Untuk bergerak ke arah perbaikan tersebut, setidaknya ada empat potensi besar yang dimiliki Indonesia. Keempatnya adalah pertumbuhan ekonomi digital sebagai cabang ekonomi baru, hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam (SDA), pengembangan industri kreatif, dan penguatan ekonomi syariah.
Demikian antara lain disampaikan Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Erick Thohir ketika berbicara dalam Rapat Badan Pengurus Harian MES di Menara Muamalat, Jumat malam (23/9). Rapat BPH MES dihadiri Sekjen Iggi Haruman Achsien, Bendahara Umum Hery Gunardi, para Ketua, Sekretaris dan Bendahara, serta para Ketua Komite.
Rapat digelar untuk mengevaluasi pelaksanaan program kerja organisasi yang telah dilakukan dan membahas secara umum rencana pelaksanaan program kerja berikutnya.
Mengawali sambutannya, Menteri Negara BUMN yang memimpin MES sejak terpilih dalam Musyawarah Nasional pada Januari 2021 lalu mengajak semua pihak untuk tidak mudah terjebak masa lalu, melainkan menatap ke masa depan yang lebih menjanjikan. Karena itu, dia berharap Rapat Badan Pengurus Harian dan rapat-rapat kerja yang dilakukan setiap bidang dan komite dapat menghasilkan
blue print bagi organisasi setidaknya untuk sepuluh tahun.
“Saya katakan kepada Sekjen (Iggi H. Achsien) bahwa kepengurusan kita akan berakhir tahun depan. Tapi jangan ganti kepengurusan, ganti juga
road map-nya. Kita harus punya
blue print setidaknya untuk sepuluh tahun,†ujarnya sambil menambahkan agar kepengurusan berikutnya memiliki komitmen untuk tetap mengawal dan mengimplementasikan
blue print itu.
“Kadang-kadang kita terjebak pada pikiran untuk mendapakan kemenangan dalam waktu singkat (
quick win). Padalah, pembangunan ekonomi memerlukan
sustainability atau keberlangsungan seperti marathon,†sambungnya.
Erick Thohir mengatakan, tadinya hasil
recovery ekonomi yang terdampak oleh pandemi Covid-19 baru mulai dapat dilihat pada tahun 2023. Namun dinamika geopolitik yang terjadi berupa perang terbuka antara Rusia dan Ukraina telah mengganggu
supply chain global dan pada gilirannya juga mempengaruhi
recovery ekonomi sehingga hasilnya baru dapat dilihat setidaknya antara 2025 sampai 2027.
“Dalam dua hari terakhir keadaannya menjadi semakin menyeramkan. Rusia dan sekutunya mengkonsolidasi kekuatan. Negara-negara Barat pun demikian, menginginkan agar negara-negara di kawasan ini menjadi bagian dari NATO,†masih kata Erick Thohir.
“Dinamika geopolitik akan mengubah pasar ekspor dan impor global. Namun situasi ini akan membawa dampak pada penguatan hubungan
South-South. Di situ ada peluang kita,†demikian Erick Thohir.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: