Selamat Idul Fitri
Selamat Idul Fitri Mobile
Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jangan Andalkan Tiket Dari PDIP, Ganjar Disarankan Cari Partai Lain Untuk Maju Pada Pilpres 2024

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Senin, 31 Mei 2021, 12:43 WIB
Jangan Andalkan Tiket Dari PDIP, Ganjar Disarankan Cari Partai Lain Untuk Maju Pada Pilpres 2024
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, disarankan mencari perahu lain untuk maju di Pilpres 2024/Net
rmol news logo Peluang Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, maju di Pilpres 2024 bakal suram jika hanya mengandalkan tiket dari PDI Perjuangan. Pasalnya Ketua Umum Megawati Soekarnoputri pasti mendahulukan karier anak kandung ketimbang kader partai.

Demikian disampaikan pengamat politik Lingkar Wajah Kemanusiaan (LAWAN Institute), Muhammad Mualimin, dalam keterangan tertulisnya kepada Kantor Berita RMOLJabar, Senin (31/5).

"Sepopuler apapun Ganjar di mata publik, Megawati sebagai ibu kandung pasti ngotot agar Puan Maharani yang jadi Capres 2024. Kalau Megawati sudah berkehendak, mana berani kader membantah. Masa depan Ganjar di PDIP suram, lebih baik cari partai lain untuk nyapres," kata Mualimin.

Dengan populernya nama Ganjar Pranowo sebagai calon presiden 2024 yang diinginkan publik, mestinya Megawati bersikap demokratis dan tidak memaksa menyodorkan Puan Maharani ke rakyat pada perhelatan Pilpres 2024.

"Dari kecenderungan kehendak publik yang tampak, Megawati harusnya secara dewasa menyiapkan Ganjar Pranowo untuk nyapres ketimbang Puan Maharani yang kurang disambut. Jangan sampai pembeli ingin makan nasi goreng malah disodori bakso. Ciri pemimpin demokratis ikhlas menerima tuntutan banyak orang," jelasnya.

Mualimin pun mengkritisi hegemoni Megawati di PDIP yang bertahan lebih dari 2 dekade. Padahal, sebagai ketua umum yang nama partainya ada embel-embel ‘Demokrasi’, Megawati seharusnya berbesar hati untuk rela turun dari singgasana dan memberi kesempatan kader yang kompeten menggantikan tampuk kepemimpinan.

"Megawati ini aneh. Partai ada nama ‘Demokrasi-nya’, tapi kepemimpinan PDIP tak pernah berganti sejak 22 tahun silam. Sistem Ratu Abadi seperti ini membikin kader terbaik jadi tersingkir dan regenerasi mampet," tuturnya.

"Siapapun yang berani mengkritik Megawati terbuang dan mati karier. Contohnya Maruarar Sirait dan Rustriningsih," pungkas Mualimin. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA