Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Intel AS Sebut Putin Sakit Kanker dan Upaya Pembunuhan untuk Mengakhiri Kekuasaannya

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 03 Juni 2022, 06:24 WIB
Intel AS Sebut Putin Sakit Kanker dan Upaya Pembunuhan untuk Mengakhiri Kekuasaannya
Presiden Vladimir Putin/Net
rmol news logo Kesehatan Vladimir Putin menjadi topik pembicaraan intens di lingkaran Pemerintahan Presiden AS Joe Biden, terutama setelah komunitas intelijen menghasilkan laporan berupa penilaian komprehensif keempat pada akhir Mei lalu.

Tiga pemimpin intelijen AS yang telah membaca laporan tersebut mengatakan, penilaian komprehensif mengungkapkan Putin menjalani perawatan pada bulan April untuk kanker stadium lanjut yang dideritanya.

Dokumen juga mengkonfirmasi bahwa ada upaya pembunuhan terhadap kehidupan Putin pada bulan Maret, kata para pejabat.

Para pejabat tinggi, yang mewakili tiga badan intelijen yang terpisah, menduga bahwa Putin semakin paranoid tentang kekuasaannya, status yang membuat langkahnya terkait Ukraina sulit diprediksi.

“Putin benar-benar sakit,” seorang pejabat dari kantor Direktur Intelijen Nasional, menambahkan bahwa ia tidak bisa berspekulasi mengenai berapa lama lagi Putin akan bertahan.

"Cengkeraman Putin kuat tetapi tidak lagi mutlak," kata salah satu perwira intelijen senior yang memiliki akses langsung ke laporan tersebut, seperti dikutip dari Newsweek, Kamis (2/6).

"Kisruh di dalam Kremlin menjadi lebih intens selama pemerintahannya, semua orang merasakan bahwa akhir kekuasaannya sudah dekat," katanya.

Ketiga pejabat itu; satu dari kantor Direktur Intelijen Nasional, satu pensiunan perwira senior Angkatan Udara, dan satu lagi dari Badan Intelijen Pertahanan, mengatakan Putin terus-menerus ditemani di sekitar Kremlin oleh tim dokter. Isolasi itu membuat intelijen AS sulit untuk menilai secara tepat status kesehatan Putin.

"Yang kami tahu ada gunung es di luar sana, meskipun tertutup kabut," kata salah satu pemimpin Direktur Intelijen Negara, yang berbicara dengan Newsweek melalui email dan meminta tidak menyebut namanya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA