Pengamat politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga mengatakan, komentar Eko Kuntadhi sudah mengarah pada penghinaan. Apalagi, objek dari komentarnya itu adalah pendakwah dari pesantren.
"Komentar Eko Kuntadhi atas video Ning Imaz memang sangat vulgar yang bernada penghinaan sehingga layak dikecam,†kata Jamiluddin Ritonga kepada wartawan, Jumat (16/9).
Jamiluddin menambahkan, dengan adanya komentar tidak sopan Eko Kuntadhi, menambah daftar panjang perilaku pada buzzer yang tidak sepatutnya dilakukan.
"Sebagian buzzer dengan seenaknya melontarkan narasi yang tidak mengindahkan etika,†uajrnya.
Menurutnya, pernyataan kasar dan tidak sopan Eko Kuntadhi tersebut mencerminkan bahwa buzzer media sosial kerap menyerang pribadi seseorang tanpa memahami satu konteks atau substansi.
"Kata kasar dan menyudutkan pribadi seseorang sudah menjadi bagian dari konten yang mereka
share di media sosial. Mereka tidak membahas substansinya, tapi justru menyerang pribadi seseorang dengan kata-kata yang tak layak di konsumsi di ranah publik,†terangnya.
Oleh karena itu, Jamiluddin meminta agar kasus Eko Kuntadhi dapat dijadikan pintu masuk untuk menertibkan para buzzer agar lebih mengindahkan etika komunikasi di ranah publik.
“Mereka ini justru menyalahgunakan demokrasi untuk memaki dan menghina orang lain. Celakanya itu mereka lakukan bukan untuk dirinya, tapi lebih kerap untuk kepentingan orang tertentu,†pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: