata Api

JUMAT, 20 AGUSTUS 2010 | 12:08 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Negara dianggap telah gagal mengawasi peredaran senjata bekas konflik di berbagai daerah yang telah usai sekitar 10 tahun lalu.

Hal itulah yang menjadi salah satu sumber masalah maraknya perampokan dengan menggunakan senjata api laras panjang di berbagai daerah akhir-akhir ini.

"Senjata rampasan banyak belum kembali. Senjata bekas GAM belum terambil semua. Sumbernya penyelundupan juga. Semua tak terdekteksi oleh aparat di republik ini," ujar Wakil Ketua Komisi I, Tubagus Hasanuddin, saat dihubungi Rakyat Merdeka Online, Jumat (20/8).


Dalam peraturan peredaran senjata api yang berlaku saat ini, tuturnya, ada pengetatan soal peredaran senjata api, baik laras pendek maupun laras panjang. Memang, ada beberapa kategori warga negara sipil yang diizinkan memiliki senjata api dengan syarat khusus, di antaranya para bankir, hakim atau jaksa.

"Tapi itu pun kaliber senjatanya kaliber pendek dan di negara maju pun izin itu biasa," terang purnawirawan berpangkat Mayjen ini.

Nah, dalam persoalan penggunaan senjata api laras panjang seperti M-16 dan AK-47 oleh komplotan perampok, seperti yang terjadi di Medan, Sumatera Utara, dua hari lalu, ia mengakui ada yang salah dalam pengawasan peredaran senjata yang dilakukan negara.

"Hampir sepuluh tahun tidak terdeteksi. Itu lemahnya pengawasan senjata yang berkeliaran. Negara harus awasi. Siapa negara itu ya sesuai wilayah kerja masing-masing misalnya imigrasi, TNI, Polisi dan pihak pelabuhan," tandasnya.[ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya