Salah satu contoh pahit dari kasus ini adalah nasib Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD yang kandas di menit-menit akhir pengusungan cawapres.
Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam menegaskan, jika tidak ada tiket parpol, maka susah untuk mendapatkan rekomendasi sebagai capres atau cawapres. Begitu juga nasib Mahfud MD yang dulu tidak memiliki partai politik.
“Dia bisa kandas di menit-menit terakhir. Saya kira apa yang sudah pernah terjadi kepada Mahfud MD juga bisa sama bisa terjadi kepada siapapun, termasuk kepada Sandi, Ganjar, bahkan Anies Baswedan," ujar Saiful kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (4/9).
Pada akhirnya, kata akademisi Universitas Sahid Jakarta ini, demokrasi Indonesia memang ditentukan oleh parpol. Sebab, siapapun yang tidak punya kendaraan parpol, maka akan sulit untuk dapat berkompetisi, apalagi pada tingkatan pilpres.
"Kalau misalnya memaksakan untuk maju, maka saya kira sangat kecil kemungkinan untuk mendapatkan tiket capres. Kita lihat contoh misalnya Jokowi yang pada akhirnya memilih PDIP sebagai rumah politiknya, meskipun pada akhirnya Jokowi seperti lebih memilih menjaga jarak dengan PDIP," pungkas Saiful.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: